Seiken Gakuin no Maken Tsukai Volume 3 - Bab 1 Bagian 1

Bab 1 Bagian 1
Raja Undead Bertopeng


Mimpi itu lagi...

Menyeka keringat dingin dengan ujung baju tidurnya, Riselia terbangun dari tidurnya. Itu adalah mimpi buruk yang tidak menghilang sejak enam tahun lalu, ingatan akan kegilaan Void yang menghancurkan Assault Garden Ketiga.

Sepertinya bahkan di tubuh ini aku masih dapat tetap bermimpi... memikirkan itu, dia menggelangkan kepalanya untuk melupakan mimpi buruk itu

Saat dia mengangkat setengah tubuhnya dan membuka gorden, cahaya Matahari pagi bersinar masuk dan menyinari rambut keperakannya. Dia sedikit meregangkan tubuhnya dan mengusap mata biru jernihnya yang masih mengantuk.

Saat dia melihat ke laur jendela, di sana terdapat burung-burung yang berkumpul di pepohonan di halaman. Itu adalah burung-burung lucu yang menandai pagi yang menyegarkan, Meski kenyataannya—

Gya! Gya, Gya!

Sekawanan burung gagak memenuhi pepohonan dengan penampilan besar seperti monyet. Menanggapi dirinya yang bangun, gagak-gagak itu semakin berkicau menakutkan.

...M-Mereka bertambah lagi...

Wajah Riselia menjadi sedikit tertekan.Akhir-akhir ini, kawanan burung gagak mulai lebih sering muncul di sekitar situ.

"...Sepertinya mereka bisa mencium bau dari orang yang sudah mati." katanya dan mengendus baju tidurnya.

Namun yang tercium dari itu adalah aroma dari sabun bunga yang harum. Menurut Leonis, hewan-hewan yang beraktivitas saat malam hari seperti gagak dan kelelawar, secara naluriah akan berkumpul di bawah ras dominan, Vampir.

"Aku senang kalian memujaku, tapi..." mengatakan itu dia kembali melihat ke luar jendela.

Asrama Hraesvelgr, yang terletak di pinggiran tanah luas Akademi Excalibur, tidak hanya memiliki tampilan yang kuno, tapi juga dikatakan bahwa itu sudah seperti rumah berhantu.

Bahkan baru-baru ini, ada rumor hantu seorang gadis muda yang muncul saat tengah malam dan seekor anjing hitam besar berkeliaran di asrama itu. Dan dengan adanya sekawanan gagak yang berkumpul di sekitar situ, membuat asrama itu menjadi rumah hantu yang sempurna.

Yah, ada vampir sungguhan yang tinggal di asrama itu, jadi rumor itu jelas tidak salah.

Menyisir rambut peraknya yang sedikit acak-acakan dengan jari-jarinya, dia bangkit berdiri.

Hari ini, dia harus bangun sedikit lebih awal karena dia memiliki latihan di pagi hari.

“Leo, sudah pagi—” serunya.

Ketika dia membuka pintu untuk membangunkan anak laki-laki yang tidur di kamar sebelah—

“......!?”

Riselia membeku di tempat, dengan tangannya memegang kenop pintu.

Di dalam kamar itu. Ada seorang gadis berseragam pelayan dengan ember dan pel di tangannya sedang mengepel lantai kamar. Dia memiliki rambut hitam mengkilap sepanjang bahu, dengan mata senja yang sedikit kemerahan.

Gadis itu pun saling bertapapan dengan Riselia.

“......”

“......”

Setelah melalui keheningan selama beberpa saat. Gadis itu membuat ekspresi wajah yang menilai kalau situasinya buruk.

".....,Eh? S-Siapa ya...?"

Berkedip-kedip, Riselia mengusap matanya. Saat dia membuka matanya lagi... gadis berseragam pelayan itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak.

---

“Sial, ini sudah seperti tikus yang terkurung dalam karung.”

“...Haruskah kita menyerang mereka? Kita tidak bisa terus-terusan bersembunyi.”

“Itu sembrono. Dengan persenjataan kita yang seperti ini, kita tidak bisa menandingi Pengguna Pedang Suci—“

Suara langkah kaki bergema di lorong yang gelap. Itu adalah suara yang berjalan ke sana-kemari.

Di dalam kegelapan, terdapat mata emas yang bersinar terang.

Bangsal keenam Assault Garden Ketujuh juga dikenal sebagai zona khusus demi-human. Beastmen-beastmen bersenjata berkumpul di lorong bawah tanah lingkungan alam buatan yang ditutupi dengan pepohonan hutan. Mereka adalah sisa-sisa anggota Fraksi Serigala, sebuah organsisasi yang memberontak melawan Kekaisaran Terintegrasi.

Dua minggu yang lalu. Teman-teman mereka merencanakan insiden di atas kapal perang  Hyperion, dengan tujuan menangkap Putri Keempat Altiria. Namun, berkat campur tangan dari siswa/i Akademi Excalibur yang saat itu juga berada di atas kapal, rencana para teroris itu gagal. Banyak anggota elit, termasuk pemimpin mereka Bastea Collosuf yang dikalahkan dan membuat organisasi itu diambang kehancuran.

Sebuah unit Pengguna  Pedang Suci yang diorganisir oleh Kekaisaran sedang memburu mereka di bawah tanah.

“Jika saja kekuatan Pedang Iblis cocok untuk kita juga—” Seorang manusia serigala yang merupakan sisa-sisa anggota itu memotong perkataannya sendiri. "...Sial, mereka datang!”

Beberapa sosok muncul di depan lorong bawah tanah. Seragam putih bersinar disana. Itu adalah unit elit Pengguna Pedang Suci.

“Sisa-sisa Fraksi Serigala, kalian akan ditangkap karena tuduhan pengkhianatan nasional.”

Pengguna Pedang Suci itu berjumlah empat orang, dan jumah beastmen itu jauh lebih banyak dari mereka. Namun, kekuatan Pedang Suci yang diberikan kepada umat manusia dapat dengan mudah membalikkan perbedaan jumlah tersebut.

“Pedang Suci—Aktifkan!”

Suara dari Pengguna Pedang Suci itu bergema di ruang bawah tanah.

“S-Siaaaaaaaaaaal!”

Para beastmen yang hampir putus asa menjadi lepas kendali dan menyerang Pengguna Pedang Suci itu.  Itu adalah tindakan yang gegabah. Kemampuan fisik para beastmen memang lebih lebih tinggi daripada manusia, tapi mereka tidak bisa menandingi kekuatan dari Pedang Suci.

...Hal seperti itu aku sudah tahuuuuu.

—Kemudian saat itu.

“Wahai Mata iblis, berikanlah kutukan kepada mereka yang tidak tahu rasa takut—Vlad (Redudansi Mineral).”

Dari suatu tempat, terdengar suara yang bergema secara bertahap. Untuk sesaat. terdapat cahaya yang bersinar hebat di depan mata mereka, dan Para Pengguna Pedang Suci itu membeku di tempat dengan senjata mereka yang terhunus.

Ada empat patung batu yang berdiri diam di sana.

“Apa-apaan ini...?”

Para beastemen itu tertegun. Saat itu—

"—Aku sudah mencari kalian. Kalian ini benar-benar merepotkan."

"......!?"

Dari bagian belakang lorong bawah tanah, terdapat cahaya yang samar muncul dari kegelapan. Seiring dengan terlihatnya cahaya itu, terdengar suara langkah kaki yang tenang sedang mendekat. Apa yang muncul dalam kesunyian itu—

Adalah sosok yang mengenakan jubah hitam legam. Itu terasa seolah-olah kegelapan itu sendiri telah mengambil bentuk seseorang. Di wajahnya, dia mengenakan topeng perak yang menyerupai tengkorak.

"Siapa... kau...!"

Beastmen-beastmen itu mengangkat senjata mereka begitu merasakan hawa dingin yang membuat mereka merinding.  Tapi—

"Dasar tolol."

Menganngkat tangannya. Senjata di tangan para beastmen tiba-tiba bengkok dan jatuh ke tanah.

“Apa-!?”

"Berlutut di hadapanku."

Begitu suara itu dilontarkan—seolah-olah menggunakan kekuatan fisik, para beastmen itu dipaksa berlutut ditempat.

Tubuh mereka gemetaran di hadapan kehadiran menakutkan yang meluap-luap. Sebagai demi-human, yang memiliki gagasan bahwa mereka yang lemah adalah makan bagi mereka yang kuat, secara naluriah mereka dapat mengetahuinya. Bahwa apa yang ada di depan mereka ini adalah sosok dari dimensi yang sama sekali berbeda. Sosok dari penguasal absolut yang memerintah dunia ini,

“Apa kalian berani menodongkan senjata ke arahku—” dia mengambil satu langkah ke depan. “Bersyukurlah bahwa aku ini sangat murah hati. Jika itu adalah Raja Beastmen Gazoth, dia akan membunuh kalian semua dalam sekejap.”

“......Ah... Ah, ah, ah,...”

Tekanan yang begitu luar biasa membuat tidak satupun dari mereka yang berani melihat ke atas. Dan kemudian, sebuah tas kecil dilemparkan ke depan para beastmen yang sedang berlutut itu.

“...Apa ini?” tanya pria singa dari salah seorang sisa-sisa Fraksi Serigala.

“Kalau tidak salah nama pemimpin kalian adalah Bastea, kan? Itu adalah abunya.&rdquoa;

“Apa—”

“Saat aku menemukannya di kapal itu, dia sudah terbakar hangus. Dengan seni Alam Kematianku, dimungkinkan untuk menghidupkannya kembali sebagai monster undead bahkan dalam keadaan itu, tapi itu tidak diperlukan."

“Kau—tidak, Anda ini siapa...”

"Aku adalah Raja Undead."

"......Raja Undead?"

"Raja abadi yang mengatur kematian di seluruh dunia. Penguasa absolut dunia ini."

Seiring dengan suara yang menggema, aura yang menakutkan meluap dari seluruh tubuhnya. Menghadapi tekanan luar biasa yang menandakan kematian, beberapa orang langsung jatuh pingsan.

"O-o-o-o-o......"

"Jangan takut. Aku di sini untuk membalas budi pada kalian."

“B-balas budi...?”

"Benar, ini adalah hutang terima kasih kepada leluhur kalian, untuk Klan Shamal, Klan Zais, Klan Zatsukar, dan prajurit-prajurit beastman lainnya yang telah melakukan tugas mereka dengan gagah berani sebagai pion pasukan Raja Undead."

Para beastmen yang masih sadarkan diri saling memandang dengan bingung.

....Leluhur? Apa sebenarnya yang dibicarakan monster ini?

Kemudian, orang yang menyebut dirinya Raja Undead itu mengangkat tangannya dan berkata,

“Mereka yang menentang Kekaisaran adalah bawahanku dan berada di bawah kendali pasukan Penguasa Kegelapan.”

Suara resonan bergema di lorong bawah tanah.

"S-Sisa-sisa dari Fraksi Serigala... berada di bawah kendalimu?"

“Benar. Kalian akan menjadi pelayanku, dan bekerja untuk tujuan muliaku. Meski begitu aku tidak akan memaksa. Kalian bebas memutuskan takdir kalian sendiri. Tapi—”

Raja Undead menunjuk ke patung batu yanga da di belakang para beastmen.

“Tidak ada banyak waktu yang tersisa. Dalam beberapa menit lagi, orang-orang itu akan terbebas dari pembatuan.”

“......!”

Cahaya menakutkan menerangi di balik topeng itu. Jika mereka membuat sesuatu yang macam-macam di sini, mereka juga akan menjadi patung batu seperti Pengguna Pedang Suci.

Para beastmen saling memandang.

Bagaimanapun, mereka tidak memiliki pilihan selain ditangkap oleh Kekaisaran dan menunggu hukuman mati. Mereka tidak tahu apa tujuan dari monster misterius ini, tapi—

"A-Aku mengerti... S-Sisa-sisa d-dari Fraksi Serigala sekarang berada di bawah kendalimu." kata manusia singa yang bersujud.

Terdapat sensasi kejahatan yang terasa di balik topeng itu.

"Baiklah, sekarang kalian bisa menyebut diri kalian Bayangan Raja Undead."

"..​​..Sesuai yang Anda katakan."

Teroris demi-human membungkuk dengan dalam.

"Kalau begitu, akan kuberikan kalian perintah pertamaku—"

Di saat Raja Undead mengangkat tangannya. Suara bip bergema di ruang bawah tanah.

"...Eh? Ah!?"

Bayangan yang mengaku sebagai Raja Undead itu tiba-tiba mulai goyah dan panik.

[—Leo... Leo, hei, kau ada dimana?]

Segera, terdengar bunyi bip dan suara itu langsung menghilang.

“......”

...Suasananya menjadi canggung.

Sisa-sisa teroris itu kemudian saling memandang dengan bingung.

“Fufu... fuhahahahaha!”

Raja Undead tertwa nyaring dan tiba-tiba membuka jubahnya.

Kemudian—

“Wahai tanah, patuhi aku dan jadilah labirin abadi—Penciptaan Labirin.”

Ketika dia mengatakan sesuatu seperti mantra—

Gugugugugugu!

Lantai di bawah kakinya memancarkan cahaya yang terang, dan tiba-tiba sebuah tangga menuju ruang bawah tanah muncul.

"I-Ini......?"

"Aku telah membuat labirin bawah tanah di sini. Kalian dapat menggunakannya sebagai basis operasi untuk saat ini."

Saat dia memberitahukan itu pada mereka—Raja Undead menghilang tanpa suara ke dalam bayang-bayang, meninggalkan para beastmen yang terkejut.

Beastmen yang tersisa hanya bisa tertegun dan menatap labirin bawah tanah yang muncul di depan mereka.

---

Sebuah bayangan muncul di dekat ranjang yang ada di kamar.

Zu, su... zu, su, su... zuzuzuzuzu...

“—Selubung iblis, terbukalah.”

Suara samar terdengar dalam bayangan itu.

Drap, dan kaki kecil mendarat di atas lantai.

"...Ya ampun. Bahuku jadi kaku karena bersikap seperti itu."

Apa yang muncul dari situ adalah seorang anak laki-laki berumur sepuluh tahun yang mengenakan seragam sekolah. Anak itu kemudian melihat pemandangan di depannya dan menghela napas panjang. Wajahnya memang berupa elok, hanya saja dirinya masih muda. Rambut hitamnya agak sulit untuk diatur, dan bahkan dia tidak setinggi sosoknya sebelumnya.

...Sama sekali tidak ada martabatnya ketika dalam wujud ini.

Meski begitu, dengan wujud itu akan membuatnya jadi lebih mudah untuk berbaur, karena itu dapat menyebabkan orang menjadi lengah.

Yang jelas, aku berhasil membuat pijakan untuk pembentukan kembali pasukan Penguasa Kegelapan.

Anak lelaki itu—Raja Undead Leonis Death Magnus gemetar dengan kepuasan.

Wolves adalah organisasi bersenjata dari demi-human yang menganjurkan anti-kekaisaran. Orang-orang itu kehilangan pemimpin mereka dalam insiden baru-baru ini dan menjadi sisa-sisa dari anggota itu.

Anggotanya tidak terbatas pada beastmen dengan kemampuan fisik yang superior. Terdapat juga elf, lizardman, dan demi-human lainnya yang memiliki kemampuan unik mereka masing-masing. Mereka akan berguna sebagai bawahan.

Namun, tampaknya mereka tidak berhubungan langsung dengan wanita Dark Elf yang menciptakan Pedang Iblis itu, jadi penyelidikan lebih lanjut akan diperlukan untuk itu.

...Dari pada itu. Leonis menatap terminal di sakunya dengan sedikit kesal. ...Astaga, pengikutku terlalu protektif.

Sambil menghela nafas, dia membuka pintu ke ruang tamu.

Saat itu—

“Whoa, L-Leo!?”

Di ruang tamu ada seorang gadis dengan sosok yang hanya mengenakan pakaian dalam. Rambutnya berkilau keperakan, dan kulitnya seputih salju murni. Rambutnya nampak agak lembab, mungkin karena habis mandi.

Wajah gadis itu memerah saat dia meletakkan tangannnya di pengait bra-nya.

"...M-Maafkan aku!"

Leonis buru-buru menutup matanya dan berbalik ke belakang.

Namun, kelopak matanya yang tertutup tidak bisa menghilangkan citra payudara kencang dan tubuh indah Riselia.

Akhirnya, Leonis mendengar suara gadis itu yang sedang mengenakan pakaian.

"...Tunggu sebentar ya, Leo. Nah, sekarang sudah tidak apa-apa." seru gadis itu.

Saat Leo berbalik, dia melihat Riselia telah mengenakan seragam Akademi Excalibur.

"Maaf ya membuatmu terkejut seperti itu."

Sambil mengikat pita di kepalanya, Riselia meminta maaf.  Seragam berwarna dasar biru sangat cocok dengan rambut putih keperakannya.

"Tidak, aku juga minta maaf..."

"Ngomong-ngomong, kau tadi kemana? Kau tidak ada di kamarmu, jadi aku pergi mencarimu tadi."

"...Um, itu... latihan pagi."

"Latihan? Jika kau bilang padaku, aku akan pergi bersamamu—"

"Kau memiliki kurikulum pelatihan setiap hari. Jadi kau tidak boleh memaksakan dirimu."

Riselia mengerucutkan bibirnya dengan imut, tapi Leonis hanya menggelengkan kepalanya.  Pertumbuhannya luar biasa. Dia memliki gaya yang bagus, ketekunan serta ambisi yang membuatnya menjadi layak untuk dilatih. Di atas segalanya, dia adalah seorang pekerja keras.

Namun, terkadang dia terlalu memaksakan dirinya dan berakhir pingsan, jadi dia harus berhati-hati tentang itu. Bahkan vampir yang merupakan undead akan kelelahan jika kehilangan kekuatan sihirnya.

"Lady, apa kau baik-baik saja, aku baru saja mendengar teriakan?"

Suara Regina terdengar dari koridor di luar.

"Oh, tidak ada apa-apa, Leo cuman sedikit terkejut tadi." jawab Riselia dengan panik.



close

6 Comments

  1. Setiap baca awal arc nih novel pasti gue jengkel Ama mcnya

    ReplyDelete
  2. Kenapa MC harus bocil, setidaknya harus 15 tahunan juga lah, kalo bocil gini rada gimana gitu apalagi haremnya one-san semua hadehh🗿

    ReplyDelete
Previous Post Next Post