Bab 5 | - Reuni x Saudari -
“Namaku Shigure Sato dan aku baru saja pindah ke sekolah ini dari SMA Shueikan di Fukuoka. Aku memulai lebih lambat dari kalian, tapi aku akan senang jika kalian mengizinkanku bergabung bersama kalian. Aku berharap dapat bekerja sama dengan kalian."
Pada saat kelas pagi.
Shigure berdiri di depan kelas dan menyapa semua orang.
Ngomong-ngomong, Shigure mengenakan seragam Shueikan dengan hanya emblem sekolah yang diubah menjadi Seiun.
Aku tidak tahu ini sebelumnya dan membeli seragam sekolah standar. Tapi sepertinya sekolah swasta seperti Seiun tidak memiliki aturan berpakaian yang ketat. Jadi asalkan seragam itu memenuhi standar tertentu seperti warna, panjang, emblem sekolah, dll. Kau bebas berpakaian asalkan sesuai standar itu.
Shigure menghemat uangnya dengan memodifikasi seragam lamanya untuk memenuhi standar ini.
Kalau dipikir-pikir, kemarin dia bilang kalau mereka menggunakan pemanas seimbang di rumahnya sebelumnya. Hanya ada dua anggota di rumah lamanya, ibu dan anak perempuan. Kurasa kondisi keuangan mereka tidak terlalu bagus.
Mungkin itu sebabnya dia ahli dalam pekerjaan rumah.
Setelah menyapa, guru menyuruhnya duduk di sebelahku.
Tidak ada penyebutan 'saudara tiri' pada saat itu.
Namun pengaturan kursi didasarkan pada urutan absen.
Aku yakin Shigure telah membicarakan itu dengan guru sebelumnya.
“Sato-san, kau dulu sekolah di Shueikan! Luar biasa!”
“Aku terkejut kau ingin bergabung dengan Seiun. Seiun juga merupakan nama yang cukup baik di area ini, tapi kualitas brand-nya sangat berbeda dengan kelas nasional.”
“Aku pasti akan tinggal di Shueikan, bahkan jika aku harus hidup sendiri.”
Itu terjadi tepat setelah kelas periode pertama.
Shigure segera dikelilingi oleh teman-teman sekelasnya, yang menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya.
Namun, tidak ada yang menyebutkan hubungan antara aku dan Shigure.
Yah, Sato adalah nama keluarga yang umum, jadi tidak ada cara untuk mengetahuinya.
Hal pertama yang dibincangkan adalah kisah sekolah lama Shigure.
SMA Shueikan.
Bahkan aku, yang merupakan penduduk Prefektur Kanagawa, tahu tentang sekolah bergengsi di Kyushu ini.
Itu adalah sekolah elit nasional yang jauh lebih baik daripada Seiun, yang merupakan sekolah yang cukup populer di Kanagawa.
Banyak siswa/i yang sadar akan latar belakang pendidikannya, jadi wajar saja jika mereka bertanya-tanya seperti apa sekolah terkenal di Jepang itu.
Tapi ketika itu sampai pada jeda setelah jam pelajaran ketiga, topik perbincangan bergeser dari sekolah sebelumnya ke sekolah mereka sendiri.
Sementara itu, seorang gadis pun berkata:
"Aku merasa seperti pernah melihat Shigure-chan sebelumnya."
"Ya, aku juga. Dimana ya?”
"Menurutku ada seorang gadis di klub drama yang mirip dengannya, kan?"
"Oh ya! Itu benar! Dia memainkan peran kecil dalam festival sekolah tahun lalu, seorang gadis yang terlalu aktif tapi imut! Pantas saja aku merasakan déjà vu.”
Ugh, ini buruk.
Topik itu segera mengarah ke Haruka, yang merupakan kembaran nyata dari Shigure.
Ketika Shigure mendengar ini, dia tersenyum dengan ekspresi penasaran di wajahnya.
“......H~e, itu menarik, aku ingin bertemu dengannya. Apa kalian tahu dimana kelasnya?”
“Ah, aku tidak tahu. Apa ada yang tahu?"
“Tidak banyak orang yang mengikuti kegiatan klub.”
“Dan karena kelas reguler ada di gedung baru, kau tidak bisa banyak berhubungan dengan mereka kecuali kau sudah mengenal mereka sejak SMP. Tapi jika kau melihatnya dengan jeli, itu tidak terlalu mirip tapi sedikit......”
Aku mendengarkan percakapan mereka dengan perasaan terdesak.
Kalau terus begini, mereka berdua akan bertemu lebih cepat dari yang kuperkirakan.
Aku masih ingin menjelaskan situasinya kepada Haruka dulu sebelum mereka bertemu.
Kebijakan menyembunyikan fakta bahwa kami merupakan kakak beradik adalah sesuatu yang diusulkan Shigure, jadi kurasa jika mereka bertemu satu sama lain, Shigure tidak akan memberi tahu Haruka tentang hubungan kami, tapi aku tidak bisa mengatakan itu dengan pasti.
Aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Tapi tetap saja, bukan pemikiran yang baik jika Haruka sendiri yang mengetahui bahwa Shigure tinggal bersamaku. Jika itu benar-benar terjadi, aku tidak tahu bagaimana cara berbicara dengannya nantinya.
Namun, aku sudah mengirim pesan ke Haruka yang mengatakan aku ingin bertemu dengannya saat istirahat makan siang.
Panik sekarang tidak ada gunanya.
Tenang.
Aku harus memikirkan bagaimana aku akan melakukan ini.
Aku mencoba mencari cara untuk menghentikan mereka dapat bertemu.
『Aku punya urusan mendesak dan tidak bisa bertemu saat makan siang. Aku minta maaf (><)』
Aku menerima pesan dari Haruka.
Astaga.
Sejujurnya, aku sedikit parno.
Tapi kalau itu urusan mendesak, ya mau bagaimana lagi.
Aku tahu kalau Haruka bukanlah tipe gadis yang membatalkan janji untuk sesuatu yang sepele.
Jika Haruka mengatakan demikian, itu pasti sangat penting.
Aku menjawab dengan stiker yang mengatakan bahwa aku mengerti dan menghela nafas.
Aku berubah pikiran, mengatakan itu memang mau bagaimana lagi.
Jika ini masalahnya, ayo membicarakannya dengan yang lain terlebih dahulu.
.........Periode keempat telah berakhir dan sekarang waktunya makan siang.
Begitu bel berbunyi, aku segera meninggalkan tempat duduk dan menuju ke tempat duduk di pojokan samping jendela.
Dengan cepat.
Ya, sebelum para gadis berkumpul untuk menyelesaikan pembentukan penghalang yang mengusir karakter teduh.
Kemudian aku memanggil temanku, Tomoe Wakabayashi, yang duduk di kursi itu dengan wajah tajam dan tegas.
“Tomoe. Apa kau mau makan siang bersamaku?”
"Hmm ,oke. Kalau begitu, ayo ajak Takeshi juga."
“Ya, ajak dia.”
---
Tomoe Wakabayashi. Takeshi Takeda.
Mereka adalah temant-temanku sejak dari SMP.
Takeshi Takeda adalah siswa tahun kedua di kelas reguler.
Tingginya lebih dari enam kaki, dan dari seragamnya kau dapat meliihat bahwa dia memiliki otot yang berkembang dengan baik.
Dia adalah ace dalam tim angkat besi dan menyukai protein lebih daripada tiga jenis hidangan.* [Catatan Penerjemah: Tiga jenis hidangan terutama terdiri dari hidangan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup.]
Menurut Takeshi, alasan mengapa dia memulai latihan otot adalah untuk menarik perhatian para gadis. Pada dasarnya dia adalah seorang maniak, dan akibatnya, dia malah menyimpang dari tujuan aslinya, yang dimana itu membuat tubuhnya menjadi sangat besar sehingga dia ditolak oleh para gadis.
Temanku yang lain adalah Tomoe Wakabayashi, yang memasuki kelas khusus tahun kedua sepertiku.
Dia tinggi dengan tubuh seperti model dan mewarnai rambutnya tanpa membuat siapapun risih melihatnya.
Melihat dari caranya berpakaian saja, kau bisa thu kalau dia sangat populer, tidak seperti kami.
Jika kau menaruhnya sendirian di pinggir jalan, kumbang (perempuan) akan berkerumun di sekitar getah (Tomoe) dalam 10 menit.
Kau akan dapat mengamati sekerumunan gadis seperti cacing.
Tapi aku tidak merasa cemburu pada pria ini seperti yang kurasakan pada Aizawa, yang sombong karena bisa bermain dengan gadis-gadis di kelas.
Alasannya adalah karena Tomoe tidak membedakan antara pria dan wanita, tidak memisahkan yin dan yang, serta menikmati kebersamaan dengan siapa pun dan berusaha membuat itu terasa menyenangkan. Jika kau bertanya padaku apakah aku bisa menjalani kehidupan yang tulus dan jujur seperti dia, jawabannya aku tidak bisa.
Jika orang tidak menyukai pria seperti ini, maka pasti ada yang salah dengan dunia ini.
Itu sebabnya aku tidak merasa cemburu.
Aku punya teman-teman lain, tapi aku biasanya bergaul dengan dua orang ini.
Entah itu SMP atau SMA, mereka sering datang ke rumahku untuk nongkrong sampai pagi karena orang tua mereka sedang dalam perjalanan bisnis.
Karena kami adalah sahabat, aku dapat memberi tahu mereka tentang hubunganku dengan Shigure.
Jadi aku mengajak mereka untuk makan siang di teras di luar kafetaria sekolah. Kemudian aku memberi tahu mereka semua yang telah terjadi sejak aku pulang kemarin.
Mereka mendengarkan semua itu dengan tenang.
Dan ketika aku selesai mengatakan semuanya, Tomoe berkata,
“......sial.”
Dia menatap ke langit musim panas.
“Hiro, apa yang kau lakukan di kehidupanmu sebelumnya?”
“Aku juga ingin mengetahuinya. Tapi sekarang, kau tidak bisa hanya melihat ke langit dan mengutuk diriku yang dulu. Aku akan menemukan cara untuk menyelesaikan itu dengan damai. Beruntung atau tidak, satu-satunya kesamaan adalah wajah mereka, dan kepribadian mereka bahkan tidak mirip, jadi aku yakin kalau aku tidak akan kewalahan lain kali.”
“Memang benar kalau Haruka memiliki kepribadian yang baik, tidak seperti Shigure.”
"Aku memahaminya meskipun aku hampir tidak terlibat."
“Itu menjengkelkan saat dia terlihat seperti sedang bersenang-senang. Dia tidak hanya berbicara dengan orang-orang di sekitarnya. Dia mengendalikan mereka dengan pura-pura polos* seperti kucing.” [Catatan Penerjemah: 猫かぶり (nekokaburi) - serigala berbulu domba.]
Dia memiliki kemampuan pengamatan yang tajam.
Aku benar-benar berbeda, yang dengan mudah tertipu oleh kucing bermuka dua itu.
“Di waktu ini, Shigure perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, akan lebih baik untuk merahasiakan fakta bahwa kalian adalah kakak beradik. Sangat mudah untuk menebak bahwa kalian baru saja mulai tinggal bersama-sama. Itulah mengapa menurutku akan lebih baik jika itu tetap dirahasiakan. Itu saja yang kusarankan.”
"Oke. Aku akan melakukannya. Kalian tolong merahasiakannya ya. Jika tidak, aku akan berakhir sebagai lauk* untuk sekelompok bajingan itu.” [Catatan Penerjemah:ズリネタ]
“Kau harusnya menggunakan pemilihan kata yang lebih sopan.”
“Apa yang salah dengan itu?”
"Lauk*? Oh, lauk untuk set makanan Hiro*? Itu terlihat enak." [TN: オ カ ズ (okazu) - slang untuk kata lauk. 定 食 (teishoku) - Set makanan, biasanya nampan dengan satu atau lebih hidangan utama, bersamaan dengan sejumlah lauk (salad, nasi, acar, sup, dll.).]
"Berhenti! Jangan sebarkan meme yang berbahaya!”
Aku memasukkan ikan goreng ke dalam mulut Tomoe untuk membungkamnya.
Tomoe mengunyahnya dengan nikmat dan tertawa, "Hiro memang tidak memiliki toleransi untuk humor yang tidak biasa." dan kemudian bertanya dengan ekspresi serius.
“......Ngomong-ngomong, apa kau akan memberitahu Haruka tentang ini?”
Sejujurnya, kami tidak terbuka perihal hubungan kami.
Bukannya aku menyembunyikan itu.
Ini hanya karena lambatnya kemajuan yang membuat kami baru bisa kemarin untuk berpegangan tangan. Itu sebabnya orang-orang di sekitar kami tidak menyadarinya.
Tapi Tomoe dan Takeshi sama-sama tahu tentang hubungan kami karena mereka mendengarkan cerita, kekhawatiran, dan lelucon kasar dariku.
Aku tahu Tomoe mengkhawatirkanku.
Aku harus membalas kebaikannya.
"Itu benar. Tidak baik menyembunyikannya. Itu bukanlah pemikiran yang baik untuk menyimpan rahasia sebagai sepasang kekasih, kan?"
“Lebih baik jangan.”
Namun Tomoe justru membantah dengan nada tegas.
“Ap- kenapa? Kau mungkin tidak tahu bagaimana rasanya tinggal dengan seorang adik yang terlihat mirip dengan pacarmu. Tapi itu lebih baik daripada tutup mulut. Dan tidak ada alasan bagiku untuk menyembunyikan itu saat aku tidak punya alasan untuk merasa malu."
“Tapi itu hanya akan membuat segalanya menjadi lebih sulit bagi Hiro.”
...Eh?
"Apa maksudmu?"
“Haruka-chan adalah gadis yang baik, jadi jika kau membicarakannya, dia akan menerima bahwa itu bukan salahmu. Aku tidak menyalahkan Hiro. Tapi aku tidak tahan, aku khawatir. Seorang gadis tinggal bersama kekasihnya. Saat dia yang adalah kekasihnya di rumah sendirian, gadis lain tinggal bersama kekasihnya sepanjang waktu. Aku tidak tahan itu."
“Tapi kami ‘kan kakak beradik, orang tua kami menikah lagi.”
“Maksudku, itu baru kemarin. kan? Jadi kau masih belum bersih dari sangkaan. Faktanya, Hiro telah bersamanya kemarin, dan aku bahkan tidak terkejut kalau kau bergairah.”
“Itu.......”
Dia mengatakan, “Hubunganmu dengan Haruka-chan beraada di tingkat masih berpegangan tangan. Itu menyakitkan."
“..........”
Setelah diberi tahu begitu, aku dibuat terkejut.
Aku bersikeras untuk menunjukkan bahwa itu bukanlah salahku, dan sama sekali tidak pernah berpikir bagaimana perasaan Haruka?
Jika aku jujur dengan Haruka tentang Shigure, aku sendiri akan terbebas dari rasa bersalah karena menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi setelah itu apa? Bagaimana dengan perasaan Haruka saat setelah dia mengetahui kebenaran?
Tentu saja, aku tidak ingin memprioritaskan Shigure daripada Haruka.
Tentu saja, aku tidak ingin mecocokkan Haruka dengan Shigure.
Tapi bahkan jika aku melakukannya, perasaanku hanya akan tertuju pada Haruka. Aku tidak memiliki nafsu sedikit pun untuk Shigure.
Tapi bahkan jika aku tidak memiliki nafsu, apa Haruka akan berpikir bahwa itu adalah masalah biasa.
‘Percayalah padaku dan jangan khawatir.’
Kupikir kami masih belum mencapai tingkat hubungan seperti itu.
“Jika kau tidak ingin berbohong, aku tidak akan memaksamu, tapi jika kau memberitahunya sekarang, Haruka-chan akan terkejut. Jika ada pasien yang sakitnya cukup parah sampai harus dioperasi, maka waktu operasi itu harus ditentukan dengan melihat kondisi pasien. Ada waktu yang tepat untuk segalanya, kan?”
“Tentu, itu mungkin....”
Untuk Haruka, mungkin yang terbaik adalah merahasiakannya dari awal hingga akhir.
Tapi secara realistis, itu sulit.
Saat hubungan kami berkembang, pada akhirnya dia akan mengetahuinya.
"Menurutmu apa yang harus kulakukan, Tomoe?"
“.......Untuk saat ini, adalah pemikiran yang bagus untuk berbicara dengan Shigure dan memintanya untuk menjaga jarak darimu saat di sekolah. Kemudian gunakanlah waktu itu untuk menjadi lebih dekat dengan Haruka dan mempersiapkannya untuk mendengarkan rahasiamu."
“Secara khusus, sampai seberapa dekat yang kau maksud dengan menjadi dekat satu sama lain?”
“Bukankah setidaknya sedekat dimana kau berhubungan seks dengannya?”
"Setidaknya?"
“Kupikir itu adalah cerita yang berbahaya bahkan jika kau bertindak sejauh itu. Situasi Hiro. Tapi yang bisa kukatakan adalah kau harus merahasiakan ini apa pun yang terjadi, setidaknya selama satu tahun sampai ayahmu kembali. Seks akan sulit, karena kau adalah pria yang didiskualifikasi sejak awal.”
Ya, yah. Se, se, se, se, se....... seks jelas tidak, tapi aku harus merahasiakan ini sampai ayahku kembali. Kesan yang didapatkan dari kami berdua yang tinggal sendiri, dan tinggal bersama orang tua kami sama sekali berbeda.
Aku menganggukkan kepalaku dan meminta pendapat dari Takeshi, yang telah menatapku dengan khawatir.
"Bagaimana menurutmu, Takeshi?"
“......Apa aku boleh memberikan pendapat jujurku?”
Oh, dia sangat serius.
Aku tahu bahwa dia sangat mengkhawatirkanku.
Aku punya teman yang sangat baik.
"Silahkan. Katakan apapun yang terlintas dalam pikiranmu.”
"Oke. Ake berpikir tentang apa yang kalian lewatkan, Hiromichi, kau kekurangan testosteron!”
.......Ha?
“Testosteron adalah hormon laki-laki yang menyebabkan pertumbuhan otot dan membuat tubuh lebih jantan. Tidak hanya mempengaruhi tubuh, tapi juga pikiran, menjadikannya sumber tindakan dan tekad. Karena itu, jika hormon ini berkurang, seseorang akan kehilangan kepercayaan diri. Itulah alasan kenapa Hiromichi termenung seperti ini! Oleh sebab itu hanya ada satu solusi! Latihan otot. Semakin banyak otot yang kau latih, semakin banyak testosteron yang kau dapatkan! Otot menyelesaikan segalanya! Sekarang hilangkanlah kekhawatiranmu Johnny, dan ambil beberapa dumbel!”
Ya. Aku salah saat meminta nasihat tentang hubungan kepada Takeshi yang berotak otot.
“Tapi Hiro, bukankah mereka terlalu mirip?”
“Ya, menurutku juga begitu. Atau memang itulah yang kupikirkan."
“Tidak, itu terlalu kecil, Hiro. Itu adalah persepsi yang terlalu kecil. Awalnya, kupikir mereka hanya mirip satu sama lain, tapi ketika aku perhatikan, aku menemukan bahwa detail bagian tubuh dan bentuk tubuh persis sama. Sejujurnya, mereka tidak hanya saling meniru satu sama lain. Mungkin kedua orang itu adalah... ”
Dan saat Tomoe hendak mengatakan sesuatu, seseorang memotong perkataanya dengan cara yang menakutkan.
''Ah, Hiromichi-san!''
“Sh-Shigure?”
Tokoh utama dari topik tersebut datang ke meja kami.
“Kenapa kau begitu terkejut? Kita bersebelahan, kan. Dan kau, teman sekelas kami, kan, Wakabayashi-san?”
"Aku tidak ingat pernah memperkenalkan diriku, tapi kau mengenalku dengan baik."
“Kau populer. Semua gadis di kelas membual tentang itu. Sepertinya tidak ada pria di Shueikan yang setampan dirimu....... dan orang besar di sana, bagaimana kabarmu? Apa aku boleh menanyakan namamu?”
“Wah, aku?”
Saat itu, Takeshi melompat dari kursinya.
Pria ini lebih sensitif terhadap perempuan daripadaku, mungkin itu karena kelebihan androgen. [Catatan Penerjemah: https://id.wikipedia.org/wiki/Androgen.]
“Namaku Takeshi Takeda, siswa tahun kedua di kelas reguler! Senang bertemu denganmu!"
“Aku Shigure Sato, siswi tahun kedua kelas khusus, yang pindah ke sekolah ini hari ini. Senang bertemu denganmu."
“~~~~~hm”
Takeshi mendengus dan Shigure membalas dengan senyuman, senyumam palsu.
Kemudian Takeshi berbisik ke Tomoe yang ada di sebelahnya.
“O-Oi Tomoe, kau dengar tidak. Dia menanyakan namaku. Kupikir dia ada di sini untukku, itu pasti."
“Apa masalahmu, maniak protein?”
“Oh, kalian semua sedang makan. Maaf mengganggu makan siang kalian."
"Tidak apa. Sekarang waktunya makan siang. Apa kau juga ingin makan siang, Shigure-chan? Kau bisa duduk bersama kami di meja ini jika tidak keberatan.”
Saat dia mengatakan ini, Tomoe menunjuk ke satu kursi di sebelah kami.
Mungkin dia mencoba memberiku kesempatan untuk berbicara dengan Shigure.
Tapi Shigure menggelengkan kepalanya dan berkata.
''Tidak. Aku sebenarnya sedang mencari seseorang. Ah benar. Kau adalah siswa tahun kedua di kelas reguler, kan, Takeda-san? Kalau begitu, aku mau tanya, apa kau mengenal seorang siswi bernama Haruka Saikawa?”
“Shigure!”
Pada saat itu, suara keras memanggil nama Shigure. Itu suara yang sama dengannya, namun itu suara yang kusukai.
Tidak mungkin!
Aku ingin secara refleks menyangkal itu, tapi aku jelas tidak salah.
Saat aku mengalihkan perhatianku ke suara itu, dia ada di sana, pacarku, Haruka Saikawa, meneteskan keringat dan terengah-engah.
“Hah, hah. Shigure, apa kau benar-benar Shigure?”
“........Nee ~ san!”
“H~~! Sh~~~Shigure~, Aaaaaaaa~~~”
Haruka memeluk Shigure.
Memeluknya erat-erat dengan seluruh kekuatannya.
Dan kemudian mereka memekik dan menangis.
Aku hanya menatap dengan bingung.
Tidak, habisnya...
Bagaimana bisa Haruka mengenal Shigure?
Tidak, lebih tepatnya.
Apa yang Shigure sebutkan untuk memanggil Haruka tadi?
Nee~san. Dia bilang Nee~san.
Aku berdiri di sana dalam kebingungan.
Shigure melirikku dan berkata,
“Oh, maaf aku tidak memberitahumu sebelumnya. Yah, jika kau melihat wajah kami, kau mungkin dapat menebaknya, sebenarnya, aku dan saudariku, Haruka, adalah saudari kembar. Kami berpisah saat orang tua kami bercerai."
---
“*Hiks* Maafkan aku. Maafkan aku. Aku merasa lega setelah bertemu denganmu."
“Unn, tidak apa. Tapi aku terkejut. Aku mendengar bahwa ada seorang siswi yang mirip denganku, dan aku mencarinya untuk melihat apakah dia mungkin adalah--, dan ternyata dia benar-benar adalah kakakku.”
“Aku mendengar rumor bahwa ada murid baru yang mirip denganku. Aku mencari Shigure untuk melihat apakah dia benar-benar ada di sini. Ini benar-benar Shigure. Banyak hal yang ingin kubicarakan, tapi melihat wajahmu saja sudah cukup untuk memenuhi hatiku. Un~~aaaaa.”
“Berhentilah menangis, Nee~san. Kau masih teetap cengeng meskipun kau telah tumbuh dewasa.”
“......Shigure...... aku senang kau baik-baik saja!”
“Un. Aku juga senang kau baik-baik saja.”
Mereka berbagi pelukan yang erat........ Saudari.
Ketika mereka masih muda, orang tua mereka bercerai dan ikatan di antara mereka terpisah.
Sekarang mereka bertemu secara ajaib.
Itu sangat indah. Pemandangan yang sangat indah.
Aku tidak bisa melihat dengan jelas karena ada gelembung di mataku.
“Aku tidak bisa menahannya.... dan aku tidak ingin mengganggu reuni keluargamu, jadi aku akan menyerahkannya kepadamu. Ayo pergi Takeshi. Sampai jumpa lagi Hiro. Selamat tinggal dan semoga beruntung."
"Tunggu. Tungguh dulu. Jangan tinggalkan aku sendiri, serius. Teman yang tampan sepertimu adalah satu-satunya alasaku ada di sini. Aku dalam masalah dan membutuhkan nasihatmu. Apa yang harus kulakukan dalam kasus ini? Bagaimana seharusnya aku sebagai kakak beradik, berinteraksi dengannya di masa depan?"
“Aku tidak tahu. Ada batasan seberapa banyak masalah yang bahkan seorang teman yang tampan dapat ditangani. Jika kau seorang pahlawan, jadilah pahlawan dan tangani itu sendiri. Jangan mencoba menyeretku ke dalam kekacauan interaksi manusia yang kotor dan penuh lumpur ini!”
“Jangan bercanda dan lakukan tugasmu! Hei, Takeshi, kenapa kau tidak mengatakan apapun?”
“Hmm. Keduanya sangat mirip. Mereka terlihat seperti saudari kembar.”
“Apa dia bahkan tahu apa yang terjadi di sini?”
"Hah? Bukankah itu, Hi-Hiromichi-kun?”
Itu hanya masalah waktu sebelum dia mengetahui bahwa kami sedang menatap pada momen reuni indah itu. Sementara kami saling berbisik, mata Haruka, yang tertuju pada Shigure, sekarang menemukanku.
“H-hai.”
"Astaga. Kau tidak boleh melihat wajahku Hiromichi-kun...... Jangan lihat.”
Dia pasti malu terlihat menangis.
Haruka tersipu dan bersembunyi di belakang Shigure.
Menggemaskan (melarikan diri dari kenyataan).
"Nee~san, apa kau kenal dengan Hiromichi-san?"
"Iya. Aku kenal dia, atau lebih tepatnya, kami..... berpacaran.”
“Eh?”
Shigure berteriak.
Seperti ayam yang sedang dicekik.
"Hah? Bagaimana Shigure tahu tentang Hiromichi-kun? ”
Dan akhirnya, serangan mematikan datang!
Sebuah pertanyaan, yang jelas mematikan.
Jika aku melihatnya membuat senyuman nakal itu, aku akan...
“.....Aku sekelas dengan Hiromichi-san, karena aku juga berada di kelas khusus.”
“Wow, Shigure juga ada di kelas khusus! Itu luar biasa. Kau memang selalu pintar.”
Hah...?
Baru saja, Shigure berbohong, untuk membantuku?
“Maaf, maaf. Kami perlu melakukan obroloan saudari, jadi aku akan meminjam Nee~san-ku.”
“Terima kasih, Hiromichi-kun. Dan maaf untuk hari ini."
“Oh, ya, itu...... tidak apa. Situasi ini.... apa yang mereka.......”
"Terima kasih. Aku akan menebusnya untukmu, aku janji."
Dia berjalan bersamanya memasuki kafetaria seraya melambaikan tangannya.
Kurasa mereka ingin berbicara sambil makan di dalam.
Setelah itu, aku bersandar di kursiku seolah-olah aku pulih dari ketegangan.
“Aku, ada di satu titik yang dimana aku bertanya-tanya tentang apa yang baru saja terjadi.......”
“Ya, tapi kau kau lihat ‘kan. Dia gadis yang cerdas. Dan dia tidak seburuk yang Hiro katakan. Dia tahu persis garis apa yang tidak boleh dia lewati."
"......Ya."
“Jika kau mengerti sebanyak itu, aku yakin kalian akan terus membaca suasana dan menjaga jarak. Jika kalian bekerja sama, kalian bisa menyembunyikannya untuk waktu yang lama, kan?"
“.........Oh.”
Sejujurnya, Shigure menyelamatkanku.
Aku diejek terus-terusan kemarin dan hari ini, kupikir jika dia tahu aku punya pacar yang mirip dengannya, dia pasti akan mengusikku. Sepertinya dia bukan orang yang buruk.
Itu bagus.
Itu melegakan.
........Hanya saja.
Setelah lega, ada kekeruhan memuakkan yang tidak bisa dijelaskan di dadaku yang membuatku takut.
Menjadi jujur akan segala hal bukanlah berterus terang.
Aku mengerti apa yang dikatakan Tomoe.
Mungkin bersikap jujur terkadang hanya sekeedar memuaskan diri sendiri.
Tapi..........
Berbohong pada Haruka.
Dan bisakah aku meyakinkannya, meyakinkan Shigure untuk berbohong?
......Itu benar-benar apa yang ingin kuketahui.
Sebagai seorang pacar dan kakak, aku benar-benar........
Aku merasa tidak nyaman karena membohongi pacarku dan membuat adik tiriku membohongi pacarku yang meupakan saudari kembarnya.
Ataukah menyembunyikan ini akan membuat seorang pria menjadi berharga?
Aku tidak bisa menemukan jawabannya.
Mantap
ReplyDeleteThank update nya
Semangat min
Gila si kompleks juga gua liat2 alur nya, tapi imo lebih baik jujur ga sih? Toh dia adik nya haruka pasti haruka bakal percaya, dan paham ama situasi mereka yg mendadak jadi adik kakak😄
ReplyDeleteWow, perkembangan yg cepat
ReplyDeleteAbis baca ini jadi pengen nyuruh bapak gw kawin lagi dah,sapa tau dapet adik cewek yg seumuran
ReplyDeleteUdh setahun gan dpet kah? aowkaowk
Delete