Bab 5 - Saotome-san Tidak Memiliki Program Reboot
“Tidak, kurasa tidak.”
Aku merasa seperti aku melihat sesuatu yang meluncur ke seberang ruangan.
Lebih khusus lagi, itu adalah sesuatu yang hitam, cepat, dan membangkitkan rasa takut. Ini daerah tropis dan kemungkinan diklasifikasikan sebagai arthropoda. [Catatan Penerjemah : https://id.wikipedia.org/wiki/Portal:Arthropoda.]
“Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak.”
Aku ingin berpura-pura tidak tahu dan hanya menertawakannya, tapi kehadiran "itu" yang begitu kuat bisa kurasakan di sana. Aku mulai teringat memori jauh, saat manusia berlari mengelilingi gunung sambil membawa palu batu untuk membunyikan alarm.
“Oke, ayo tenang. Dalam skenario seperti ini, lebih baik memahami situasinya.”
Aku memiliki mangkuk di tanganku. Lalu ada aroma yang menggugah selera dari kompor, yaitu tahu goreng yang baru dimasak dan sup miso.
Ada nasi yang baru dimasak dan masih mengepul di dalam rice cooker, dan di wastafel ada potongan daging babi yang sudah dibumbui dan siap dimasak. Ini adalah produk spesial yang dibuat dengan saus siap pakai dari supermarket, ditambah sake, jahe parut, dan kemudian sedikit mayones sebagai bahan rahasia. Itu saus spesialku. Disamping itu terdapat penggorengan yang siap digunakan.
Lebih jauh ke sana ada kulkas. Mungkin karena dia membelinya sambil bermimpi bahwa dia akan menemukan seseorang untuk tinggal bersamanya, itu adalah lemari es yang sangat besar, dan apa yang ada di dalam freezernya adalah makanan penutup yang sangat spesial yang siap disajikan setelah makan malam.
Dan kemudian di balik itu, di dinding, ada siluet hitam yang seharunya tidak ada di sana beberapa saat yang lalu.
“Duffuuuuuuuuuuuuuu”
Sebuah suara keluar dari mulutku yang bahkan aku sendiri tidak tahu apa artinya. Mio-san mungkin juga tidak tahu apa arti suara itu.
“Kuh, aku sudah memperkikaran itu setelah melihat kondisi awal ruangan ini!”
Aku pernah membaca di buku-buku bahwa iblis hitam bersembunyi di kotak kardus dan telah menyebarkan habitatnya ke seluruh Jepang. Mengingat ini adalah rumah Mio-san, yang hanya meninggalkan surat-suratnya di mana-mana dan tidak pernah mengurus kotak-kotak kardus di rumahnya, tidak heran keberadaan itu ada di sini.
“Tenanglah Yuuki. Aku menemukan HIT tadi sian. Merek ini bagus jadi ini harusnya bekerja dengan baik. Tapi tempatnya ada di dapur dan di saat waktunya makan malam, jadi kau tidak boleh menggunakan produk semprotan apapun.“ [Catatan Penerjemah: Di raw make merek yang disensor, jadi gua pake merek Indonesia aja,]
Hanya ada satu kesimpulan yang bisa ditarik dari ini.
"Skakamat."
Ini skakmat. Aku dalam situasi yang buruk sehingga yang bisa kukatakan hanyalah skakmat.
Tidak, tunggu. Jika aku sendirian, maka itu memang skakmat, tapi ada orang lain di rumah ini. Jika itu dia, seseorang yang memiliki konsentrasi yang baik selama beberapa skenario, maka dia mungkin bisa melawan ‘K’. Meskipun memalukan bagiku untuk bergantung pada wanita, aku tidak punya pilihan jika kita menentang jenis oposisi ini.
“MIO-SA *Swoosh*”
*Bang!*
Saat aku hendak meminta bantuan, pintu Mio-san terbuka dengan keras dan dibantingkan ke dinding.
Nah, apa yang harus kukatakan. Aku tidak tahu nama yang tepat, tapi itu adalah pose yang dilakukan oleh Keanu Reeves atau Steven Seagal saat masuk dari luar melalui jendela. Yup, itulah pose yang sedang dilakukan Mio-san saat ini setelah menerobos pintu.
Jika aku menambahkan satu hal lagi, itu adalah Mio-san yang sedang di tengah-tengah mengganti pakaiannya.
“Bagian atas dan bawah serasi!”
Itu adalah keserasian biru muda. Aku tidak bisa tidak bersikap alami dan merasa senang melihat ini.
Belum lagi, bukankah dia keluar terlalu cepat? Aku merasa dia keluar sebelum aku bahkan bisa memanggilnya. Juga, tidak peduli seberapa lelahnya Mio-san, dia tidak akan keluar hanya dengan mengenakan pakaian dalamnya.
Tapi segera, pertanyaan-pertanyaan itu tidak menjadi masalah sama sekali, karena apa yang mengikuti di belakang Mio-san adalah sesuatu yang hitam.
“Serangan penjepit....”
Sepertinya Mio-san didorong ke sini saat melawan iblis hitam itu. Dikatakan bahwa jika ada satu, maka ada tiga puluh yang bersembunyi. Meski begitu, aku tidak menyangka dua dari mereka keluar secara bersamaan.
Aku tidak yakin dengan nama resminya, tapi Mio-san, yang berguling-guling di lantai ke arahku untuk melarikan diri sosok hitam yang mendekat, berhenti didekat kakiku dan memegang pinggangku dalam tindakan yang mirip dengan yang dilakukan Bruce Willis.
“Mio-san! Aku hanya ingin memastikan. Apa kau baik-baik saja melawan [K]?“
“ABAKIGOKIBABABABABABAKIBA”
"Ini buruk! Dia nge-bug! Kumohon reboot, reboot Mio-san! Sebagian besar bug dan gangguan akan diperbaiki kalau direboot!“
“KEKEKEKEKKEKECOCOCOCOCO”
Sayangnya, sepertinya Mio-san tidak memiliki fitur semacam itu di dalam dirinya. Dia masih memegang erat pinggangku sambil membuat beberapa suara yang menurutku bukan kata-kata. Air mata yang keluar dari matanya yang hitam itu adalah tanda bahwa harapan terakhir yang bisa kumintai bantuan telah menghilang.
Mio-san, yang memakai celana dalam renda, masih memegangi pinggangku. Biasanya, itu adalah sesuatu yang akan kunikmati dengan senang hati, tapi dalam situasi ini, tidak ada waktu bagiku untuk memikirkannya.
Sementara itu, tampaknya musuh yang bersiaga di dinding dekat kulkas mulai bergerak ke arah kami.
“Sepertinya ini adalah akhir dari kita.... Hanya bercanda, aku tidak bisa membiarkan ini tetap seperti ini.”
Jika aku sendiri, maka pasti aku sudah menyerah. Merelakan makan malam yang hangat, pakaian musim panas yang kubawa, beberapa buku, dan sofa untuk dua orang yang tidak terpakai, merelakan semua itu hanya untuk kabur dari rumah.
Tapi sekarang, aku adalah tetangga Mio-san dan pegawainya.
Aku tidak bisa kabur keluar sambil membawa Mio-san yang mengayunkan E-cup-nya dan dalam sosok yang hanya mengankan palaian dalamnya. Juga, meninggalkannya di sini sendirian bukanlah sesuatu yang bisa kulakukan. Sebagai seorang pria, aku harus mempersiapkan diri untuk pertempuran yang akan datang.
“Fuuuuu~!!”
Begitu aku bisa mempersiapkan diri, kepalaku yang panas menjadi dingin.
Itu benar. Bagaimanapun, mereka adalah serangga tanpa racun dan tanpa taring. Jika aku mencoba untuk berpikir dengan tenang, sebenarnya tidak ada yang perlu ditakuti.
Seharusnya tidak ada persaingan antara serangga vs spesies homo sapiens.
Namun, itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang! Itu terbang!
Hal beritunya yang aku tahu, aku berlarian di sekitaran ruangan dengan Mio-san yang berada di rangkulanku. Yang bisa kudengar hanyalah teriakan “ABABABA” dari Mio-san.
Menendang meja untuk dua orang, juga menendang kursi kecil tempat duduk boneka rubah putih kecil itu, menghindari TV karena entah bagaimana aku cukup tenang untuk mengetahui bahwa TV bukanlah sesuatu untuk ditendang, dan begitu saja, aku berlarian di sekitar rumah.
Ini nantinya akan dicatat sebagai kecelakaan kerja pertama yang terjadi di [pekerjeaan mengucapkan “selamat datang kembali" kepada Mio-san]. Tapi itu cerita untuk nanti. Langkah-langkah untuk mencegah terulangnya juga akan diputuskan nanti.
Ngomong-ngomong, karena “K” sudah meninggalkan dapur, aku bisa menyemprotkan HIT, dan setelah itu, mereka mati.