[WN] Yujinchara no Ore ga Motemakuru Wakenaidaro? Volume 3 - Bab 1

Bab 1
Karakter Sampingan Sepertiku Tidak Mungkin Bisa Populer, Kan?


Hidupku bisa disimpulkan dalam satu kata... buruk.

Aku tidak mahir dalam berkomunikasi dengan orang lain, sehingga membuatku sulit untuk berinteraksi sosial. Ditambah dengan wajahku yang dikatakan menakutkan, tidak ada yang mau bergaul denganku. Bahkan seorang yang dapat kusebut sebagai teman pertamaku telah menghilang dari hidupku sebelum aku menyadarinya.

Dan mungkin karena telah melalui situasi seperti dalam waktu cukup lama. Perlahan-lahan aku dengan setengah hati pasrah pada kenyataan tidak mungkin ada orang yang mau bergaul bersamaku.

...Tapi sekarang berbeda.

Di SMA tempatku bersekolah, ada seorang yang menjadi karakter utama dari dunia ini, dia adalah Ike Haruma, seorang pria tampan, cerdas, dan disukai semua orang. Singkatnya, dia itu sempurna.

Menjadi [karakter sampingan] dari protagonis Ike yang disebut sebagai sosok sempurna membuatku tidak melebih-lebihkan jika mengatakan bahwa hubungan sosial dan kehidupanku berubah menjadi lebih baik. Contohnya adalah hubungan antara aku dengan adik perempuannya, Ike Touka.

Meskipun Touka sendiri merupakan siswi yang luar biasa, dia terus menderita karena harus tumbuh besar dalam bayang-bayang kakaknya yang [spesial]. Aku bertemu dan berpacaran dengannya, mengetahui niat yang sebenarnya, dan memperdalam ikatan di antar kami.

Meski hubungan yang kami jalani ini palsu, hubungan ini telah berkembang hingga kami dapat saling percaya sekarang... Yah, itu menurutku sih.

Dan Natsuo, teman yang kupikir telah menghilang dari hidupku... kini kembali lagi ke hadapanku, namun itu dalam sosok seorang gadis yang dipanggil Hasaki Kana. Rupanya, Natsuo itu sebenarnya adalah perempuan, bukan laki-laki seperti yang dulu kupikirkan. Aku tidak menyangka kalau kejadian konyol seperti itu akan terjadi padaku, namun yang membuatku lebih terkejut—dia mengungkapkan perasaannya kepadaku.

Pada akhirnya, aku tidak menanggapi perasaannya, tapi aku masih senang dia mengatakan bahwa dia menyukaiku.

Mereka bertiga bukanlah satu-satunya orang yang memiliki perasaan baik terhadapku, yang umumnya dibenci oleh orang-orang.

Ada Tanaka-senpai dan Suzuki, anggota OSIS yang kukenal melalui Ike saat membantu-bantu mereka menyiapkan suatu acara.

Ada juga teman sekelasku Asakura Yoshito, yang berkat bantuan OSIS, membuat kami dapat berbicara satu sama lain dan menyelesaikan kesalahpahaman tentangku.

Dan kemudian ada adik kelasku, seorang yang akhirnya bisa saling memahami denganku melalui perkelahian, Kai Rekka.

Dan seorang lagi... seorang selain Ike yang dapat dikatakan terlah merubah hidupku. Chiaki Makiri-sensei. Dia adalah orang yang selalu membantuku ketika aku berada dalam kesulitan. Dia adalah guru yang terkadang tegas dan terkadang lembut—seorang guru yang belum pernah kutemui sebelumnya.

Berkat mereka semua, aku dapat menjalani [masa muda]-ku hingga itu dapat disebut... tidak buruk. Aku bisa dengan bangga mengatakan itu.

Saat itu adalah malam yang panas ketika ujian akhir tahun kedua selesai dan liburan musim panas akan segera dimulai.

"...Apa...?"

Makiri-sensei, yang biasanya memakani setelan rapi, sekarang memiliki pakaian dengan kancing yang terbuka hingga memperlihatkan bentuk payudaranya. Saat aku mengalihkan pandanganku, aku bisa mendengar suaranya yang pelan.

"Maaf, apa yang kau bilang?"

Saat aku menanyakan itu, aku melihat bahwa pipi Makiri-sensei sedikit memerah dan dia menatapku dengan mata yang basah.

Apa ini? Apa ini semacam semacam pengakuan cinta terlarang antara guru dan murid? Tidak, pengakuan cinta yang dilakukan oleh Kana terhadapku hanyalah situasi yang menyimpang, jadi tidak mungkin sesuatu seperti pengakuan cinta akan terjadi padaku yang merupakan karakter sampingan. Dan sejak awal, tidak mungkin Makiri-sensei akan mengatakan hal seperti itu kepadaku

Jadi apa yang coba dia bilang?

Aku gugup  dan saling bertatapan dengan  Makiri-sensei. Dengan ekspresi yang lembut, dia mulai membuka bibinya yang berwarna merah dan—
.
.
.
"Sudah kubilang! Memangnya apa yang salah dengan masih perawan di usia 23 tahun!?!?"
.
.
.
—berteriak.

Karakter sampingan sepertiku tidak mungkin bisa populer.

Itu wajar, tapi...

"Eh. Apa yang kau... eh?"

Perkataan Makiri-sensei begitu tidak terduga sehingga yang bisa kulakukan hanyalah tercengang dan bergumam pada diriku sendiri.


Sebelumnya || Daftar Bab || Selanjutnya
close

5 Comments

Previous Post Next Post