[WN] Yujinchara no Ore ga Motemakuru Wakenaidaro? Volume 3 - Bab 6

Bab 6
Ke Ruang OSIS


Setelah berbicara dengan Makiri-sensei, aku kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran, dan sekarang sudah waktu istirahat.

"Aku tadi melihatmu pas di lorong, kau dipanggil oleh Makiri-sensei, kan?"

Asakura, yang datang ke tempat dudukku, memanggilku.

"Iya."

"Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanyanya dengan cemas.

Makiri-sensei memiliki citra yang tegas, jadi dia mungkin mengkhawatirkanku.

"Bukan masalah besar."

Saat aku menjawab seperti itu, Asakura tampaknya mempercayaiku dengan mudah,

"Hmm, begitu ya." gumamnya.

Kalau sudah seperti ini, yang akan menjadi topik selanjutnya pasti adalah Makiri-sensei.

"Makiri-sensei, dia canitk tapi menakutkan dan sulit untuk didekati, bukan?"

"Memang sih dia punyca citra yang seperti itu, tapi dia sebenarnya adalah guru yang baik."

Setelah mengangguk dalam kata-kataku, Asakura bertanya padaku dengan ekspresi serius.

"Tomoki... sebenarnya kau suka kan kalau dilihat oleh orang seorang gadis dengan mata dingin?"

"Ya enggak lah."

Saat aku mengatakan itu, Asakura menggosok-gosok ujung hidungnya dengan ujung jarinya dan berkata dengan malu-malu.

"Aku sih... tidak keberatan dipandang seperti itu."

"B-Begitukah..."

Aku bahkan tidak memahami apa yang dia katakan, jadi aku mengucapkan sepatah kata begitu saja karena tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

...Mungkinkah dia sebenarnya tidak mengkhawatirkanku, melainkan hanya merasa cemburu.

"JIka kecantikan seperti itu tiba-tiba menunjukkan wajah aslinya yang manis dan imut... bukankah itu yang terbaik?"

Asakura mengatakannya dengan penuh keyakinan dan meminta persetujuanku.

"...Y-Ya, itu memang yang terbaik."

Aku mengangguk pelan dan setuju, tidak ingin menyangkal prinsipnya.

"Apanya yang terbaik?"

Kana memanggil dari samping, mungkin karena penasaran dengan percakapan kami.

"Oh, kami berbicara tentang Makiri-sensei. Tomoki dipanggil olehnya beberapa waktu yang lalu."

Dengan ekspresi khawatir di wajahnya, Kana bertanya padaku.

"Begitukah? Aku tahu kalau Makiri-sensei itu guru yang tegas, tapi apa kau baik-baik saja?"

"Ya, aku baik-baik saja."

Begitu aku menjawab seperti itu, Kana tertawa pelan lalu berkata.

"Baguslah kalau begitu. Terus, tentang apa yang kalian bicarakan sebelumnya.... Apa hal terbaik tentang Makiri-sensei?"

...Kana tersenyum, tapi matanya tidak.

Aku pun berpaling melihat Asakura. Setelah dia tersenyum menyegarkan,

"Kami sedang membicarakan tentang betapa itu akan menjadi yang terbaik jika kecantikan yang dingin seperti itu memiliki sisi yang imut." umumnya.

...Kupikir maksud dari senyumnya menyegarkan tadi adalah ingin mengalihkan cerita, tapi ternyata tidak.

"Heee.... jadi Yuuji-kun suka hal yang begituan ya." gumamnya.

Dia memiliki ekpresi kesal di wajahnya dan tatapan yang mencela.

"Tidak, bukan seperti itu..."

"Padahal kau pacaran dengan Touka-chan, tapi justru mengatakan kalau Makiri-sensei adalah yang terbaik... dan mengatakan kalau aku seperti idol. Kau cukup genit, Yuuji-kun... sekarang, aku khawatir dengan apa yang akan terjadi setelah kita mulai berpacaran." gumanya dengan ekspresi lesu.

Aku tidak tahu harus berbuat apa, jadi Asakura meletakkan tangannya di pundakku, tersenyum segar saat aku merenung dalam diam.

"Tomoki... aku sekarang merasa seperti menjadi orang yang paling menyedihkan di dunia ini, itu hanya perasaanku saja, kan?"

Aku bingung melihat ekspresinya yang dipenuhi dengan kesedihan.

"Y-Ya tidak lah... menurutku?"

Melihat ekspresinya begitu sedih, aku minta maaf, tapi aku tidak bisa memastikan itu...

Dan sepulang sekolah.

Saat aku berdiri dan hendak untuk pulang, Ike memanggilku.

"Maaf, Yuuji, aku ingin berbicara denganmu sekarang, bisakah aku memintamu untuk datang ke ruang OSIS??"

Apa dia ingin aku membantu OSIS lagi?

Aku tidak punya urusan khusus untuk dilakukan, dan tidak akan ada masalah jika aku menghubungi Touka nanti. Aku mengangguk dan kemudian menjawabnya.

"Oke."

"Bagus. Kalau begitu ayo ikut aku." jawab Ike dengan senyuman.

Dengan begitu, kami meninggalkan kelas bersama-sama. Saat aku berjalan menyusuri lorong, aku mengirim pesan kepada Touka bahwa aku akan pergi ke ruang OSIS.

Segera setelah itu, aku segera menerima balasan darinya.

[Kalau begitu aku juga akan pergi ke ruang OSIS.]

"Touka bilang dia juga mau pergi ke ruang OSIS."

Saat aku mengatakan itu pada Ike yang berjalan di sampingku, dia terkekeh. Aku bertanya-nya apa yang terjadi dan menatapnya.

"Oh, aku hanya berpikir kalau kalian benar-benar akur. Bukankah itu bagus?"

Itu tidak seperti dia mengejekku, tapi lebih seperti dirinya merasa lega. Entah kenapa, aku jadi merasa malu.

"Kau benar." jawabku dengan singkat.

Ike tersenyum senang ketika mendengar jawabanku.

...Semenatara bercakap-cakap seperti itu, kami sampai di ruang OSIS. Ketika aku  membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan, di sana sudah ada Tanaka-senpai yang merupakan sekretaris, dan Suzuki yang merupakan bendahara.

"Halo, teman-teman."

"Halo."

Mereka menyambut kami begitu mereka melihat kami memasuki ruangan. Mereka berdua ini adalah salah satu dari sedikit orang yang memperlakukanku tanpa memiliki prasangka.

"Hei." jawabku dengan singkat.

"Halo, tampaknnya kalian berdua datang lebih awal. Kudengar Tatsumiya akan sedikit terlambat... bagaimana dengan Taketori-senpai?"

Tanaka-senpai tersenyum pahit mendengar kata-kata Ike sebelum menjawabnya.

"Taketori-san bilang dia tidak tertarik, jadi kurasa dia tidak akan datang."

"Begitu ya. Sepertinya dia memang tidak akan datang." jawab Ike dengan nada kecewa.

Jika dia adalah pengurus OSIS, maka aku setidaknya pasti pernah melihatnya sekali, tapi aku sama sekali tidak bisa mengingat wajah Taketori-senpai.

"Yah, kurasa mau bagaimana lagi. Kalau begitu, ketika Touka tiba, aku akan menjelaskan alasan kenapa aku memanggilmu ke si—"

Pada saat itu, pintu ruang OSIS diketuk, membuat Ike berhenti berbicara.

"Masuk." kata Suzuki ke arah pintu.

Pintu terbuka, dan,

"Halo! Apa Yuuji-senpai tercintaku ada di sini?"

"Iy ada." jawab Ike dengan lembut pada Touka.

Touka segera mendatangiku dan berdiri di sampingku.

"Kau ditangkap lagi oleh kakakku ya, Senpai. Maaf ya, kakakku selalu membuatmu kerepotan." seru Touka yang berpura-pura sedih.

"Tidak, aku tidak keberatan kok."

"Yah, Senpai yang baik hati seperti ini keren banget♡."

Dia pun melalukan yang terbaik untuk memujiku.

"...Jadi, apa urusanmu sebenarnya?"

Dia terlihat sedikit tidak puas ketika dia yang menyanjungku kuabaikan, tapi dia segera mendapatkan kembali ketenangannya dan bersama-sama denganku menatap ke arah Ike.

"Aku punya sedikit pembicaraan. Pertama, bisakah kau melihat ini?"

Mengatakan itu, Ike menyerahkan dokumen yang memiliki sekitar 10 halaman.

"Ini sebenarnnya dokumen dari tahun lalu... Setiap tahun di awal Agustus, pengurus OSIS akan mengadakan kemah pelatihan selama dua hari satu malam. Tujuan dari kemah tersebut adalah untuk membahas permasalahan dalam kehidupan sekolah dan untuk meningkatkan kehidupan sekolah di masa depan. Dan temanya adalah untuk meningkatkan kerjasama antar pengurus melalui kemah pelatihan... meski begitu situasi sebenarnya seperti arisan."

"Hee~, aku tidak tahu ada hal seperti itu." jawabku, yang direspon dengan anggukan oleh Ike.

"Aku ingin kau bergabung ke kemah pelatihan ini, Yuuji. Biaya partisipasinya harus dibayar sendiri, tapi tidak terlalu banyak kok, jadi kupikir kau bisa ikut serta."

Melihat ke dokumen itu, tertera biaya yang digunakan saat tahun lalu, dan tentu itu tidak terlalu membebani... Hanya saja akan ada lebih banyak masalah dari itu.

"Bolehkah aku bergabung meskipun aku bukan pengurus OSIS?"

Saat aku menanyakan itu, Ike mengangguk.

"Iya, aku sudah mendapatkan izin dari guru. Selama kau tidak keberatan untuk ikut, maka tidak akan ada masalah.... Touka juga."

"Eh!? Aku juga? Kenapa!?"

Touka, yang tiba-tiba dibicarakan, bereaksi dengan heran.

“Yuuji sudah sering membantu OSIS sedari tahun lalu, dan kau sejak pertemuan studi beberapa waktu lalu. Karena kita akan berbicara tentang membuat kehidupan sekolah menjadi lebih baik, kami kita keberatan memiliki beberapa siswa/i lagi untuk mendengarkan pendapat mereka. Apalagi jika mereka adalah orang yang sering membantu OSIS. Faktanya, ada preseden untuk ini. Itu sebabnya, tidak akan ada masalah dengan kalian berdua yang ikut berpartisipasi."

Begitu ya, jika ada preseden, itu mudah dilalui.

"Nah, aku bisa menunggu beberapa hari untuk mendapatkan jawaban kalian... Apa kalian mau memikirkannya?" tanyanya.

"Ayo ikut serta, Senpai." kata Touka sambil mencubit seragamku.

"Kau terlihat benar-benar antusias."

"Bukankah itu terlihat menyenangkan? Apa kau tidak menyukai sesuatu seperti ini, Senpai?"

"...Yah. Mungkin memang menyenangkan. Kalau begitu biarkan aku berpartisipasi." kataku pada Ike.

"Baiklah! Aku senang kau mau ikut. Kalau begitu aku akan memberitahumu detailnya nanti. Tunggu saja sebentar lagi." katanya dengan ekspresi lega.

"Mohon bantuannya, Tomoki-kun, Ike-san"

"Aku menantikannya."

Tanaka-senpai dan Suzuki juga tampaknya menyambut kami.

Kemudian, karena sepertinya tidak ada lagi sesuatu yang khusus, aku dan Touka memutuskan untuk menyapa mereka dan segera keluar dari ruang OSIS.

Begitu kami sampai di lorong.

"Senpai, bisakah kau mendekatkan telingamu sebentar?"

Touka mengatakan itu sambil sedikit menekuk ujung jarinya.

Seperti yang dia minta, aku membungkuk sedikit di tempat.

Berjinjit sedikit, dia meletakkan tangannya di telingaku dan berbisik.

“......Ini pertama kalinya kita akan menghabiskan malam bersama♡.”

Setelah diberitahu itu, aku berdiri tegak dan menatapnya. Dia menatapku dengan tatapan nakal.

Aku sedikit penararan, apa yang membuatnya bersemangat seperti itu? Begitu ya, apakah ini yang dia maksud ketika mengatakan [untuk membuat Senpai jatuh kepadaku]? Ketika aku menyadari itu, aku memutuskan untuk menjawab dengan cara yang tidak terlalu intens.

"Tidak ada komentar."

Menanggapi jawabanku yang membosankan, Touka tertawa bahagia dengan ekspresi nakal di wajahnya.

“Aku sangat menantikannya ♡”


close

5 Comments

  1. Replies
    1. Artnya mirip mirip bro, Tomodachi Imoza, YujiMote, sama 1 lg yg MCnya katanya bakal mati

      Delete
  2. Masih menunggu datangnya scene Sensei.
    Btw thanks buat TL nya min!

    ReplyDelete
Previous Post Next Post