Bab 63 - Apa Yang Dia Bicarakan
“Uwa...!?”
Malta, yang kehabisan stamina dan kekuatan sihir dalam pertempuran dengan Maximilian, masih menunjukkan pertarungan yang bagus dan mengalahkan para ksatria.
Namun, mungkin karena kelelahan itu, dia menekuk lututnya setelah mendengar suara nyanyian mengerikan yang mencapai telinganya. Nyanyian itu memberinya perasaan lelah dan sakit yang kuat yang membuatnya kehilangan kekuatannya.
Biasanya, nyanyian mermaid adalah sesuatu yang merdu untuk didengarkan. Namun, nyanyian Pamela... memberikan emosi negatif yang kuat. Emosi yang menjijikkan... hasrat, kebencian, dan lain sebagainya. Itu adalah nyanyian yang membangkitkan emosi seperti itu dan memberikan perasaan tidak nyaman.
Benar saja, itu berdampal besar pada Malta. Itu menghasilkan efek sedemikian rupa sehingga dia bahkan tidak bisa berdiri.
Mungkin karena kekuatan tersebut, Pamela mampu mencuci otak dan mengendalikan para ksatria kerajaan yang telah dilatih baik secara fisik maupun mental. Ini membangkitkan hasrat Herge untuk Magali dan kebencian terhadap Alistar.
“Ugh... Alistar...!”
Meskipun Malta menderita dan tidak bisa bergerak, dia tidak dicuci otak karena Pamela tidak menyanyikannya untuknya. Lagu menjijikkan namun indah ini hanya untuk Magali dan Alistar.
Bisakah mereka tetap dalam kewarasan setelah menerima ini?
Saat memikirkan Alistar yang dimanipulasi oleh Pamela, dadanya terasa sakit.
Malta mengangkat wajahnya dan mencoba untuk mengkonfirmasi situasinya dengan air mata dan mata kabur.......
““.........?““
Dia bisa melihat Alistair dan Magali yang terlihat tenang sambil memiringkan kepala dengan heran.
............Eh?
“(......Eh? Apa? Kenapa dia bernyanyi dalam situasi ini?)”
“(Aku tidak tahu. Entah bagaimana Malta tampak menderita... itu membuatku takut.)”
[Ehh...? Kalian, kenapa kalian begitu tenang...?]
Alistar, Magali, dan Pedang Suci masing-masing bingung. Keduanya tidak mengerti mengapa Pamela bernyanyi ketika dia tidak berdaya karena Herge dan yang lainnya tidak berdaya sekarang. Namun, di tempat pertama nayanyian ini adalah serangan.
Dasar dari pertanyaan mereka tentang mengapa dia tidak menyerang atau melarikan diri adalah salah.
“(K-kenapa...!?)”
Pamela terlihat kesal untuk pertama kalinya saat bernyanyi.
Yah, itu tidak aneh. Ini adalah nyanyian kutukan keji yang diciptakan dari bakat asli Pamela dan suaranya yang diambil dari Malta. Itu adalah sihir yang sangat kuat yang dapat menggerakkan dan memperkuat emosi orang lain dan memanipulasinya dengan bebas.
Ini adalah serangan yang tidak dapat dihindari serta tidak dapat dicegah bahkan dengan menutup telingamu. Alistar dan Magali hanya berdiri dengan mulut ternganga bahkan setelah menerimanya dari dekat.
[J-jangan bilang...!]
Pedang suci sampai pada hipotesis.
Nyanyia Pamela sangat kuat. Jika ada celah di hati bahkan sedikit saja, itu akan masuk dari sana dan membangkitkan keinginan serta kebencian subjek dan menjadikannya boneka.
Namun....
Bagaimana jika tidak ada celah seperti itu di hati...?
Bagaimana jika hati Alistar dan Magali begitu ketat sehingga tidak ada pihak ketiga yang bisa campur tangan?
Bagaimana jika nyanyian Pamela tidak dapat menyerang hati mereka sekuat apa pun itu?
Juga, ini mungkin bisa dikatakan dengan cara lain.
Dengan kata lain, karena kepribadian mereka yang sampah, mereka dengan dingin memandang rendah orang lain tanpa menerima campur tangan atau pendapat orang lain, sehingga tidak ada yang bisa memanfaatkan mereka.
[Tidak disangka kepribadian sampah mereka dapat membuahkan hasil yang begitu baik...]
“(Kenapa kau tiba-tiba mengkritikku?)”
Itu adalah penahanan diri untuk pedang suci, tapi hanya terdengar seperti dia tiba-tiba mencemooh Alistar.
“K-kenapa... kenapa !? Kenapa nyanyianku tidak berhasil...!?“
“Onee-sama, kau salah tentang Alistar... tentang mereka berdua.”
"Apa!?"
Akhirnya, Pamela menghentikan nyanyianya dan mengguncang tubuhnya dengan cemas.
Saat nyanyian itu berhenti, Malta pun berdiri dan menatap Alistar dan Magali dengan iri.
“Hati yang kuat yang memantulkan kembali bahkan nyanyian Onee-sama. Semangat mereka tidak salah lagi cocok sebagai Pahlawan dan Saint. Tidak peduli seberapa kuatnya nyanyian itu, mereka tidak akan kehilangan akal karena hasrat atau kebencian mereka. Itulah mengapa mereka dipilih. Hati yang baik dan kuat... apa itu sesuatu yang Onee-sama tidak bisa mengerti saat ini?“
“Ugh...!?”
Untuk kata-kata Malta, Pamela meringis tidak menyenangkan.
Dia ingin membalas... tapi dia tidak bisa. Karena ternyata nyanyianny tidak sampai ke Alistar dan Magali.
“(...Aku tidak begitu mengerti, tapi sekarang adalah kesempatanmu! Pedang suci, bunuh dia!)”
[Sudah kubilang, membunuh itu terlalu berlebihan!]
Hyahh, Alistar mengangkat pedang dan mencoba menyerang. Dia pria licik yang dengan senang hati mencoba menebas lawan begitu dia melihatnya sebagai wanita lemah yang tidak memiliki kemampuan bertarung.
[Daripada itu, itu aneh tidak peduli bagaimana aku memikirkannya. Keinginan Pamela terlalu kuat.... Sanga aneh untuk mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang dia miliki sejak lahir.]
Pedang suci mengatakan itu dan mulai berpikir.
Melihat keadaan Pamela, dia hanya bisa merasakan bahwa tindakannya didorong oleh keinginan itu.
“(Begitukah? Kepribadianku seperti ini sejak lahir, kau tahu?)”
[Tidak sopan baginya jika kau mengelompakkanya denganmu.]
“(Itu tidak sopan meskipun dia melakukan hal-hal mengerikan seperti itu!?)”
Bahkan Alistar kaget dengan itu.
Meninggalkan dia seperti itu, pedang suci memikirkan Pamela.
Tetap saja, dia tidak bisa meninggalkannya begitu saja tanpa hukuman setelah apa yang dia lakukan. Itu perlu untuk membuatnya tidak berdaya dengan memberinya kerusakan yang cukup tanpa membuatnya mati.
Oleh karena itu, dia mencoba untuk mengontrol tubuh Alistar...
“Maaf, apa kau bisa memberiku waktu sebentar?”
Malta-lah yang berbicara dengan Alistar.
“(Tidak)... Ada apa?”
Alistar bertanya padanya sambil menjawab di dalam.
Dia mungkin ragu untuk memukuli Pamela yang adalah saudarinya, tapi Alistar tidak peduli. Pamela tidak lain adalah orang asing baginya.
“...Aku tidak ingin meninggalkan saudariku seperti ini. Mungkin... tidak, kemungkinan besar gagal. Tapi, aku ingin mencoba sampai akhir. “
“(Apa yang dia bicarakan?)”
Malta menatap Alistar dengan mata basah. Banyak orang cenderung menerima permintaan apa pun dengan isyarat itu. Namun, itu tidak berhasil untuk Alistar.
“(Betapa bodohnya. Sekarang adalah kesempatan. Bagaimana jika aku mendapat masalah nanti karena aku mengabaikannya di sini? Maksudku, tidak masalah bagiku jika Pamela tetap seperti itu. Oke, ditolak. Ayo kita bunuh dia.)”
[Tentu saja kita akan melakukan persis seperti yang dikatakan Malta!]
“(Sakiiiiiiiiit!?) Y-ya... kau bisa mencobanya.”
"Terima kasih!"
Dengan bantuan pedang suci, Malta berhasil melarikan diri dari cengkeraman jahat Alistar. Setelah menunjukkan senyum manis, dia bergerak satu langkah ke arah Pamela.
Pamela dengan ragu menatapnya.
"...Apa? Apa kau akan melampiaskan amarahmu karena aku mengambil suara nyanyianmu? Atau karena aku menjual mermaid? Atau mungkin kau akan menertawakan keadaanku yang tidak sedap dipandang ini? Fufu, lakukan saja. Aku--"
“Tidak, aku tidak akan melakukan itu.”
Malta menggelengkan kepalanya dan menyangkal kata-kata yang mencela diri sendiri Pamela.
Lalu, Apa yang akan dia lakukan?
Pamela mengalihkan pandangan skeptis pada Malta.
“Aku tidak bisa tidak merasa kasihan padamu.”
".........Ha?"
Pamela tercengang karena Malta menatapnya dengan iba, bukan marah.
“Dengan keinginanmu... Tidak, aku tidak bisa tidak merasa kasihan melihatmu dimanipulasi oleh keinginanmu.”
“...Kau merasa kasihan padaku? Meskipun kau hanyalah mermaid yang gagal...!!“
Ekspresi amarah yang hebat terpampang di wajah Pamela. Apakah itu karena wajahnya yang tertata rapi, atau mungkin karena dia menahan amarahnya sampai sekarang, itu sangat kiat.
Alistar menjerti kecil.
"Itu benar. Tidak seperti Onee-sama, aku gagal.“
Malta tersenyum pahit saat mengatakan itu.
Namun... dia yakin bahwa hanya dia yang bisa menghentikan Pamela. Dan nyanyiannya yang sama sekali tidak bagus sampai sekarang... dia memiliki keinginan yang kuat bahwa dia harus menyanyikannya sekarang.
“Lalu, apakah Onee-sama pernah mendengar nyanyianku?”
"Itu......"
Tidak pernah. Karena tidak perlu mendengarkannya. Dialah yang mengambil suara nyanyian dari Malta. Tentu saja dia tidak bisa bernyanyi dengan baik.
“Coba dengarkan sekali. Aku akan bernyanyi hanya untuk Onee-sama.“
Mengatakan demikian, Marta membuka mulutnya.
Kemudian, suara nyanyian yang murni dan merdu bergema di seluruh pemukiman mermaid.
Saking gelapnya hati mereka hingga tidak bisa dipengaruhi, sasuga Alistar dan Magali👍
ReplyDeletebakal terpengaruh, tapi terparuhnya karena nyanyian yang tulus :>)
Delete