Because I Like You Bab 31


Bab 32
Tidak Adil...


Kaede dengan cepat mendapatkan kembali kesadarannya. Sambil meminum teh hangat, kami sedang bersantai di ruang tamu yang tenang. Kaede, yang menatap piring di atas meja, berkata dengan sungguh-sungguh,

“Yuya-kun. Aku juga ingin makan kue coklat! Apa boleh aku memakannya?”

“Tentu boleh, tapi kenapa kau bertanya?”

“Karena... kue ini dibuat untuk dirimu, bukankah akan salah jika aku memakannya?”

Yah, mungkin memang begitu, tapi seperti yang Kaede sendiri katakan tadi, jika jumlahnya ada banyak, lebih baik dimakan bersama. Lebih buruk kalau memakan semuanya sendiri begitu saja. Tapi sekarang sudah hampir pukul 22:00. Apakah tidak apa-apa memakan sesuatu yang manis di waktu begini?

“Tidak apa-apa! Tidak peduli seberapa banyak makanan manis yang kumakan, itu benar-benar keadilan! Lagipula, aku tidak gemuk!”

Dia mengatakannya seperti seorang dokter yang menggunakan keahliannya sebagai senjata untuk mengatakan hal-hal yang membuat para wanita di dunia menggertakkan gigi. Yah, salah satu hal yang kuketahui tentangnya setelah kami tinggal bersama adalah Kaede makannya banyak. Tapi bentuk tubuhnya yang mempesona sama sekali tidak berubah, dan bahkan pelindung dadanya sepertinya telah diperkuat. Itu hanya imajinasiku, kan?

“Ah... Ngomong-ngomong, pakaian dalamku belakangan ini semakin ketat. Kalau Yuya-kun, pakaian dalam seperti apa yang kau suka?”

Haaaaah!! Eh, apa? Kau masih bertumbuh!? Dari pada itu, bisakah kau tidak mencondongkan tubuhmu ke depat sambil meremas bagian dada swetermu! Itu merangsang! Rangsanganya kuat banget malahan!!

“Kalau bisa aku ingin menyesuaikannya dengan preferensimu, jadi seperti apa? Pakaian dalam seperti apa yang kau ingin aku pakai?”

Dengan senyum iblis kecil, dia mendatangiku sambil bersandar di meja. Aku melakukan yang terbaik untuk menoleh ke arah lain untuk menjauhkannya dari pandanganku, tapi Kaede bergerak ke posisi yang sempurna dan muncul di garis pandangku.

“Apakah itu jenis yang berwarna putih? Motif bunga yang seperti celemek itu memang lucu, kan! Ataukah biru muda yang menyegarkan? Warna-warna yang cerah memang membuatmu merasa segar! Atau bagaimana dengan warna hitam yang memiliki pesona dewasa? Aku akan merayu dirimu dengan lebih banyak daya tarik seksual! Ngomong-ngomong soal rayuan, itu pasti warna merah muda, kan? Yah, warna merah muda memang terlihat mes—”

“Hentikaaaaan!! Aku tidak akan membiarkanmu mengatakan apa-apa lagi! Yang lebih penting, kau mau makan kue, kan!? Aku akan membawakannya untukmu, jadi duduk diam saja di sini!”

Tidak mungkin aku akan membiarkan kata ‘mesum’ keluar dari mulut Kaede. Aku memutuskan percakapan dan meninggalkan meja sambil membawa piring yang sudah kosong. Aku benar-benar tidak suka wajah Kaede yang menyeringai dan bahagia seperti itu. Sepertinya dia benar-benar menikmati reaksiku. Lihat saja kau nanti.

Aku mengeluarkan kue dari lemari Es. Dekorasi kue itu sangat indah sehingga kau mungkin akan berpikir bahwa itu adalah kue yang dibeli. Aku ragu-ragu untuk memasukkan pisau ke dalamnya, meski pada akhirnya kue itu akan dipotong-potong.

Dengan hati-hati aku memotongnya agar tidak kehilangan bentuknya, dan meletakkannya di atas piring. Garpu masih ada di atas meja, jadi aku tidak perlu membawanya.

“Nah, aku membakawanmu kue. Kau ingin makan, bukan?”

“Terima kasih. Eh, mana garpunya?”

“Oh, gunakan saja ini. Lagian tidak perlu repot-repot untuk membawa yang baru, kan?”

Aku memberikannya kue sekaligus garpu yang tadi kugunakan, meski begitu dirinya tidak langsung memakannya, tapi membeku seperti tadi. Kukukuku. Seperti yang direncanakan. Tapi ini bukanlah akhir. Aku akan membuatmu membayar dosa telah mempermainkanku dengan impian para pria!

“Oh iya, tadi kau bilang mau disuapin kan. Okelah, mau bagaimana lagi.”

“--Eh!? Yu-YuYuya-kun!? Apa yang kau bicarakan!? Apa kau sudah gila?”

Sambil mengatakan ini dengan sengaja, aku memasukkan garpu ke dalam kue dan memotongnya menjadi ukuran yang mudah untuk dimakan. Aku membawanya perlahan ke mulut Kaede, yang bingung dan panik.

“Nah, Kaede-san. Bilang aaaaa.”

“Ugh......”

Dia melihat dari sisi ke sisi, lalu ke bawah, lalu menggelengkan bahunya daan mengapalkan tinjunya, dan kemudian menatap langit-langit dengan suara yang tidak jelas. Sepertinya dia benar-benar mengalami konflik. Yah, itu lucu untuk dilihat, jadi ini sama sekali bukan masalah.

“Aaaaa.”

Mengatakan itu, Kaede menggigit kue yang ada di garpu. Wajahnya merona merah seperti daun musim gugur.

“Bagaimana? Rasanya enak?”

“...Aku tidak tahu. Aku sangat deg-degan. jadi aku tidak tahu rasanya.”

Kaede berkata dengan suara tipis saat dia melirik-lirikku. Apakah disuapi itu sensasinya begitu mendebarkan sampai kau tidak bisa memahami rasanya?

“Karena ini kan... c-ciuman tidak langsung. ...Ini yang pertama kalinya... aku mencium dirimu... jadi tentu saja aku jadi deg-degan...”

Kekuatan penghancur Kaede, saat dia meletakkan garpu di mulutnya dan menatap ke atas dengan malu-malu, jelas merupakan tingkat strategis. Ini adalah kartu truf yang membalikkan situasi pertempuran dengan satu serangan. Tembakan dari [Da mon*] yang digunakan sebagai upaya terakhir, cukup untuk meledakkan hatiku menjadi jutaan keping. Dengan kata lain, wajahku juga benar-benar memerah. [Catatan Penerjemah: だもん(Da mon), berasal dari perkataan Kaede sebelumnya yang ‘aku mencium dirimu (なんだもん)’.]

“Oh tidak... itu... Aku hanya berpikir kalau aku akan bisa melihat wajahmu yang malu-malu jika aku memberimu kejutan dengan menyuapimu sebagai balasan telah menggodaku. Aku hanya ingin tahu apakah aku bisa melihat wajah malu Kaede-san jika aku memberinya kejutan sebagai imbalan karena diejek! Dan aku sama sekali tidak berpikir kalau ciuman tidak langsung—mm!?”

Kaede diam-diam memasukkan kue itu ke dalam mulutku saat aku menggerakkan tangan untuk menjelaskan. Dengan begitu, garpu yang berada di mulut Kaede beberapa saat yang lalu sekarang ada di mulutku. Anehnya, kue coklat itu terasa lebih manis dibandingkan dengan saat aku memakannya beberapa waktu lalu. Wajahku benar-benar panas, dan jantungku rasanya ingin meledak.

“Aku ingin kau juga mengerti. Aku ingin kau mengerti bahwa tidak mungkin aku tidak merasa malu saat mencium orang yang kucintai, tidak peduli meski itu ciuman tidak langsung. Tapi pada saat yang sama... aku juga bahagia...”

Dia memberikan banding dengan berkaca-kaca, dan aku hanya bisa mengangguk. Bagaimanapun juga ini lebih memalukan dari yang kubayangkan. Ciuman tidak langsung melalui suap-suapan ini rasanya sama memalukannya dengan ciuman langsung. Tapi seperti yang Kaede katakan. Entah bagaimana hatiku terasa terisis.

“Yuya-kun, kau benar-benar tidak adil. Kenapa kau bisa membuatku deg-degan dengan begitu mudah... padahala aku juga ingin membuat deg-degan dengan menyuapimu... Itu tidak adil!”

“Tidak, ini bukan masalah adil atau tidak adil, tahu? Atau lebih tepatnya, kupikir Kaede-san lah yang tidak adil. Tidak, keberadaan Kaede-san sendiri sudah tidak adil!”

“A-Apaan sih!? Bukankah itu jahat banget mengatakan keberadaanku tidak adil!?”

“Tentu saja! Di tempat pertama, sejak aku tiba-tiba hidup bersama gadis cantik yang kukagumi, setiap hari aku meraskan deg-degan karena sangat bahagia sekaligus malu! Malahan, tidak ada hari tanpa aku merasakan semua itu! Setidaknya mengertilah itu... dasar tolol.”

Setelah mengatakan itu, aku merasa malu dan berdiri dari tempat dudukku. Aku ingin memukul diriku sendiri karena barusan mengatakan kalau aku mengagumi Kaede. Jika saja ada lubang di sini, aku mau masuk ke dalamnya. Namun di saat-saat seperti ini, yang terbaik adalah mandi. Ayo kabur ke kamar mandi. Kamar mandi adalah tempat sakral untuh membasuh semua kejadian yang terjadi di sepanjang hari.

“Tidak...! Jangan pergi, Yuya-kun.”

Saat aku hendak menuju ke kamar mandi untuk mandi, Kaede memulukku dari belakang.

“Jangan tinggalkan aku sendiri. Jika sekarang aku ditinggal sendiri...”

“...Jika kau ditinggal sendiri, apa yang terjadi?”

Aku menelan ludah dan menunggu kata-kata Kaede.

“Jika sekarang aku ditinggal sendiri... aku akan jadi gila karena terlalu bahagia.”

Di akhir dia menambahkan, ‘tehee’.

Aku terpesona oleh betapa imutnya dirinya. Dan karena aku tidak mau dia jadi gila, aku duduk di sofa bersamanya sampai dia tenang dan menghabiskan malam Valantine yang agak awal dengan tenang.



close

65 Comments

  1. Aku boleh mukul muka MCnya gak? Hoki bener bisa dapet kaede..🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gw support ya di belakang pake dukun

      Delete
    2. Bentar, clear minion bawah dulu

      Delete
    3. Gw ikut bro. Gw bawa dewa kipas :v

      Delete
    4. Ini yg ngomong brp org ya bro? Unknown semua

      Delete
    5. Ikut gw anj sampai perlu gw iket asw sumpah iri gw

      Delete
    6. Ikut bro bentar gw ambil gaji dlu dari hasil sedot ewc blackhole buat beli tuh kaede

      Delete
    7. Ngikut yak, bentar ngambil pedang dulu

      Delete
    8. Gua jadi kameramen aja biar invisible 😂😂

      Delete
    9. gass we bawa kapak kratos

      Delete
    10. Perlu bentuk satu geng untuk ini nih

      Delete
    11. Bentar ulti masih belum nyala

      Delete
    12. Bentar gw lagi berak nanti gw nyusul

      Delete
    13. buset udah pada mukul mc kah???

      Delete
    14. Ikut ngab sorry telat abis boker

      Delete
    15. Beres belum euy, starbust stream dah ready nih

      Delete
  2. Well thanks mimin yg udh tl, I became a stupid people when read this novel (feel bucin but gapunya cewe :*)

    ReplyDelete
  3. Oke semuanya harap tenang yang belum bangun harap bangun terus cepat cuci muka, karena ini nggak bakal terjadi di dunia kita BANGSATTTTTTTTT

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keluh kesah para jomblo ketika membaca LN ini,btw bener juga ya anj

      Delete
  4. Wkwkw Rata rata semua komentar bilang iri ke MC yah gw juga sama, iri bgsd gw sama MC ,jadi pen gw pukul si MC

    ReplyDelete
  5. Aku ingin menjadi MC di cerita ini

    ReplyDelete
  6. Berarti gua selama ini yang bagi minuman gue k temen waktu d sekolah juga d sebut ciuman gak langsung dong🗿🗿

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti Gua Ciuman Tak Langsung Ama Temen Cowok Gua gitu🗿?, Klo Cewe Sih Mending Bro😑

      Delete
  7. #saran pake baka aja min jgn “tolol” rada ganyambung di beberapa kalimat

    ReplyDelete
  8. #saran pake baka aja min jgn “tolol” rada ganyambung di beberapa kalimat

    ReplyDelete
  9. #saran pake baka aja min jgn “tolol” rada ganyambung di beberapa kalimat

    ReplyDelete
  10. #saran pake baka aja min jgn “tolol” rada ganyambung di beberapa kalimat

    ReplyDelete
  11. Jadi pen bawa pulang kaede bgstt

    ReplyDelete
  12. Wkwkw banyak npc yg ngoceh di komentar

    ReplyDelete
  13. Naze naze!?, Naze watashinojinsei ni wa roman ga nai no ka!?😭

    ReplyDelete
Previous Post Next Post