Bab 73
Rumor dan Legenda
“Sepertinya dia baik-baik saja...” gumam Ray, dengan Evansmana yang dihunuskan di tangannya.
“Iya...”
Di sebelahnya adalah Shin yang memegang Pedang Penebas Dewa di tangannya. Dia juga menatap ke langit dan mengambil posisi sebagai Pedang Pembunuh Dewa.
Di belakang mereka, ada Reno yang terbaring di lantai. Di dadanya ada Misa, Reno memeluknya ke bawah dengan posisi melindunginya,
Pada saat itu, ketika Matahari Penghancur Surge El Donave bersinar di langit, ketiganya bergerak pada waktu yang sama. Dan mereka semua dengan cepat menjadi perisai Misa.
“...Apa kau baik-baik saja?”
Dengan suara yang lembut, Reno berkata kepada anaknya yang berada dalam pelukannya.
Misa mengangguk sedikit, menatap wajahnya dengan bingung.
“...Kau sudah besar...”
Saat Reno dengan lembut menyentuh pipi Misa, air matanya membasahi ujung jarinya.
“...Apa kau ibuku...?”
Reno tersenyum ramah pada Misa, yang berbicara dengan bingung.
“...Ya, akhirnya aku bisa memelukmu...”
Mengatakan itu, Reno memeluk Misa dengan erat.
Tubuhnya diselimuti cahaya, menjadi tipis dan transparan.
Dia tidak memiliki banyak waktu yang tersisa untuk meminjam tubuh Fran.
“Maafkan aku. Meskipun kita telah saling berpapasan...”
Reno meneteskan air mata.
“Maafkan aku, karena tidak bisa selalu bersamamu...”
Panik, Misa berkata.
“...Tunggu... A-Aku masih.”
Air mata menetes dari matanya.
“...Aku masih belum...”
Dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya yang ditelan oleh air mata.
“...Jangan pergi, sedikit lagi... sedikit lagi saja...”
Dengan ekspresi sedih di wajahnya, Reno menggelengkan kepalanya.
Penampilannya menjadi semakin memudar.
“Kita... baru saja bertemu... selama ini, aku...”
“Aku mencintaimu, Misa. Maafkan aku...”
Air mata Reno menetes di pipi Misa.
Namun, air mata itu tidak berubah menjadi bunga air mata.
Kekuatan dari Ibu Roh Agung telah lama hilang.
“...Aku sudah hancur, tapi dirimu masih ada di sini. Aku yakin Anos akan menyelamatkanmu. Aku yakin... dia akan menyelamatkanmu bersama denan separuh dari dirimu yang malang...”
Menahan air matanya, Reno kemudian tersenyum.
Dia menampilkan wajah yang sangat lembut, wajah dari seorang ibu.
“...Aku bahagia aku melahirkanmu…”
Partikel cahaya tiba-tiba muncul dan meninggalkan Misa.
Shin menatapnya, dan untuk sesaat, partikel cahaya itu menyerupai bentuk dari Ibu Roh Agung.
“Terima kasih Shin. Selamat tinggal. Lalu—”
Reno meraihnya.
Shin dengan lembut balas meraihnya, dan tersenyum padanya.
“Aku merasa bahagia.”
“Reno.” Menumpah air mata, Shin memberi tahunya. “Aku mencintaimu.”
Angin hangat bertiup membawa cahaya bersamanya, dan sosok Reno kemudian menghilang.
Yang tersisa di tangan Shin hanyalah air mata dari Ibu Roh Agung... setangkai bunga air mata putih yang dulu dia persembahkan ke batu nisan.
“...Ibu...”
Tak henti-hentinya, air mata mengalir dari mata Misa. Itu di mengalir pipi dan menetes ke atas lantai.
“...Aku mohon... Fran...” sambil menangis, Misa berseru. “...Kumohon biarkan aku melihat ibuku sekali lagi. Kau bisa melakukan itu, kan? Karena barusan kau bisa melakukannya, tidak apa-apa kan kalau hanya sebentar lagi...”
Misa bangkit dan memohon kepada peri cinta yang seharusnya ada di suatu tempat.
Layaknya anak kecil, dia hanya menangis.
Itu tidak seperti dirinya tidak tahu bahwa itu tidak mungkin. Tapi tetap saja, kesedihan yang dirinya alami sangatlah dalam.
“...Sebentar saja... tidak apa-apa, kan...”
Namun, peri cinta tidak muncul.
Fran hanya akan meminjamkan tubuhnya sekali. Hanya sampai orang yang meminjam tubuhnya menyampaikan cintanya dan menyadari bahwa dirinya telah hancur.
“Jangan terlalu memaksa, Misa. Peri itu tidak memiliki kekuatan sebanyak itu. Yang paling bisa dilakukannya adalah menyelesaikan tragedi.”
Aku berjalan dengan perlahan, dan Misa menatapku.
“...Anos-sama...” memeras kata-katanya, dia berseru. “...Ini adalah salahku...”
Dengan air mata membasahi pipinya, Misa mengungkapkan kesedihannya.
“...Jika saja aku tidak lahir, Ibu... tidak akan hancur...”
“Itu tidak benar.”
“Apanya yang tidak benar...? Karena aku terlahir, Ibu jadi harus menentang rumor serta legendanya dan hancur...”
Saat dirinya terbangun sebagai Avos Dilhevia, Misa pasti sudah mendapatkan kembali ingatannya tentang dua ribu tahun yang lalu.
“Jika bukan karena aku...”
“Misa, apa aku pernah mengatakan sesuatu untuk membuatmu merasa lebih baik?”
“...Eh?”
Misa melebarkan matanya, menumpahkan air mata yang besar.
“Jika Reno hancur, maka tidak diragukan lagi dirimu adalah penyebabnya. Tidak peduli apa pun yang kukatakan, kau tidak akan bisa menyembuhkan kesedihanmu.”
Misa menatapku dengan bingung.
“Yang kumakud dengan itu tidak benar adalah dia tidak hancur.”
“...Sungguh!?”
Di saat yang sama ketika Misa meninggikan suaranya, Shin menatap ke arah kami dengan tajam.
“Ya, tapi sebelum menyelamatkannya”
Begitu aku mengatakan itu, cahaya redup mulai bocor dari tubuh Misa.
Jika dilihat dengan mata iblis, dapat terlihat bahwa muasal tubuhnya akan segera runtuh. Tidak mungkin baginya untuk dapat bertahan hidup dengan muasalnya yang terbagi menjadi dua dengan Avos Dilhevia.
“Aku harus menyelamatkanmu lebih dulu.”
Aku pun berkata kepada Pahlawan yang berdiri di sampingku.
“Ray.”
Dia melangkah maju.
“Sebagai rumor dan legenda, hancurkan Misa dengan Pedang Dewa Roh.”
Tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya, Misa menatapku dengan tercengang.
“Aku ingin menjelaskannya, tapi kita tidak punya banyak waktu, karena muasalmu bisa runtuh dan binasa kapan saja. Baiklah, apa kalian sudah siap?”
Aku bertanya mereka berdua.
Ray dan Misa saling memandang dan mengangguk.
“...Aku percaya padamu...”
Ray mengarahkan ujung Evansmanda ke dada Misa.
Cahaya suci dipancarkan ke arahnya, menghapusnya seolah memurnikan muasalnya.
Aku mengulurkan ujung jariku dan pada saat yang sama membentuk lingkaran sihir di muasalnya.
Tubuh Misa bersinar begitu begitu terang, dan saat berikutnya, dia tiba-tiba menghilang. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Misa, bahkan bayangannya pun tidak ada.
“Roh Agung Avos Dilhevia, yang diciptakan oleh rumor dan legenda tentang Raja Iblis Tirani, membentuk setengah dari muasal Misa.”
Ray menoleh padaku.
Di belakang, Shin mendengarkan kata-kataku.
“Jika Avos Dilhevia hancur, Misa juga tidak akan bisa hidup, karena keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain.”
Dengan Pedang Dewa Roh, Ray membagi mereka menjadi dua, tapi itu bukanlah sesuatu yang bisa ditinggalkan selamanya. Sekalipun mereka menjadi dua, Misa tetaplah Avos Dilhevia, dan Avos Dilhevia tetaplah Misa.
“Kalau begitu, jika kita mengubah Avos Dilhevia menjadi roh yang berbeda dengan nama yang sama, Misa akan dapat hidup berdampingan dengan pikiran roh yang bersemayam di dalam dirinya. Jika rumor dan legenda berubah, maka roh juga akan berubah sesuai dengan rumor dan legenda itu. Tapi masalahnya di sini adalah; bahwa mereka paling terpengaruh oleh rumor dan legenda saat mereka pertama kali lahir.”
Reno menjelaskan padaku ketika aku pergi ke masa 2000 tahun lalu.
Misalnya, jika di masa depan yang jauh, rumor dan legenda menyebar bahwa Ibu Roh Agung Reno bukanlah ibu dari para roh. Itu sama saja dengan dirinya dihancurkan.
Rumor dan legenda yang bertolak belakang dengan rumor dan legenda yang mendasari roh hanya akan memperpendek umur roh.
“Tidak seperti iblis dan manusia, roh tidak bereinkarnasi. Dengan kata lain, tidak ada konsep terlahir kembali sebagai orang lain. Itulah mengapa rumor dan legenda yang bertentangan dengan roh itu sangatlah berbahaya.”
Terlahir sebagai Raja Iblis Tirani yang memiliki pandangan supremasi keluarga kerajaan dan membenci manusia, Avos Dilhevia tidak punya pilihan selain terus hidup sebagai makhluk jahat.
“Sekalipun jika kita bisa melakukan sesuatu tentang itu, sekalipun kita mencoba membuat legenda yang sama sekali berbeda dari legenda yang sudah ada di dunia ini, jumlah totalnya sama sekali tidak mencukupi.”
Bahkan jika aku mencoba membuat Igareth menyebarkan rumor bahwa Avos Dilhevia adalah roh yang baik hati, rumor aslinya tetap akan jauh lebih banyak.
Pada pandangan pertama, ini terlihat seperti kami mengalami kekacauan di semua lini, tapi ada cara untuk menyelamatkan Misa.
“Jika demikian, apa yang harus dilakukan?”
Jawaban untuk itu sangat mudah setelah kau menemukan caranya.
“Buat saja kelanjutan dari legenda Raja Iblis Tirani; Raja Iblis Tirani yang bangkit kembali dihancurkan lagi oleh Pedang Dewa Roh Evansmana. Kemudian, Avos Dilhevia akan terlahir kembali. Dengan berkah dari pedang suci, dia akan mendapatkan kembali wujud aslinya, bukan sebagai setengah roh setengah iblis, tapi sebagai Misa yang merupakan roh.”
Legenda tetang Raja Iblis Tirani menceritakan kisah masa lalu, tapi tidak ada yang pasti di masa depan.
Roh adalah makhluk non-reinkarnasi, tapi dia terlahir dari rumor dan legenda tentang Raja Iblis Tirani yang akan bereinkarnasi 2000 tahun kemudian. Malahan, ini bisa dikatakan sebagai dasar dari legenda yang paling tersebar luas.
Maka, bahkan jika Raja Iblis Tirani bereinkarnasi, tidak akan ada kontradiksi dalam rumor dan legenda.
Tidak ada yang akan berbicara tentang apa yang terjadi dalam inkarnasi terakhir, karena itu belum terjadi.
Ada celah untuk mengisi legenda. Itulah mengapa aku memerintahkan Igareth untuk menyebarkan legenda tersebut.
Dan sebelumnya, Igareth mengatakan bahwa misinya telah tercapai.
Semakin manusia merasakan ketakutan terhadap Raja Iblsi Tirani, semakin kuat legenda tentang reinkarnasi Avos Dilhevia menjadi roh yang baik oleh Evansmana akan bertahan lama.
Dan ketika Ray membunuh Misa dengan berkah Pedang Dewa Roh, aku menggunakan sihir Silica (Reinkarnasi) padanya.
“Tapi tidak bisa dipastikan apakah roh yang sejak awal tidak bereinkarnasi akan bisa bereinkarnasi dan hidup hanya dengan rumor dan legenda. Karena berreinkarnasi itu sama saja dengan menciptakan roh baru, bukan Avos Dilhevia.”
Aku mengulurkan tanganku ke arah Shin.
Ketika aku mengirimkan kekuatan sihir, bunga air mata putih yang dia pegang terbang di udara dan mendatangiku.
“Bunga air mata melahirkan roh. Bunga ini lahir dari air mata Roh Agung Reno yang mendoakan kebahagian Shin dan Misa.”
Saat aku mengirimkan kekuatan sihir, bunga air mata berubah menjadi partikel cahaya.
“Hancur dan bangkitlah Roh Agung. Setelah dua ribu tahun, telah tiba waktunya untuk merubah kesedihan menjadi kegembiraan.”
Reno mengatakan bahwa dia tidak akan menangis ketika dirinya sedih.
Meski begitu, saat itu, air mata yang tumpah itu membuat bunga ini mekar.
Cahaya itu perlahan meniru sosok seseorang.
Penampilan dari ibu dan anak yang saling berpelukan.
Sosok satu mulai terwujud dengan jelas.
Di punggungnya ada enam bulu yang seperti kristal. Rambutnya berwarna kebiruan seperti danau yang jernih, dan matanya bersinar kuning.
“...Reno...” gumam Shin.
“Ibu Roh Agung hancur karena dirinya menentang rumor dan legendanya dengan melahirkan anak iblis. Tapi Roh Agung Avos Dilhevia sekarang telah mendapatkan kembali bentuk roh sesungguhnya sesuai dengan rumor dan legenda.”
Avos Dilhevia bukanlah setengah roh setengah iblis.
Dia berubah menjadi fakta bahwa dirinya sejak awal adalah roh yang bernama Misa.
“Maka, tidak ada alasan bagi Ibu Roh Agung Reno dihancurkan.”
Tidak ada fakta bahwa Reno menentang rumor dan legendanya.
Selama rumor dan legenda tidak hancur, roh akan dapat terus bangkit lagi dan lagi sekalipun mereka dihancurkan.
“...Ibu...?”
Cahaya yang dipeluk oleh Reno mulai terwujud dengan jelas.
Di sana ada seorang gadis berambut coklat sebahu dan bermata besar—Misa.
“Misa...”
Reno dengan lembut membelai kepala Misa sambil memeluknya dengan erat.
Misa menjadi begitu bahagia sampai menumpahkan air mata.
“...Ibu... ibu ...”
“...Jangan menangis... tidak apa-apa. Ibu ada di sini, Misa. Mulai sekarang... aku akan selalu berada di sisimu...”
Sambil mengatakan itu, Reno pun ikut menangis.
Bunga air mata mekar dengan air mata sedih. Tapi sekarang itu sudah pasti berubah menjadi bunga kegembiraan.
“Fumu, dengan ini semuanya sudah selesai?”
Sambil berbalik, aku berkata kepada Eldemade, yang dengan santai memperhatikan kami.
“Aku akan menanganimu nanti. Jadi sekarang patuh dan diam saja.”
Sambil menyeringai, Eldemade membungkuk.
Selama ada Zekt (Kontrak), dia tidak akan bisa melakukan apa pun dengan ceroboh, tapi dia adalah pria yang merepotkan. Dia tetap harus diawasi.
Aku pun meninggalkan tempat itu.
Beberapa kesedihan tetap ada, tapi aku telah mendapatkannya kembali.
Jika kau menginginkan sesuatu dari lubuk hatimu, keingingan itu pasti akan direspon, tidak peduli seberapa hancur atau seberapa luasnya konflik menyebar.
Dunia yang gadis itu ciptakan ini hangat, penuh cinta dan harapan. Aku akan terus membuktikan itu lagi dan lagi.
Karena aku yakin, kau pasti melihatnya dari suatu tempat.
Benar begitu kan, Militia—