Tantei wa Mou, Shindeiru Volume 1 - Bab 1 Bagian 11

Bab 1 Bagian 11
Bahkan Sekarang, Aku Selalu Mengingatnya


“Dan begitulah bagaimana aku dan Komori bertemu—dan juga, bagaimana aku bertemu dengan mantan detektif hebat itu.”

Itu obrolan yang cukup panjang, tapi itu diperlukan untuk memberi tahu Natsunagi tentang kisah masa laluku dengan Komori. Karena aku jadi harus menyebutkan kisah empat tahun yang lalu, maka aku tidak punya pilihan selain menyebutkan mantan rekanku itu.

Aku menyebutkan tentang dia, seorang yang telah cukup lama terpisah dariku. Tak semua dari itu adalah kenangan yang indah—tapi untuk beberapa alasan, tanpa sadar wajahku menjadi rileks dan tersenyum.

“Begitu ya... hmm. Aku mengerti, tapi,” kata Natsunagi sambil mundur selangkah, “Bukankah pria itu benar-benar berbahaya?”

Natsugai pun menjauh dari Komori.

“Hmm, yah.”

“Apaan coba dengan ‘Hmm, yah’-mu itu? Tapi tetap saja, kau juga salah satu dari orang-orang yang berbahaya itu, Kimizuka...”

Ngomong-ngomong, aku belum menjelaskan kepada Natsunagi tentang kecenderunganku untuk terlibat dalam masalah... tapi aku berharap dia akan menyadari hal ini ketika dia tahu aku memiliki kenalan di polisi dan penjara.

“Ngomong-ngomong, tiba-tiba aku jadi tidak ingin orang ini mendengar detak jantungku...”

Yah, kurasa itu wajar. Seorang gadis seusia dia jelas tidak mau tentakel aneh itu menyentuh dadanya. Aku sendiripun jelas akan menolaknya.

“Tidak, tidak, tidak. Kan aku sudah bilang kalau jarak segini saja sudah cukup bagiku untuk mendengarkan detak jantungmu—dan malah, aku sudah mengidentifikasi detak jantung tersebut.”

Komori segera menyadari keresahan kami dan menjelaskan... tidak, tunggu, apa yang barusan dia bilang? Dia tahu siapa pendonor jantung Natsunagi?

“Komori, kau benar-benar tahu siapa pemilik asli jantung Natsunagi?”

“Ya. Dan pada dasarnya, itulah alasan aku ingin membicarakan masa lalu.”

Membicarakan masa lalu?

Perkaataan orang ini masih tetap sulit dipahami. Memangnya apa hubungan antara kisah itu dengan jantung Natsunagi? Apakah pendonor itu ada di dalam penerbangan empat tahun lalu?

 

“──Jadi, begitu ya?”

 

Aku kemudian mendengar gumaman kecil Natsunagi dari belakangku.

“Ada apa? Apa kau memikirkan sesuatu?”

“...Tidak, sebenarnya, aku hanya merasa ada sesuatu yang aneh.”

Berbicara tentang keanehan, kesan pertama yang kumiliki tentang Natsunagi adalah bahwa dia orang yang aneh... tapi ini bukanlah waktunya untuk bercanda.

“Kau tahu, sebenarnya aku ini bukan tipe orang yang akan melakukan hal-hal seperti itu, tahu?”

“Apa yang kau bicarakan, Natsunagi? Dari tadi kau mulai bersikap aneh.”

“Ya. Aku memang aneh. Aku merasa seperti aku tidak mengerti diriku sendiri─Aku kadang-kadang merasa bahwa aku tidak menjadi diriku sendiri.”

Tampilan santai hilang dari wajah Natsunagi, dan dia menangkupkan bahunya.

“Yah, sebenarnya, aku bukanlah tipe orang yang akan melakukan hal-hal seperti itu pada anak laki-laki yang pertama kali kutemui.”

Apa dia sedang membicarakan tentang apa yang terjadi di kelas kemarin?

Jadi Natsunagi bukan tipe gadis yang dapat melakukan sesuatu yang begitu berani seperti itu?

Kalau memang begitu, apa yang mempengaruhinya untuk melakukan itu—oh iya, aku sempat menyebutkan sesuatu yang mirip dengan itu pada Natsunagi kemarin.

“Perpindahan ingatan. Kau kemarin mengatakan itu kan, Kimizuka. Jadi sebenarnya, tindakanku kemarin itu bukanlah perbuatanku. Pemilik asli dari jantung ini lah yang melakukan itu.”

Jika itu masalahnya, berarti pendonornya adalah seseorang yang akan melakukan hal seperti itu ketika dia masih hidup.

Jika demikian... maka orang ini adalah orang yang tidak bermoral, tidak tahu malu, dan mengabaikan pendapat orang lain demi meraih tujuannya.

Hanya ada satu manusia yang seperti itu—dan aku tahu betul siapa yang akan melakukan hal seperti itu.

Dan orang itu—ya, dia telah meninggal setahun yang lalu.

Ngomong-ngomong, kapan Natsunagi menjalani transplantasi jantung?

...Oi oi, ini mustahil.

Apa-apaan dengan kebetulan ini? Ini mustahil, kan?

Aku merasakan keringat dingin mengucur dari dahiku, anggota tubuhku mati rasa, dan gigiku menggigil.

Berhenti, tolong berhenti.

Berhentilah mengejarku.

Aku bukan lagi rekanmu.

 

Hei, benar begitu, kan?
Bukankah kau sudah mati?

 

“Watson, melarikan diri dari kenyataan adalah sesuatu yang tidak sedap dipandang, tahu.”

Komori mengangkat kepalanya, dan menatapku dengan mata yang buta itu. Itu seolah dia sedang memperingatkanku untuk tidak berpaling dari mata itu.

“Inilah jawabannya.”

《Tentakel》 tajam yang pernah kulihat sebelumnya tumbuh dari telinga Komori.

Itu adalah campuran aneh dari selusin warna atau lebih, seperti binatang lemah yang menggeliat, dan aku merasa ingin muntah hanya dengan melihatnya.

“Hentikan, Komori.”

“Apa?”

“Kalau kau membunuh seseorang, kau akan diberikan hukuman mati.”

“Membunuh, ya?”

“Tapi”, mengatakan itu Komori. “Dia tidak akan bisa dibunuh dengan ini. Kau sendiri tahu itu, kan?”

“Hentikan!”

《Tentakel》 itu menjadi lebih tajam dari sebelumnya, dan menyerang jantung Natsunagi, namun—tentakel itu berhenti beberapa sentimeter dari tubuh Natsunagi, dan ujungnya jatuh.

Aku tahu alasan dari fenomena ini.

Empat tahun lalu, seseorang pernah mengatakan,

[Tentakelmu itu tidak akan pernah bisa menyerangku lagi.]

Siapapun yang menyentuh darah itu tidak akan pernah bisa melawan tuannya.

Pada saat ini, 《tentakel》 Komori tidak bisa menyerang Natsunagi... atau lebih tepatnya, jantung yang ada di dalam dirinya. Dengan kata lain──

 

“—Siesta, apa itu dirimu?”

 

Perasaan nostalgia yang kurasakan saat Natsunagi memelukku di ruang kelas yang disinari cahaya matahari terbenam kemarin.

Itu adalah detak jantung dari rekanku yang paling kubenci dan kusayangi, yang sudah setahun ini terpisah denganku.

“Justru awalnya, aku mengira kalau wanita itulah yang muncul di sini.”

Oh iya, Komori tadi mengingatkan kami pada kisah masa lalu ketika kami tiba... apakah itu karena dia mendengar detak jantung musuh lamanya?

Komori tidak bisa melihat apapun, dan dia hanya bisa mendengar suara, jadi dia mengira kalau Natsunagi adalah Siesta. Kami tidak berada di maksud pembicaran yang sama di awal. Jadi begitu ya?

“Kapan detektif hebat itu meninggal?”

Menyipitkan matanya, Komori menanyakan itu,

“...Setahun yang lalu, di laut yang jauh, di pulau yang jauh.”

“Begitu ya. Dia memang musuh, tapi itu disayangkan.”

“Ya. Itu adalah sebuah akhir yang tidak terduga dan sederhana.”

“Sederhana? Omong kosong. Detektif hebat itu muncul di hadapanmu dalam bentuk ini.”

Begitu Komori berkata demikian, aku merasakan dadaku menjadi sesak.

Siesta kembali muncul di hadapanku—ah, ya, itu akan sangat romantis jika memang seperti itu.

Tapi ini tidak akan pernah terjadi padanya.

Momen-momen emosional yang oportunistik dan umum.

Tak satu pun dari itu cocok dengan detektif hebat yang rasional.

...Dan aku adalah asisten yang buruk.

Ya, aku mengakuinya.

Aku selalu mengeluh... tapi aku benar-benar tahu betapa menakjubkannya Siesta, dan betapa kontrasnya aku dengannya.

Aku hanyalah bayangan.

Bayangan hitam gadis cantik yang menari di bawah hari yang cerah, seolah itu di dalam mimpi.

Itu sebabnya... itu sebabnya, ya.

Itu tidap dapat diterima untuk menyebutkan bahwa Siesta kembali muncul di hadapanku.

Dia pasti sudah melupakanku sejak lama.

“Ini kebetulan.” Aku bergumam, bukan pada Komori, tapi pada diriku sendiri. “Baik itu aku yang mengenal Natsunagi, baik itu jantung Siesta ada di dalam diri Natsunagi, semua itu hanyalah—”

Saat itu, aku merasakan tamparan keras di pipiku.

“...Apa itu karena pengaruh jantung itu, Natsunagi?”

“Bukan!”

Aku melihat ke arah Natsunagi, yang berlinang air mata,

“Aku melakukan itu atas kemauanku sendiri! Aku menamparmu karena aku memang ingin melakukannya!”

Matanya merah, wajahnya berkerut saat dia berteriak keras kepadaku,

“Kimizuka, coba katakan itu lagi jika kau berani! Kebetulan katamu? Kau bilang pertemuan ini hanyalah kebetulan? Jangan bercanda! Jangan menjadi tidak bertanggung jawab dan mengatakan itu semua hanya kebetulan! Dia menghabiskan tiga tahun bersamamu, dan bahkan setelah kematiannya, dia masih ingin tetap bersamamu! Ini adalah keinginan jantung ini! Aku, jantung ini, telah mencarimu Kimihiko Kimizuka! Semua itu demi bertemu denganmu lagi... itu saja! D-dan kau... mengatakan semua ini hanyalah kebetulan? Jangan memandang rendah perasaan orang lain!“

Dan sebelum aku menyadarinya, aku sudah memeluk tubuh rampingnya.

Jadi begitu ya.

Seperti yang kubilang—jantung yang ada di dalam diri Natsunagi sedang mencari orang tertentu.

Natsunagi... jantungnya (Siesta) mencari X selama setahun terakhir ini, dan X itu adalah diriku.

 

Jadi, Siesta, kau ingin bertemu denganku lagi?

 

“Apa kau ada di sana?”

Tidak ada balasan, yah, itu wajar.

Karena—detektif itu, sudah mati.

Tapi.

“Lama tidak bertemu, Siesta.”

Kehangatan yang saat ini datang dari dada ini benar-benar berasal darinya.

“Kau tahu, aku punya banyak hal yang ingin kukatakan kepadamu.”

Apa kau tahu betapa aku begitu menderita sejak aku menjadi asistenmu?

Kau menyelundupkan senjata, bertarung dalam pertarungan tidak masuk akal melawan organisasi misterius, reputasi kita meningkat, dan aku akhirnya berkelana di dunia bersamamu selama tiga tahun, hanya untuk menghindari terbunuh, hidup tanpa arti, melawan 《Android》, tidur melalui badai, sesekali memenangkan uang di kasino, melompat-lompat di tempat tidur hotel, dan besoknya langsung jadi miskin. Kita melewati gurun, hutan, gunung, laut, dan kemudian—

 

“──Kenapa kau harus mati lebih dulu?”

 

Sejak awal aku tidak jatuh cinta padamu.

Kau juga begitu, kan?

Kita bukanlah kekasih, dan kita juga bukan teman.

Kita hanya menjalin kemitraan bisnis yang aneh sebagai detektif dan asisten.

Tapi, tapi kemudian.

Kaulah yang menyeretku pergi.

Jadi jangan tinggalkan aku dan pergi seorang diri.

Setidaknya, kau seharusnya mengucapkan selamat tinggal sebelum pergi.

“Tidak, kurasa itu sebabnya kau kembali ke hadapanku, kan?”

Untuk menyampaikan selamat tinggal.

Atau mungkin,

 

“Tolong terus perlakukan aku dengan baik, oke?”

 

Mengatakan itu, Natsunagi menjauh dariku,

Wajah itu—tidak, aku mungkin salah.

Itu adalah senyuman nostalgia yang bernilai seratus juta poin.



close

6 Comments

Previous Post Next Post