Bab 274 - Pembicaraan dengan Raja
Setelah jamuan selesai, Hikaru diundang ke ruangan lain oleh Raja. Khawatir tentang Drake, dia meminta gadis-gadis itu untuk kembali ke kamar mereka, jadi dia cuma sendirian sekarang.
Dia pun memasuki sebuah ruangan kecil yang hanya dilengkapi dengan meja dan beberapa kursi. Di sana ada Doriachi yang sedang bersandar di kursi, mengangkat tangannya dengan agak lambat.
[Terima kasih sudah datang.] kata raja, wajah dan lehernya kelihatan merah.
“Kau minum alkohol lagi?” jawab Hikaru dengan terkejut.
Sebelum Deena bisa menerjemahkan perkataannya, Raja sudah berbicara, seolah-olah dia sudah memperkirakan reaksi Hikaru dan tahu apa yang dia katakan.
[Kita harus minum selama jamuan makan. Ini adalah tradisi yang dimulai oleh Raja pertama. Jadi mau bagaimana lagi.]
Hikaru mulai dibuat pusing. Budaya “minum adalah kebajikan” berakar karena Eiichi membawa kebiasaan konyol dari rata-rata pekerja kantoran di Jepang. Secara genetik, orang-orang ini tidak tahan terhadap alkohol.
Hikaru menyuruh Raja untuk minum air supaya membantu kepulihannya dan dipatuhi olehnya tanpa bertanya. Deena pun menuangkan air dari kendi dan memberikannya kepada Doriachi, dia meneguk semuanya sekaligus sebelum meminta segelas lagi.
Sementara itu, Hikaru mengamati ruangan itu. Sebuah rak kecil berdiri di dekat dinding dan patung perunggu didudukkan di salah satu sudut. Tapi yang benar-benar menarik perhatiannya adalah kutipan terkenal dari Lao Tzu – [千里 之 行 始于 足] dibingkai di dinding yang berarti [perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah]. Tulisannya cukup bagus, itu ditulis dengan kuas yang hanya digunakan dalam lukisan di dunia ini.
[Sepertinya itu menarik perhatianmu.] kata Doriachi. [Itu adalah sesuatu yang ditinggalkan oleh Raja pertama.]
“Jadi, apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?”
[Iya. Sesuatu yang tidak bisa kudiskusikan di depan para pemimpin klan.]
“Hmm, begitu.”
Rupanya bahkan Dream Maker bukanlah monolit, itu terlihat setelah menyaksikan hubungan antara Grucel dan Duinkler.
Itu adalah praktik yang mapan bagi para pemimpin untuk pergi ke acara setelahanya bersama dengan orang-orang dari faksi mereka setelah jamuan. Bahkan ada juga perusahaan yang melayani klien tertentu. Bagi Raja, kesempatan ini jarang terjadi.
Hikaru melirik Deena.
[Ah, tidak apa-apa. Sekretaris akan melapor kepada Raja secara langsung.]
Deena merasa agak bangga saat dia menerjemahkan kata-kata Raja. Tapi Hikaru tidak bisa mempercayai wanita ini.
(Aku juga tidak bisa pergi begitu saja), pikir Hikaru. (Bisa jadi ini adalah satu-satunya kesempatanku untuk berbicara langsung dengan Doriachi. Aku ingin tahu, apakah ada cara supaya kami bisa berbicara secara empat mata.)
Tidak memahami satu sama lain jauh lebih menyebalkan dari yang dia kira. Setiap kalimat harus diterjemahkan, dan tidak ada jaminan bahwa setiap kata dapat disampaikan secara akurat dalam bahasa target.
Kemudian, sekali lagi mata Hikaru beralih ke kutipan berbingkai, dan sebuah ide terlintas di benaknya.
《Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah,》 katanya.
Efeknya langsung terasa.
《Bagaimana kau bisa membaca itu?!》
Doriachi bisa berbahasa Jepang.
---
Deena diperintahkan untuk pergi—atau lebih tepatnya, diminta untuk tinggal di lorong—meninggalkan Hikaru sendirian dengan Doriachi. Wanita itu berpikir kalai Hikaru mungkin tidak menargetkan nyawa Raja, mengingat dia sudah meyakinkan semua orang untuk membedah perut Raja.
“Hanya ada beberapa orang selain aku yang bisa berbahasa Jepang. Hanya mereka yang merupakan keturunan dari yang Pertama yang belajar bahasanya.” kata Doriachi. “Jadi kau juga dari Jepang.”
“Ya.” Hikaru menurunkan tudungnya, memperlihatkan rambut hitamnya. “Aku menduga bahwa Eiichi mengira kalau mungkin ada orang lain yang seperti dirinya.”
“Ya. Dia bilang jika kami menemukannya, kami harus menyambutnya, dan memintanya untuk membantu dalam pengembangan Dream Maker.” seru Doriachi dengan matanya berkilau. “Raja Eychi benar! Bagaimanapun juga, tidak lain tidak bukan merupakan orang Jepang yang menyelamatkan hidupku!”
“Itu bukan perbuatanku. Sihir penyembuhkan rekankulah yang terlalu hebat. Sebenarnya, kau tahu itu bukan Eychi, tapi Eiichi, kan?”
“Ya, tapi sulit untuk memperbaiki itu pada saat ini.” Katanya sambil tertawa tegang. “Tapi itu memang ada gunanya. Jika seseorang menemukan kalau pelafalan itu aneh, maka aku akan curiga kalau dia berasal dari Jepang.”
“Kurasa itu masuk akal. Harus kuakui, kau cukup pandai berbahasa Jepang.”
“Terima kasih. Raja harus mahir dalam bahasa untuk memimpin negara ini.”
Rupanya setengah dari catatan yang ditinggalkan Raja pertama ditulis dalam bahasa Jepang, catatan itu berisi ide-ide yang inovatif. Karena kebanyakan dari mereka adalah informasi yang sangat rahasia yang melibatkan bangsa, hanya mereka yang memiliki hak atas takhta yang diajari bahasa Jepang.
“Apa kau seorang dokter?” tanya Doriachi dengan mata cerah. “Diagnosismu terhadap penyakitku akurat.”
“Maaf untuk mengatakannya, tapi aku hanya seorang siswa. Aku tidak berpikir aku bisa berkontribusi pada kemajuan medis negaramu.”
“I-Itu... sangat disayangkan” katanya, tergagap seolah merasa malu karena Hikaru melihat niatnya. Hikaru sih tidak terlalu keberatan. Wajar bagi seorang Raja untuk memprioritaskan pertumbuhan kerajaannya dari apa pun. “Tetapi bagaimana kau memiliki pengetahuan profesional seperti itu ketika dirmu hanyalah seorang siswa?” tambahnya.
“Bukankah Eiichi ini seorang guru?”
“Aku terkejut kau mengetahuinya.”
“Siswa/i Jepang pada dasarnya memplejari banyak hal. Mereka kemudian memutuskan karier mana yang akan diikuti berdasarkan apa yang mereka kuasai.”
Benar-benar sadar sekarang, Doriachi mencondongkan tubuh ke depan, mendengarkan dengan penuh semangat saat Hikaru menjelaskan sistem pendidikan Jepang. Hikaru punya beberapa alasan mengapa dia memberi tahu Doriachi tentang dari mana asalnya. Pertama, tidak banyak risikonya. Karena dia memperkenalkan dirinya sebagai Silver Face, jika dia mengalami masalah, dia bisa membuang topeng dan bersembunyi. Kedua, untuk mendapatkan kepercayaan Doriachi. Jika dia melakukannya, dia mungkin bisa melakukan apapun yang dia inginkan di sini, di benua ini.
“Jadi aku memiliki pengetahuan biasa tentang sirosis, tapi aku tidak sepenuhnya yakin kami dapat menyembuhkanmu.”
“AKu mengerti... Tapi tetap saja, kau muncul dengan ide radikan untuk membedahku. Gini-gini aku itu Raja, tahu.”
“AKu yakin kami dapat menyembuhkanmu selama kau tidak mati.”
Operasi itu benar-benar suatu pertaruhan. Hikaru percaya bahwa dengan sihir penyembuhan Paula, kematian setidaknya bisa dihindari.
“Hati dikenal sebagai organ yang diam, karena bahkan ketika gagal hati terjadi, gejalanya sering kali luput dari perhatian. Pada saat kelainan terdeteksi, biasanya sudah terlambat. Mungkin orang-orang di negara ini perlahan-lahan mengembangkan beberapa penyakit serius juga.”
“Mungkin kami harus menghindari alkohol dan makanan asin.”
“Mereka yang tidak bisa menahan hasrat meminum minuman keras harus benar-benar menahan diri dari minum alkohol. Dan kusarankan supaya kalian hanya membumbui makanan kalian dengan secukupnya. Sebagai catatan, ini tidak menjamin bahwa kalian tidak akan terkena penyakit karena ada juga faktor lain yang dapat menyebabkan sirosis.”
“Hmm, ya...”
Doriachi tampaknya berada dalam dilema tentang menjauhkan diri dari alkohol, yang merupakan salah satu dari sedikit kesenangan yang mereka miliki. Hikaru tidak bisa berbuat apa-apa.
“Ayo kembali ke topik.” kata Hikaru. “Apa yang ingin kau bicarakan denganku?”
“Oh, pertanyaanku sudah terjawab. Aku ingin tahu mengapa kau menggunakan prosedur berisiko seperti itu hanya untuk menolongku.”
“Benarkah? Kau tahu apa yang kupikirkan?”
“Ya, kurang lebih.” Doriachi tersenyum. “Ada sesuatu yang ingin kau lakukan di benua ini. Dan dengan dukungan Raja, kau akan bisa melakukannya dengan mudah. Dengan kata lain, kau ingin aku berhutang kepadamu. Itu juga mengapa kau mengungkapkan bahwa dirimu ini berasal dari Jepang.”
“Wow. Itu benar sekali.”
“Yah, itu bukanlah hal yang berkesan. Kau hampir tidak bisa menyebut itu sebagai deduksi.” kata Doriachi, melambaikan tangannya karena malu. “Jadi, apa yang kau inginkan?”
“Yah, ada beberapa hal...”
Hikaru memberitahu Doriachi permintaannya. Pertama, jalan-jalan. Dia ingin melihat-lihat kota sesuka hatinya. Kedua, dia menginginkan akses ke luar kota. Hikaru berpikir bahwa dengan dinding luar yang kokoh, jalan masuk juga harus dibatasi. Yang terakhir...
“Hmm, aku bisa mengabulkan dua permintaan pertamamu. Kudengar kau cukup kuat, jadi aku yakin kau akan baik-baik saja sekalipun berada di hutan. Tapi aku tidak yakin apa yang kau maksud dengan yang terakhir. Apa kau bisa merincinkan itu?”
“Maksudku secara harfiah. Aku ingin tahu asal usul benua ini. Mungkin saja aku hanya haus akan pengetahuan. Aku ingin diperkenalkan dengan beberapa orang tua yang tahu tentang legenda lama dan semacamnya.”
Apa yang dikatakan Drake mengganggu Hikaru. Drakon itu bilang tempat ini bau. Hampir tidak ada keraguan bahwa sesuatu yang jahat sedang mengintai di suatu tempat di benua itu. Legenda dan cerita rakyat tentang asal-usul tempat ini mungkin akan berguna.
“Baiklah. Kami akan memperkenalkanmu kepada seseorang yang dapat memenuhi permintaanmu.”
“Terima kasih.”
(Aku tidak sabar untuk melihat kejutan seperti apa yang menungguku), pikir Hikaru, merasa penasaran.