Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 49

Bab 49
Usulan Raja Api Kematian


Ketika Shin dan Reno keluar dari pohon besar Eniyunien, Raja Api Kematian Eldemade sedang menunggu mereka.

Pria jangkung dengan rambut dan mata ungu. Dia memakai jas panjang dan topi sutra, serta memegang tongkat di tangannya.

"Yoo, tangan kanan Raja Iblis, dan Ibu Roh Agung. Maaf mengganggu kalian di saat-saat seperti ini." kata Eldemade dengan nada ringan.

Aku mengamati mereka bertiga dari pohon besar Eniyunien.

"Apa keperluanmu?" tanya Shin yang langsung ke intinya.

Menjadi waspada, dia terus menatap Raja Api Kematian.

Pertempuran antara manusia dan iblis telah berakhir. Dengan begitu, perjanjian aliansi antara Empat Raja Kejahatan dan Raja Iblis telah menghilang.

"Astaga, jangan terlihat terlalu menakutkan seperti itu. Aku ini membawa kabar yang baik untuk kalian."

"Apa itu?"

"Raja Api Kematian ini tahu keberadaan sala satu dari ras dewa, Bapa Surgawi Nousgalia, yang bersembunyi di Hutan Roh Agung."

Ekspresi Shin segera berubah.

"Tujuan Bapa Surgawi adalah Roh Agung Reno. Dewa itu mencoba menggunakan Roh Agung sebagai rahim ibu untuk melahirkan anak dewa yang akan menghancurkan Raja Iblis Anos, yang akan bereinkarnasi dua ribu tahun kemudian."

Sebuah pedang dihunuskan di depan Eldemade yang berbicara dengan fasih.

Dengan kecepatan yang membutakan, Shin telah mencabut Pedang Penjarah miliknya, Gilionojes.

"Bahkan Reno, yang memiliki Hutan Roh Agung sebagai sekutunya, tidak dapat menemukan keberadaan Nousgalia. Kurasa jika itu dirimu, kau juga tidak bisa melihatnya, Raja Api Kematian."

Kemungkinan Eldemade mengetahui keberadaan dan rencana Nousgalia karena dia adalah sekutunya.

"Bukankah cerita kita terlau singkat. Oh iya, Nousgalia sendiri telah melakukan kontak denganku. ‘Apa kau tertarik pada anak dewa yang akan mengalahkan Raja Iblis Anos’ itulah yang dia katakan padaku. Tentu saja, aku menjawab bahwa aku tertarik—"

Saat Eldemade mengatakan itu, darah segar segera tumpah.

Dalam sekejap, Shin telah menebas anggota tubuhnya.

Tongkat di tangan Raja Api Kematian jatuh ke tanah.

Sebuah tebasan ke lengan akan menghilangkan kemampuan lengan memegang senjata, tebasan pada kaki akan menghilangkan kempapuan untuk melangkah. Eldemade sekarang tidak bisa bergerak, dan benar-benar tanpa pertahanan.

Meski begitu, dia tertawa bahagia.

"Kakakka, luar biasa, bukankah ini luar biasa! Seperti yang diharapkan dari tangan kanan Raja Iblis. Tidak kusangka kau bisa mengambil anggota tubuh Raja Api Kematian ini bahkan tanpa memberinya kesempatan untuk melawan. Ini adalah pertama kalinya aku melihat pedangmu, tapi sayangnya, dengan kekuatanmu yang sebesar itu, kau sama sekali tidak memiliki ambisi dan hanya menjadi seorang bawahan."

Dengan matanya yang bersinar seperti anak laki-laki, dan Raja Api Kematian berteriak dengan keras.

"Raja Iblis Anos bukan hanya pria dengan kekuatan luar biasa, tapi juga pria dengan kepopuleran yang luar biasa!!"

Sudah lama sejak aku melihatnya, tapi dia terlihat bersenang-senang. Perasaan orang ini sedikit sulit dimengerti, karena saat satu menit dia memujiku dan menit berikutnya dia malah berbalik melawanku.

"Tapi, Raja Iblis memiliki kecacatan fatal. Dan tentu kau harusnya mengetahui itu."

“Tuanku tidak memiliki kecacatan.”

Raja Kematian mengangguk puas.

"Itu benar, dan itulah kecacatannya. Raja Iblis Tirani tidak memiliki kecacatan. Karena dia tidak memiliki kecacatan, Raja Iblis Anos tidak memiliki musuh. Dia sama sekali tdak membutuhkan musuh. Dia yang terkuat dan sosok yang akan menjadi Raja Iblis sejati!"

"Hei, Anos. Apa itu?" kata Sasha yang mendengar pernyataan Eldemade dengan tampang bingung.

"Dia seperti anak-anak. Aku penah mengelusnya dengan ringan, dan dia memiliki ekspektasi misterius. Namun selanjutnya dia mengacaukanku tanpa alasan, dan selalu tertawa geli ketika dia melakukannya."

"...Aku sama sekali tidak mengerti, Misha, apa kau mengerti..."

Misha mengarahkan mata iblisnya ke arah Eldemade.

Sekarang, bagaimana Misha, yang pandai membaca seluk-beluk emosi, mengukur hatinya?

"......Menjijikkan......"

"...Aku setuju..."

Apakah itu yang dia lihat. Sepertinya, pria itu mungkin lepas kendali.

"Itu sebabnya, aku selalu menjadi musuh Raja Iblis. Tapi meski begitu, aku tidak pernah berada di pihak dewa!"

Eldemade menekankan.

"Aku tertarik pada anak dewa yang akan mengalahkan Raja Iblis Anos, tapi aku ragu apakah dia benar-benar memiliki kekuatan untuk menyaingi Raja Iblis. Itulah mengapa aku memberi tahu kalian apa yang Nousgalia rencankan. Dan jika tangan kanan Raja Iblis dan Roh Agung Reno dapat mencegah kelahiran anak itu, maka anak itu tidak akan memenuhi syarat untuk melawan Raja Iblis Anos! "

Astaga, sungguh hal yang kekanak-kanakan untuk dikatakan. Bagi Raja Api Kematian, semuanya adalah mainan, dan semuanya tampak seperti permainan.

“Seperti biasa, pikiranmu itu suli tidak mengerti, tapi intinya, itu adalah adalah anak dewa jika bisa mengalahkan kami, itu saja kan?”

"Itu benar. Sepertinya kau tahu dengan baik, tangan kanan Raja Iblis." Dengan nada penuh semangat, Eldemade berkata. "Bawa Raja Iblis Anos ke tingkat yang lebih tinggi! Itulah apa yang ingin kulihat. Karena itulah, pertama-pertama musuh yang layak harus dipersiapkan untuk Raja Iblis Anos. Ayo gunakan dewa, roh, dan segalanya sebagai korban untuk Raja Iblis."

Shin menghela nafas sedikit.

"Tuanku tidak menginginkan hal seperti itu."

"Dia menginginkannya atau tidak bukanlah masalah. Ini adalah takdir Raja Iblis yang terlahir sebagai seorang juara. Itu tidak akan pernah bisa dihindari. Itulah mengapa dia akan memenuhi takdirnya."

Dengan suara misterius dan ekspresi serius, Eldemade berbicara.

"Dalam perang dengan Azeshion, Raja Api Kematian ini menyaring manusia yang kuat terlebih dahulu untuk membuat mereka bertarung melawan Anos. Namun, pada dasarnya mereka semua hanyalah mansuia. Penyaringan itu sangat bagus sehingga hanya Pahlawan Kanon yang bisa melewatinya. Dan saat itu pun, Kanon bahkan bukan tandingannya Raja Iblis, maka dari itu, tidak ada cara lain selain meminjam kekuatan para dewa."

Dia dengan bangga menyatakan ide-ide gilanya, seolah-olah itu masalah biasa.

"Ayo lakukan yang terbaik untuk mencegah kelahiran anak dewa. Sampai spekulasi dewa melampaui kita, aku akan berada di pihak kalian."

Shin memelototi Eldemade, yang berkata dengan antusias. Namun, dia hanya tersenyum dengan wajah yang seolah mengatakan tidak ada yang salah dengan dirinya.

"...Shin. Orang ini benar-benar sinting, kan...?" bisik Reno pada Shin.

"Jangan khawatir. Dia memang selalu seperti ini. Namun, pikiran Raja Api Kematian masih lebih mudah dibaca daripada mereka yang berbohong. Jika kelahiran anak dewa itu dicegah, dia pasti akan kehilangan minat."

"Kakakka, kau benar-benar tahu ya, tangan kanan Raja Iblis. Itu benar, dan itu sebabnya, hanya ada satu jawaban, kan?"

Shin mengembalikan pandangannya ke Raja Api Kematian.

"Bawa aku menemui Nousgalia. Ayo kita potong anak dewa itu sebelum dia lahir."

Dengan Pedang Penjarah Gilionojes, Shin menebas kedua kaki Eldemade. Begitu kekuatan yang diambil pedang dipulihkan, dia mulai berjalan.

"Ikuti aku. Kesini."

Shin dan Reno mengikuti di belakang Eldemade.

Sambil menyembunyikan diriku dengan sihir Rainel (Ilusi), aku mengikuti ketiganya.

Akhirnya, kami sampai di mata air di hutan.

“Nousgalia ada di sini?” tanya Shin, dan Eldemade mengangguk. "Tapi aku tidak merasakan kehadiran apa pun."

"Karena dewa bertindak menurut tatanan. Ada syarat bagi Bapa Surgawi Nousgalia yang bersembunyi di hutan ini untuk muncul. Ibu Roh Agung, datanglah ke tengah mata air."

Reno menatap Shin lalu mengangguk. Kemudian, dia melangkah ke di mata air.

Mungkin karena kekuatan Ibu Roh Agung, dia berjalan di atas permukaan air tanpa tenggelam. Akhirnya, dia pun berdiri di tengah mata air.

"Begini tidak apa-apa?"

"Ya."

Eldemade menghadap Reno yang berdiri di mata air.

"Bapa Surgawi Nousgalia adalah tatanan yang melahirkan dewa. Filsafat tingkah lakunya mengikuti tatatanan itu. Yang artinya, inilah syarat baginya untuk muncul."

Eldemade melepas topi sutra yang dia kenakan dan memasukkan tangannya ke dalamnya. Ketika dia menariknya keluar, dia memiliki jam pasir di tangannya.

Pasir merah di dalam jam pasir mulai turun dengan deras ketika untuk sesaat kupikir itu telah memancarkan kekuatan sihir yang mengerikan.

"......Ah......!"

Reno memegang dada kirinya dan membuat ekspresi tersiksa.

Mungkin karena itu disembunyikan oleh Rainel, tapi ada 43 jam pasir dengan pasir merah berbaris mengelilingi mata air.

Itu adalah Jam Pasir Kematian yang dimiliki oleh Raja Api Kematian. Ketika semua pasir telah jatuh, mereka yang dikutuk oleh jam pasir akan kehilangan nyawa.

Tapi ini aneh. Lengannya masih terkenan kutukan yang dipotong oleh Pedang Penjarah. Jika itu adalah Raja Api Kematian yang biasanya, dia seharusnya tidak bisa menggunakan Jam Pasir Kematian.

"Apa maksudnya ini?"

Shin dengan cepat mengayunkan Pedang Penjarah Gilionojes. 43 jam pasir meledak sekaligus dan kutukannya hilang

Saat berikutnya, suara mendengug terdengar dan jam pasir yang dipegang oleh Raja Api Kematian hancur.

Meski begiu, Eldemade berkata dengan wajah tersenyum.

"Roh Agung Reno adalah rahim ibu dari anak dewa. Jika dirinya dihancurkan, anak dewa tidak akan lahir. Artinya, jika dirinya dicoba untuk dihancurkan, Bapa Surgawi Nousgalia, akan muncul!"

"Tapi kupikir dia tidak muncul." jawab Shin dengan tenang.

"Tentu saja, dia harus dihancurkan lebih dahulu. Jika dia benar-benar hancur, sisanya terserah pada poin itu. Sebagai orang kepercayaan Raja Iblis, itu tidak ada ruginya, kan?"

"Jika Ibu Roh Agung dihancurkan, maka kelahiran anak dewa dapat dicegah. Jika Bapa Surgawi muncul, maka dia bisa langsung dipotong. Jadi, apa kau mengatakan bahwa kau dapat menghapus ancaman terhadap Tuanku?"

"Kau diperintahkan untuk mengawal Roh Agung Reno, tapi itu hanya dengan premis bahwa dia telah melarikan diri dari menjadi rahim ibu anak dewa. Bukankah perlu melindungi keberadaan yang mengancam Raja Iblis Anos dengan resiko besar?"

Dengan tatapan menyakitkan, Reno menatap Shin.

Pria itu masih memiliki ekspresi dingin yang sama di wajahnya saat dia memperhatikan Raja Api Kematian.

Pada saat berikutnya, Eldemade melempar topi sutranya, dan dari sana, Jam Pasir Kematian jatuh satu demi satu. Dalam sekejap, jumlahnya melebihi 100, dan pada saat berikutnya mencapai 300.

Kutukan itu memamerkan taringnnya dan mengencangkan cengkramannya di dada Reno.

"Itu teori orang lemah, kan?"

Saat Shin mengambil langkah, jam pasir yang mengelilinginya tertebas sekaligus. Topi sutra yang terbang di udara tercabik-cabik, dan Pedang Penjarah Gilionojes menembus dada kiri Raja Api Kematian.

“Ughhhg......”

Pedang Penjarah memiliki kutukan yang efeknya berubah tergantung pada bagian mana yang dipotong. Jika itu memotong jantung, maka pedang iblis itu akan mengambil hidup target.

"Tuanku memerintahkanku untuk melindungi Roh Agung Reno sampai di Aharthern. Perintah itu lebih penting dari apapun. Selain itu—"

Shin mengeluarkan Pedang Penjarah dari dada kiri Raja Api Kematian. Eldemade mundur dan terjatuh seperti boneka yang terputus dari benangnya.

"Raja Iblis Tirani tidak begitu lemah sehingga gadis ini harus mempertaruhkan nyamanya untuk melindunginya."



close

Post a Comment

Previous Post Next Post