Bab 219 - Upacara Penyatuan dan Awal Dunia Baru
Katedral Forestzard adalah bangunan bersejarah yang seluruhnya terbuat dari batu. Pintu masuknya terbuka lebar, terletak di atas tangga dengan sekitar tiga puluh anak tangga. Hanya untuk hari ini, pintu masuk dibatasi. Banyak orang berkumpul di sekitar tangga dan memadati ruang terbuka di bagian depan.
"Ada banyak sekali orang."
"Ya. Mereka semua terlihat bahagia."
"Mereka pasti sudah menantikan hari ini."
Hikaru, Lavia, dan Paula (Drake melingkari lehernya) berada di teras sebuah kafe—yang sudah dipesan dan diamankan melalui koneksi—menghadap ke arah kerumunan orang.
"Jadi ada sekitar 2.400 orang berpakaian di antara mereka, ya? Aku penasaran seperti apa penampilan mereka." kata Mikhail.
"Aku tidak berpikir kau akan pernah menjadi salah satu dari mereka." kata Ivan, yang membuatnya mengasilkan tinju dari si profesor.
"Haa.., kuharap seseorang yang mau merawatku dan membiarkanku minum sepanjang hari akan muncul di hadapanku." seru Mille saat melirik Hikaru.
"Mengapa kau melihatku, Profesor?" kata Hikaru.
"Lavia, kau melihat kelompok yang di sana itu? Itu adalah pakaian tradisional Euroba." ucap Catherine.
"Oh... Itu berbeda dari yang apa kubayangkan."
Sebagian besar orang yang berhubungan dengan aliansi siswa ada di sini. League, sebagai bagian dari manajemen berada di dalam katedral, dan begitu pula dengan Silvester sebagai pemimpin Zubura. Katy tetap di akademi, mengubur dirinya dalam penelitiannya.
(Katakan saja padaku apa yang terjadi setelah itu), kata si profesor.
Mille menghela nafas. "Penelitian ini, penelitian itu. Itu sebabnya dia masih single."
Tidak ada yang repot-repot mengatakan ‘Kau sendiri juga masih single’. Bagaimanapun tidak ada yang mau menimbulkan masalah sekarang.
"Aku benar-benar berharap drakon tidak akan muncul hari ini. Makhluk-makhluk itu bisa terbang, kan?" canda Mikhail.
Kabar tentang drakon yang diceritakan oleh Silver Face kepada para penjaga telah menyebar. Namun, pria bertopeng itu mengatakan makhluk itu melarikan diri. Hanya sedikit yang mempercayai bahwa keberadaan para drakon itu ada. Kebanyakan orang ragu-ragu.
Untuk sesaat, Mikhail dan yang lainnya mencurigai Hikaru sebagai Silve Face, tapi mereka akhirnya menyimpulkan bahwa senjata Hikaru, yang adalah belati, tidak mungkin melukai monster besar dan membuat monster itu mengeluarkan banyak darah. Hikaru sendiri menyangkalnya dan mengatakan bahwa saat Silver Face ada, dia bersama Paula sepanjang waktu.
"Etntahlah? Mungkin saja drakon tidak akan merusak hari yang begitu indah." kata Hikaru.
Lonceng dibunyikan, menandakan dimulainya upacara.
---
Katedral itu diciptakan sebagai tempat pemujaan bagi Dewa dunia ini. Gereja-gereja di wilayah regional berkembang dengan sendirinya, dan para pendeta di katedral Forestzard tidaklah korup, melainkan pendeta yang dengan benar menghormati Dewa mereka.
《Kita yang lahir di dunia ini harus menjalani hidup kita dengan mengikuti jalan kebenaran, bukan kejahatan. Sungguh merupakan suatu berkah memiliki pasangan untuk menempuh jalan yang panjang itu bersama-sama.》
Seorang pendeta berambut abu-abu berbicara di mimbar dengan menggunakan penguat suara. Sinar matahari yang menyilaukan masuk melalui kaca patri besar berbentuk lingkaran, menyinari pasangan yang berkumpul di dalam katedral.
Beberapa mengenakan gaun putih bersih dan beberapa pakaian tradisonal. Pasangan-pasangan itu juga ada berbagai macam jenisnya, bukan hanya pria dan wanita pada umumnya—yang agak tua, baik pria, maupun wanita. Mereka tampaknya tidak memiliki kesamaan, tapi setiap orang dari mereka merasa terpesona.
《Hari ini, kalian semua akan bertukar sumpah dengan pasangan hidup kalian di hadapan Dewa; untuk mencintai satu sama lain selama kalian hidup, untuk berbagi rasa sakit dan kebahagiaan—》
Pendeta itu berlutut dan menundukkan kepalanya. Beberapa mempelai wanita dan pria meniru dirinya, sementara beberapa memejamkan mata; ada berbagai tanggapan.
Meskipun jumlah orangnya banyak, suasananya tenang dan khusyuk. Setelah sekitar satu menit, pendeta itu pun kembali berdiri.
《Dewa telah mendengar sumpah kalian, Aku mengetahui bahwa kebanyakan dari kalian yang ada di sini telah menunggu begitu lama untuk datangnya hari ini, untuk datangnya hari dimana kalian menikah dengan orang yang kalian cintai, Aku berdoa semoga Dewa memberkati kalian semua.》
Pendeta itu kemudian melirik ke arah para tamu yang duduk di dekat dinding.
《Sayangnya Ratu Marquedo tidak bisa hadir. Tapi kita memiliki tamu, pemimpin provinsi Rumania, League “Ogre Hijau” Rumania yang punya beberapa kata untuk dibagikan kepada kita.》
Ada sedikit kehebohan di antara beberapa pasangan. Kebanyakan orang di sini tidak tahu banyak tentang politik, tapi mereka yang tahu memperhatikan dua hal penting dari perkataan pendeta itu.
Pertama, dia menyebut Rumania sebagai provinsi. Sampai saat ini ketujuh negara tersebut hanya bersekutu dengan nama saja, dan Rumania sering disebut sebagai “bangsa Rumania” atau “teritori Rumania”. Pasangan yang hadir mungkin belum pernah mendengar istilah "provinsi" digunakan sebelumnya.
Gereja Forestzard pada dasarnya mengatakan bahwa "kita harus lebih bersatu". Tentu saja, fakta bahwa mereka mengadakan upacara ini sudah menunjukkan bahwa gereja itu milik faksi Penyatuan.
Kedua, pendeta itu menyebut League sebagai pemimpin Rumania. Jelas bahwa dia mewakili ayahnya, Billion, tapi ini adalah pertama kalinya dia disebut sebagai pemimpin di depan umum.
(Kerja bagus), League.
Menggenggam tangan Luka sepanjang waktu, Claude memandang League saat dia naik ke podium. League mengokohkan posisinya sebagai pemimpin Rumania berikutnya selama musim dingin ini.
(Lebih baik tetap fokus atau League juga mungkin akan mengambil semuanya dari aliansi siswa.)
Silvester, salah satu teman mereka yang juga duduk di kursi tamu, menyaksikan League berbicara dengan senyum di wajahnya.
Era baru dimulai di Negara Aliansi Forestia.
---
"Bagaimana jika ada drakon yang muncul sekarang? Bagaimana kita akan menghadapinya?" tanya Mikhail pada Hikaru.
"Entahlah." jawab Hikaru. "Kenapa kau malah bertanya padaku?"
"Lihat, Hikaru-sama! Mereka keluar!" seru Paula.
Hikaru mengalihkan perhatiannya ke ruang terbuka di depan katedral. Pintu besar terbuka dan bintang-bintang acara hari ini yang telah berpakaian mengalir keluar. Di antara mereka ada Claude dan Luka. Orang-orang bersorak bahkan lebih keras dari sebelumnya.
Claude melihat sekeliling dan melihat teras kafe tempat Hikaru dan yang lainnya berada. Dia tampak seperti mengatakan sesuatu.
"Apa yang dia katakan?" tanya Lavia.
"Aku tidak benar-benar mendengarnya, tapi aku bisa menebak..."
Luka-ku adalah yang tercantik dari semuanya! atau sesuatu seperti itu. Buktinya, Luka menyikut Claude.
"Beberapa kecanggungan ada di sana-sini, tapi mereka terlihat bahagia." Hikaru memperhatikan mereka dengan senyuman di wajahnya saat meletakkan dagunya di tangannya.
"Kau sendiri terlihat bahagia." kata Lavia.
"Aku?"
"Kau tersenyum."
Tidak sadar dia sedang tesenyum, Hikaru mencoba bersikap tenang.
"Tidak apa-apa untuk tersenyum. Ini adalah hari yang istimewa." kata Lavia sambil melingkarkan tangannya di tangan Hikaru.
(Hari yang istimewa, ya? Kurasa begitu. Ini mungkin pertama kalinya sejak aku datang ke dunia ini aku mengalami hari yang begitu menggembirakan.)
Confetti beterbangan di bawah terik matahari. [Catatan penerjemah: Confetti: guntingan kertas berwarna yang dihamburkan pada waktu pesta.]
---
"Apa ini benar?"
Ratu Marquedo dan menteri kabinetnya, termasuk Zofira, berkumpul di ruang konferensi. Di tangan Zofira ada beberapa lembar informasi dari berbagai negara.
"Iya. Kami menerima informasi yang sama dari Ponsonia, Quinbland, dan Einbeast. Tidak ada kabar dari Bios, mungkin karena situasi Paus secara keseluruhan."
"Apa yang mereka katakan?"
"Mereka ingin verifikasi dari informasi tersebut. Hanya Quinbland yang tampaknya sudah mengerti apa arti dari itu, tapi tetap menginginkan konfirmasi."
"Hmm... Apa yang kalian semua pikirkan?"
Para menteri memberikan pendapat mereka, tapi tidak ada yang bersifat menentukan. Informasi itu sangat mengejutkan dan asing bagi mereka.
"Jadi gerakan aneh Vireocean adalah untuk ini, ya..."
Beberapa bulan yang lalu, Marquedo menerima informasi bahwa negara maritim Vireocean sedang terburu-buru membangun kapal perang dan membeli perbekalan. Sekarang dia akhirnya mengerti kenapa mereka melakukan itu.
"Terlepas dari apakah ini benar atau tidak, kita harus menjawab panggilan mereka." ucap Marquedo. "Aku secara pribadi akan menuju ke Vireocean."
Suara kagum datang dari para menteri. Tak satu pun dari mereka yang keberatan. Masalah yang ada di tangan adalah yang terpenting.
"Aku akan memverifikasinya dengan mata dan telingaku sendiri, Aku ingin melihat apakah manusia benar-benar bertahan di timur Vireocean, di tepi laut—Benua yang Hancur."