Okaeri Saotome-san Bab 2


Bab 2 - Saotome-san Tidak Mau Menyerah


"Itu beneran. Tapi karena sekarang sudah selarut ini, ayo kita lanjutkan ini kapan-kapan.“

“Eh......”

Tolong jangan jadi terlihat seperti anak anjing terlantar yang sedang melihat pemiliknya pergi darinya. Dengan mata yang mengarah ke atas ditambah dengan kemeja tembus pandang, itu membuatku bisa melihat belahan dadamu, tolong jangan, itu buruk untuk jantungku. Tinggi Saotome-san 150 cm, dan itu terlalu tidak seimbang dengan senjata yang berada di depannya. Aku merasa senjata itu menghancurkan mataku.

Sementara jantungku goyah karena godaan seperti itu, aku melirik jam dan melihat kalau ini sudah sektiar jam 3 am. Mengingat aku masih memiliki pekerjaan pagi ini, ini agak buruk. Belum lagi, pada titik ini rasa lelah dan kantuk mulai membanjiriku.

“K-kalau begitu besok. Apa besok kau bisa mengatakan itu lagi kepadaku?”

Aku hendak menjawab ‘ya’ pada Saotome-san, tapi setelah mengingat bagaimana pekerjaanku, aku menggelengkan kepala.

“Ahh~, aku tidak berpikir waktu saat kita pulang sama. Karena aku biasanya pulang selarut ini.“

Aku heran ketika pertama kali mengetahui bahwa kereta di Tokyo masih beroperasi hingga tengah malam.

Ini adalah kesan pertama yang kudapatkan ketika aku datang ke Tokyo dari Fukuoka untuk bekerja. Aku tidak menyangka kalau dari awal minggu pertama pekerjaanku aku harus bekerja sampai jam 1 am. Saat aku sudah bekerja satu bulan-lah aku menyadari bahwa itu akan menjadi seperti ini selama sisa tahun ini.

Aku tidak tahu jam berapa Saotome-san biasanya pulang, tapi aku yakin tidak akan selarut jam pulangku, karena secara fisik tidaklah mungkin. Itu mungkin jika aku menadi orang yang diberi tahu itu, tapi menjadi orang yang memberi tahu akan sulit. [Catatan Penerjemah : Memberi tahu ‘selamat datang kembali’.]

"Begitukah......"

“Mungkin aku bisa melakukannya ketika hari libur, meski aku tidak yakin kapan hari libur itu akan datang.”

Aku benar-benar tidak tahu kapan hari libur itu akan datang.

"Baiklah."

“Tidak apa-apa jika kau memahaminya. Kalau begitu, ayo tutup jendela yang rusak dan pergi tidur.”

“Jika itu masalahnya, maka aku akan mempekerjakanmu. Kumohon jadilah [Manajer Okaeri]-ku” [Catatan Penerjemah: [Manajer Selamat Datang Kembali.]]

Kami tidak berada di arah pembicaraan yang sama.

Apa yang dia katakan? Kupikir dia mulai mengerti tapi ternyata, itu sama sekali bukan masalahnya.

“Hei, apa kau mengerti apa yang kau katakan?”

“Aku mengerti.”

“Jadi kau mengerti. Dan mseki kau mengatakan ingin mempekerjakanku, itu tidak sesederhana itu...“

“Gaji bulananku 530.000 yen.”

Apa yang Saotome-san katakan dengan acuh tak acuh, adalah sesuatu yang sekitar tiga kali lipat gaji bulananku. Gaji yang didapat dari bekerja sampai larut malam.

Aku pun secara paksa menarik kembali kesadaranku yang hampir tenggelam.

“530.000 Yen?”

“530.000 Yen.”

"Nilai nominal? Di tangan*?" [Catatan Penerjemah: ‘手取りで’ | ‘In Hand’, ada yang tahu bahasa keungannya (akuntansi) dari kata itu? Gua gak tau jadi gua tulis ‘Di Tangan’ aja, gua sebenarnya mau tulis ‘kes’ cuman gua rasa gak pas.]

“Di tangan.”

Ini adalah sesuatu yang kupelajari ketika aku menjadi anggota masyarakat. Ada dua jenis pendapatan: "Nilai Nominal" dan "Di Tangan". Yang pertama adalah jumlah semua termasuk gaji, dan itu juga disebut gaji kotor. Dari poin itu, pensiunan karyawan, asuransi sosial, atau pajak ditarik, dan yang terakhir akan dikirimkan kepadamu setiap bulan.

Dalam kebanyakan kasus, pendapatan gaji pekerja kantoran sekitar 80% dari nilai nominal.

Itu pada dasarnya berarti 20% tidak diberikan. Jika kau bekerja selama lima hari, pada dasarnya kau bekerja secara gratis untuk satu hari.

Banyak hal yang ingin kukatakan tentang sistem ini, tapi itu akan membuat ceritanya menjadi miring. Hal terpenting saat ini adalah, ketika Saotome-san mendapatkan bonusnya, total gajinya mungkin mencapai 1.000.000 yen.

“Meskipun aku tidak bisa mengatakan ini dengan bangga, sejak aku lahir, aku tidak memiliki hobi apa pun, tidak ada pacar, tidak ada teman!”

“Itu benar-benar bukan sesuatu yang bisa kau bicarakan dengan bangga.”

“Bahkan jika aku pergi ke restoran dan bar, karena aku sendirian, itu hanya membuatku jadi sedih. Jadi aku biasanya menghabiskan penghasilanku untuk makan sesuatu yang sehat. Khususnya Tahu.“

“Yah, tahu memang sangat enak.”

“Aku juga suka sup Miso.”

“Tahu dan Miso sama-sama murah kan?”

“Ya, makanan itu membuatku sehat dan membuat tabunganku bertambah. Tapi...“

".......Tapi?"

Aku bertanya padanya dengan terus terang karena aku menyadari dia menurunkan kewaspadaanku sedikit demi sedikit.

“AKU TIDAK MEMILIKI SIAPA PUN UNTUK MENIKMATI PERASAAN KEBERSAMAAN!”

“Yah, semuanya akan terlihat berbeda jika kau memiliki beberapa teman.”

Ternyata, ada sebagian orang yang membenci game papan untuk 4 orang. [Catatan Penerjemah : Gua sendiri gak tau maksudnya apaan.]

“Dengan begitu, aku tidak tahan lagi. Tidak setelah tubuhku diukir dengan 'selamat datang kembali'-mu, ini adalah sesuatu yang tidak akan sembuh seiring waktu. Jadi, ya. 300.000 yen per bulan. Aku akan membayarmu sebanyak itu untuk mempekerjakanmu sebagai 'Manajer Okaeri'-ku.“

Ungkapan macam apa itu? Yah, aku benar-benar tidak bisa menjelaskannya karena itu akan menjadi pelecehan seksual.

Kalau dipikir-pikir, penghasilan bulananku akan menjadi 300.000. Ini akan menjadi lebih dari 70% dari penghasilanku saat ini. Belum lagi yang harus kulakukan adalah mengatakan ‘selamat datang kembali' kepada Saotome-san. Seharusnya tidak ada yang lebih baik dari ini.

Faktanya, itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Atau lebih tepatnya itu menakutkan.

“Meski begitu, aku masih memiliki pekerjaanku saat ini.”

“Maaf bertanya, tapi di mana kau bekerja saat ini?”

“Ah, maaf karena tidak memberitahu sebelumnya, aku sesuatu seperti ini......”

Aku memberikam kartu namaku untuk menunjukkan pekerjaanku. Kurasa aku tidak akan pernah lepas dari kebiasaan mengatakan hal yang sama saat menyerahakannya.

"Aku mengerti."

“Apa yang kau ‘mengetrti’?”

“Terima kasih telah bekerja sampai selarut ini. Sedangkan untuk jendela yang pecah, aku akan memperbaikinya sendiri, jadi tolong jangan khawatir tentang itu lagi.”

“Eeh?”

“Baiklah, selamat malam.”

Aku didorong keluar dari apartemennya dan dilempar ke koridor. Merupakan kesalahan besar jika terpikat oleh senyuman Saotome-san saat dia menutup pintu.

Bagaimanapun, aku tidak tahu apa yang tidak perlu dikhawatirkan. Itu sendiri mengkhawatirkan, tapi sekarang sudah selarut ini. Aku akan memikirkan ini nanti saja.

Aku melemparkan tubuhku yang lelah ke kasur yang terletak di dalam apartemenku yang kosong.



close

2 Comments

  1. dalam akuntansi, in hand atau cash in hand itu maksudnya duit fisik yg kita punya baik kertas maupun logam
    Jadi ya bisa diartikan duit kes


    Terus duit yg di rekening itu namanya "cash in bank"

    Sekian, terimakasih
    Semoga membantu

    ReplyDelete
Previous Post Next Post