Bab 2 Bagian 10
Lebih dari idol manapun
Pistol Saikawa diarahkan ke kepalaku.
“Begitu ya, jadi begini seberapa terancamnya dirimu itu?”
Mungkin bagi Saikawa, aku dan Natsunagi adalah musuh—orang-orang yang berencana untuk mencuri mata kiri safirnya. Apa dia tertipu oleh mereka? Dan kemudian setuju untuk menyingkirkan kami.
“Astaga, apa mereka memberimu benda itu juga?”
“Tidak, “
“Seorang idol super seharusnya tidak punya senjata seperti itu, kan?”
“Ini hanyalah minat gadis biasa.”
“Lah, jenis minat gadis macam apa itu?”
...Tidak, sekarang bukan waktunya untuk bercanda.
“Saikawa, kau bisa mengerti, kan? Kami bukanlah musuhmu—apa kau lupa bahwa kami baru saja menyelamatkan hidupmu?”
“...Itu pasti hanya untuk membuatku lengah...”
“Kalau niatku seperti itu, aku tidak akan melakukan itu. Mata kirimu akan tertembak oleh panah bowgun jika aku diam dan tidak melakukan apa-apa. Jika aku benar-benar musuhmu, apa aku harus mengambil tindakan yang berlebihan seperti itu?”
“Itu... Hal itu...”
“Dengar Saikawa. Masalah ini tidak akan terselesaikan sekalipun kau membunuh kami. Setelah kau membunuh kami, 《mata kirimu》akan diambil oleh musuh yang sebenarnya.”
“Itu tidak benar!!”
Saikawa berteriak, menjentikkan pengaman pistolnya.
“Itu tidak benar. Jika itu benar, maka, aku...”
Dia menunjukkan ekspresi tegas, namun suaranya bergetar.
“Saikawa, kau tahu bahwa mata kirimu itu bukan sekedar mata palsu kan?”
Terhadap pertanyaanku, Saikawa menggigit bibirnya tanpa menjawabku.
“Apa, maksudnya itu?”
Suara Natsunagi yang gemetar terdengar dari belakangku.
“Ada alasan kenapa 《SPES》 mengincar mata kiri Saikawa.”
“Kupikir kau mengatakan sesuatu yang seperti itu barusan... apa alasannya..”
“Yah, sederhananya, mata Saikawa sama dengan telinga orang itu.”
“Orang itu? ......! Begitu ya.”
Natsunagi sepertinya mengerti maksud perkataanku, dan benar-benar jadi tidak bisa berkata-kata.
“Mata palsu itu... mata kiri buatan itu bisa melihat menembus objek. Benar begitu kan, Saikawa?”
Itulah alasan orang-orang itu mengincar《mata kiri》 Saikawa.
Aku tidak tahu bagaimana orang tuanya bisa mendapatkan mata itu... tapi, 《SPES》 tidak akan mengabaikannya begitu saja.
“...Kenapa kau bisa menyadarinya?”
“Saikawa, aku telah melihat semua rekaman TV tentang konsermu selama seminggu terakhir ini. Kemudian, aku menyadari bahwa meskipun kau memakai penutup mata, gerakanmu sama sekali tidak terlihat terpengaruh.”
Dibandingkan dengan orang biasa, orang yang salah satu matanya buta biasanya akan mengalami penurunan jarak pandang setidaknya 20%, dan itu akan membuat orang tersebut kesulitan menangkap jarak. Namun, aku tidak bisa melihat kendala seperti itu saat melihat rekaman nyanyian dan tariannya.
Bukan hanya itu. Pada hari kami mengunjungi kediaman Saikawa, dia memegang cangkir dengan tangan kirinya—padahal harusnya karena ada penutup mata, jarak pandang di sebelah kirinya akan sangat berkurang.
Saat kami kebetulan bertemu di toko CD (sebenarnya, dia memata-mataiku), dia berdiri di sebelah kananku. Sungguh aneh baginya untuk berdiri di sisi itu, karena secara teori dia tidak bisa melihat dengan mata kirinya.
Karena semua keanehan yang kurasakan atas kejadian tersebut, aku menghabiskan waktu seminggu untuk menyelidikinya.
“Maaf saja, tapi mantan rekanku mengajariku untuk melatih penglihatan dan pendengaranku.”
Aku ingat ketika dua tahun yang lalu, Siesta memecahkan kasus 《Medusa》 di rumah bergaya barat melalui petunjuk visual.
...Ya, tepat seperti kau katakan, Siesta. Sepertinya hanya mereka yang memiliki mata dan pendengaran bagus saja yang bisa bertahan dibisnis ini.
“...Begitu ya, jadi sejak awal kau tidak pernah mempercayaiku? Ahaha, pantas saja, kupikir ada yang salah ketika kau bersikeras untuk melihat gladi bersih konserku.”
“Pikirmu aku akan menjadi penggemar Yui-Nya?”
“Ya. Kupikir kau benar-benar telah terpikat denganku.”
Ahh ya, Natsunagi juga mencurigai itu.
Aku dan Saikawa tersenyum sesaat, lupa bahwa kami saling mendongkan pistol.
“Mungkinkah, pria berpakaian hitam kemarin adalah suruhanmu, asisten-san?”
“Intuisi yang bagus... sejujurnya, aku sedikit menyesal tentang itu.”
Aku ingin memastikan bahwa mata kiri Saikawa memang bisa melihat, jadinya aku membuat beberapa pengaturan saat gladi bersih itu.
Saat berada dalam bahaya, manusia akan menujukkan dirinya yang sebenarnya secara naluriah.
Padahal pandangan sebelah kirinya tidak terlihat, tapi dia masih bisa mengidentifikasi pria mencurigakan yang mendekat dari sisi kiri panggung.
Tidak mungkin dia bisa membuat penilaian yang tenang seperti “Aku tidak bisa melihat dengan mata kiriku, jadi aku tidak boleh menyadari pria itu mendekatiku dari sisi kiri”. Alhasil, dia berteriak ketika pria itu mendekatinya, dan semuanya berakhir tanpa adanya insiden yang serius.
Ngomong-ngmong, pria berpakian hitam itu adalah kenalanku. Dia adalah salah satu orang yang memberikanku koper empat tahun lalu.
“Apa biasanya kau akan bertindak sejauh ini demi menguji apakah 《mata kiriku》bisa melihat atau tidak?”
“Tidak juga, ada alasan lain untuk itu. Yaitu supaya kami bisa mengunjungi fasilitas Dome, dengan alasan munculnya orang yang mencurigakan. Aku ingin tahu di mana orang-orang itu kemungkinkan akan bersembunyi.”
“...Bukankah perisapanmu terlalu berlebihan.”
“Mantan rekanku mengajariku seperti itu.”
Kalau tidak salah..., Seorang detektif kelas 1 akan menyelesaikan insiden itu sebelum itu terjadi.
Meskipun sebagai asisten, aku mungkin tidak bisa mencapai level itu.
“Jadi ini semua pergerakan kita?”
“Ya... tentu saja, aku benar-benar tidak punya trik lain, tahu.”
Mengatakan itu, Saikawa tersenyum dengan senyuman memikat yang langka.
Ahh, inilah idola Yui Saikawa yang kukenal.
“Lalu, bisakah aku bertanya padamu... Apa kau mau menjatuhkan pistol itu?”
“Itu...”
Untuk sesaat, Saikawa meringis, dan dia menundukkan kepalanya.
“Aku tahu... aku benar-benar tahu. Kimizuka-san, kalian berdua bukanlah musuhku. Kalian adalah sekutu yang ingin melindungiku—tapi.”
Saikawa kemudian mengangkat kembali kepalanya,
Dia tersenyum sedih, dan air mata mengalir di mata kanannya.
“Sekarang, apa yang harus kulakukan? Bagaimana aku bisa melindungi mata kiri ini?”
Tentu saja. Saikawa pasti sudah mengetahuinya.
Dia tahu kalau membunuh kami tidak akan menyelesaikan masalah, dan tidak akan menghilangkan ancaman itu.
Lagipula, 《SPES》 tidak hanya mengincarku. Mereka membiarkan Saikawa hidup hanya untuk memastikan bahwa aku tersingkir, dan pada titik ini, Saikawa sendiri dalam masalah. Buktinya adalah panah bowgun yang barusan.
“......Aku tidak bisa apa-apa, tanpa adanya papa dan mama... jika setiap harinya aku harus hidup dalam kegelapan, tidak peduli sebarapa gelapnya itu, aku membutuhkan mata ini, yang dapat melihat semuanya dengan jelas.”
Itu tidak benar. Aku tidak bisa mengucapkan kata-kata seperti itu dengan mudah.
Aku telah melakukan pekerjaan yang semacam ini selama bertahun-tahun, dan tentu saja, aku dapat mengatakan bahwa itu akan baik-baik saja.
Itu mudah untuk mengatakan kata-kata dangkal seperti itu, seperti meskipun dia tidak bisa melihat dengan jelas, para penggemarnya akan terus melambaikan tongkat cahaya untuk menerangi jalannya selama dia tetap menjadi seorang idol.
Tapi, Saikawa tidak akan terselamatkan dengan kata-kata seperti itu.
Sudah tiga tahun sejak orang tuanya meninggal, dan dia terus bertahan sebagai idol, berdiri di depan penggemarnya, dan pada titik ini, dia memegang pistol seperti ini.
Karenya, yang dibutuhkan Saikawa bukanlah kata-kata.
Kalau begitu, apa yang dia butuhkan?
Apa yang bisa menyelamatkan Saikawa?
Apa yang saat ini dia sangat inginkan?
Itu, itu adalah—
“Kau tahu, setelah kasus ini terselesaikan, kami berencana untuk pergi ke laut.”
Suara itu berasal dari belakangku, dan orang yang mengatakannya berdiri di sampingku.
“Jadi aku berpikir, kalau kau mau, apa kau ingin ikut dengan kami, Saikawa-san?”
Usulan ini sangat tidak cocok di situasi ini.
Kami saling menodongkan pistol sekarang. Orang waras mana yang akan menyarankan pergi ke pantai dalam situasi yang menegangkan seperti ini?
Seorang detektif membutuhkan rasionalitas mutlak dan penggunaan kekuatan tepat waktu.
Begitulah aku... dan Siesta menjalani kehidupan selama tiga tahun. Begitulah cara kami terus bertarung.
Namun, Natsunagi berbeda.
Sifat aslinya adalah—emosional.
Itulah satu-satunya, dan senjata terkuatnya.
Berhadapan dengan idol, melupakan bahwa orang yang ada didepannya menodongkan pistol, dia menghadapi Saikawa yang kebingungan dengan berkata,
“Jadi, ya, maukah kau berteman denganku—itu yang ingin kukatakan.”
Natsunagi tersenyum pada Saikawa, dengan senyuman yang lebih mempesona dari idol manapun di dunia ini.
“...Kenapa, kau mengatakan sesuatu seperti itu sekarang?”
Moncong pistol Saikawa bergetar.
“Aku ini mencoba membunuhmu, tahu?”
“Tenang saja, kami tidak akan mati semudah itu.”
“Dan lagi, aku telah membohongi kalian berdua...”
“Tapi itu bagian dari menjadi seorang idol, kan?”
“!Kau hanya memutarbalikkan kata-kata.”
“Ya. Aku mencoba menipumu barusan... dengan begini kita impas.”
“...Itu, curang.”
“Ya, aku memang curang. Karenanya, apa kau mau mendengarkan keegoisanku?”
Setelah Natsunagi mengatakan itu hanyalah keegoisannya, dia mengulurkan tangannya ke Saikawa.
Baik aku maupun Siesta, tidak akan pernah bisa melakukan itu.
“Kau aneh, Natsunagi-san...”
“Begitukah? Tapi akhir-akhir ini aku berpikir kalau kau akan senang jika memiliki orang yang aneh sebagai temanmu.”
Kenapa kau melihatku saat mengatakan itu, Natsunagi? Dan lagi, kaulah yang paling aneh diantara kita!?
“Bahkan... bahkan jika kita berteman, permasalahannya tidak akan selesai. Kau malah hanya akan menjadi lebih bermasalah dari sebelumnya.”
“Aku tidak berpikir begitu.”
“Eh?—Ah.”
Aku memanfaatkan celah yang dibuat Saikawa, dan mengambil pistol dari tangannya yang gemetaran.
“Saikawa. Jika kau bilang dirimu diincar oleh orang-orang itu, maka aku juga sama. Kau tidak perlu merasa khawatir tentang itu. Bisa dibilang, kita adalah sekutu dalam artian kita berdua menjadi incaran. Malah, kita perlu bekerja sama di sini.”
Tentu saja. Aku juga punya pemikiran lain saat mendengar usulan Natsunagi yang terdengar seperti tindakan yang bodoh.
Musuh akan lebih suka jika ketiga pihak saling berselisih... tapi, kami juga mungkin untuk menjadi sekutu melawan musuh bersama-sama.
Meski aku tidak menginginkannya, tapi aku memiliki pengalaman tiga tahun yang terukir dalam diriku, Natsunagi memiliki DNA serta keberanian, dan Saikawa memiliki mata kiri yang bisa melihat menembus apa saja. Ada banyak cara agar kami bisa saling membantu satu sama lain.
“...Apa kalian akan membantuku?”
“Ya, kami akan membantumu. Itu sebabnya, bantu kami juga, Saikawa.”
“Ya, kami akan membantumu. Itu sebabnya, bantu kami juga, Saikawa.”
Maaf saja, tapi sepertinya hidupku juga terancam.
Sepuluh hari yang lalu, aku menikmati kehidupan sehari-hari yang normal, tapi setelah aku bertemu Natsunagi... dan bertemu kembali dengan mantan rekanku, sekarang malah jadi seperti ini.
Aku tidak pernah bisa menghilangkan kecenderunganku yang selalu terlibat dalam masalah, dan itu malah menajdi semakin buruk dari tahun ke tahun.
Sepertinya aku harus menghadapi orang-orang itu lagi.
Dan untuk alasan itu, aku membutuhkan lebih banyak tenaga dan kekuatan. Itu sebabnya—
“Itu sebabnya, Saikawa, aku ingin kau menjadi sekutu kami.”
Menerima keyakinan yang terlalu sederhana, polos, kikuk, intuitif, dan naluriah dariku dan Natsunagi, Saikawa—
“—Ya, dengan senang hati.”
Dia menunjukkan senyuman yang bukan dari idol Yui Saikawa.
Melainkan, senyuman polos dari anak berusia 14 tahun.
doule twist, walaupun akhirnya loli ini jadi haremnya kimizuki _-
ReplyDeleteBaru tau kalau genrenya Harem
ReplyDeleteBaguss ceritanya, aku terlalu bodoh jadi gabisa nebak ceritanya haha.
ReplyDelete