Bab 3 Bagian 5 - Yang terburuk dimulai
Besok paginya, kebisingan yang ada di luar kamar membuat kelopak mataku terbuka.
“U, uu... ada apa...?”
“Uu~, berisik sekali... Kimizuka-san...”
“......Mmh, hei, Saikawa, jangan terlalu dekat...”
Aku menyenggol Saikawa yang sedang memeluk lenganku, dan dengan malas bangkit dari tempat tidur.
“Ribut-ribut apaan sih itu...”
Sambil meregangkan tubuhku, aku keluar dari kamar.
“Apa-apaan dengan siaran itu!? Siapa itu!?”
“Aku tidak tahu. Kami tidak melihat adanya tanda-tanda seseorang memasuki ruangan...”
Untuk beberapa alasan, awak kapal berlarian dengan tergesa-gesa.
“Kimizuka-san~...?”
“Hei Saikawa, cepat bangun. Ada yang aneh.”
Saikawa masih mengusap-ngusap matanya yang mengantuk, jadi aku memintanya untuk mencuci muka, dan kemudian──
[Mohon perhatian kepada seluruh penumpang.]
Siaran audio yang dibuat dengan suara sintesis yang tidak wajar bergema di seluruh koridor.
[Di ruang tunggu, seorang gadis, sedang menunggu.]
Apa ini pemberitahuan tentang anak hilang? Maka harusnya ini hal yang normal. Tapi mengingat reaksi para awak kapal, ini bukanlah siaran resmi.
Jika demikian—
[Nama gadis itu—Nagisa, Natsunagi.]
““......!””
Aku dan Saikawa bertukar pandang. Firasat kami menjadi kenyataan, dan membuat kami sangat terkejut.
[Siapapun, yang mengenalnya, cepat pergi, ke ruang tunggu, di dek lima.]
“Saikawa... situasi ini...”
“...Ya. Situasi terburuk sudah dimulai.”
Seorang gadis disandera.
Jika siaran ini bukan pemberitahuan anak hilang, maka cuman ada satu kemungkinan. Gadis itu, Nagisa Natsunagi, diculik oleh seseorang.
Sampai jumpa besok—kata-kata yang kemarin Natsunagi ucapkan kepadaku terus terngiang di telingaku.
Aku dan Saikawa segera pergi ke kamarnya Natsunagi, dan seperti dugaan, kamar itu kosong. Setelah kami merasa yakin, kami pergi ke ruang tunggu yang ada di dek lima, yang diberitahukan pada kami oleh siaran tersebut.
Kami tiba di pintu masuk, dan mendapati bahwa penjaga kapal ini telah menyegelnya. Sepertinya mereka telah menyelidiki bagian dalam.
“Di mana Natsunagi-san?”
Saikawa bertanya pada penjaga. Dia adalah pemilik kapal ini, dan tentunya, dia berhak mengetahui segalanya.
“Sebenarnya, begitu pengumuman tersebut dibuat, para awak langsung bergegas mengambil tindakan, tapi sayangnya, mereka tidak dapat menemukannya...”
Penjaga itu melirik sekilas ke arahku, yang terlihat ragu-ragu karena aku orang luar. Tapi Saikawa mengangguk, menandakan bahwa tidak ada masalah dengan aku yang berada di sini.
“...Kalau begitu aku akan melanjutkan. Kami belum menemukan siapa pun yang mungkin merupakan pelakunya.”
“Aku mengerti...”
Merenung, Saikawa menundukkan wajahnya.
...Sial, apa yang sebenarnya terjadi?
Kami mematuhi pengumuman tersebut dan datang ke sini, tapi jangankan pelakunya, Natsunagi pun tidak ada.
“Untuk sekarang, kita akan memeriksa daftar penumpang, memeriksa seluruh kamar, dan kemudian mencocokkan wajah dengan nama mereka.”
“Dimengerti.”
Saikawa pun menginstruksikan penjaga untuk melakukan begitu dan mencari petunjuk lebih lanjut.
Benar. Sekarang kami sedang berada di atas kapal, di atas laut. Ini artinya, pelaku tidak memiliki cara untuk melarikan diri. Natsunagi pasti masih ada di kapal ini.
...Hm? Cara untuk melarikan diri dari kapal ini...?
“Hei, Saikawa.” Menunggu penjaga itu pergi, aku bertanya pada Saikawa, “Apa ada cara supaya bisa turun dari kapal ini?”
Tentu saja, cara yang tidak termasuk opsi docking terjadwal.
“Hah? Kemarin Charl-san juga menanyakan pertanyaan seperti itu kepadaku loh?”
“Kemarin? Tadi malam kau sempat berbicara dengan Charl sebelum aku datang ke kamarmu?”
“Iya, katanya dia terus-terusan mencariku.”
Apa, dia melakukan itu saat aku tidak ada...?
“Terus? Apa kau memberitahunya bagaimana cara meninggalkan kapal ini?”
“Eh, iya. Kubilang padanya kalau ada perahu kecil untuk evakuasi.”
Tentunya, instalasi seperti itu pasti akan ada. Jika demikian, apa itu berarti Charl benar-benar meninggalkan kapal ini? Eh tunggu dulu, apa dia pergi dengan Natsunagi?
Tidak, sepertinya pemikiranku terlalu berlebihan. Di tempat pertama, tidak ada alasan bagi Charl untuk membawa Natsunagi pergi dari kapal ini.
“...Saikawa, kenapa kau membantu Charl?”
Bicara soal alasan, Saikawa sama sekali tidak memiliki alasan untuk membantu Charl....
“Fufu, tahu tidak, Kimizuka-san? Kekuatan dari mata ini tidak hanya untuk melihat melalui objek.” katanya, sambil menyentuh penutup mata kirinya.
Dipikirkan secara singkat, kejadian ini dan mata itu tidak ada hubungannya... apa dia cuman mau basa-basi?
“Mata kiriku ini dapat melihat segalanya, seperti misalnya, apakah seseorang sedang berbohong atau mengatakan kejujuran.”
“Makusdmu apa yang sebenarnya dipikirkan seseorang...?”
“Iya. Jadi tadi malam, pas Charl-san menemuiku, dia sama sekali tidak berbohong. Katanya karena suatu alasan tertentu, dia harus turun dari kapal ini.”
Itu benar-benar apa yang Charl akan katakan.
『Lagian, aku punya caraku sendiri.』
Charl sedang memikirkan sesuatu, dan dia ingin agar aku segera membuat pergerakan.
“Karenanya, kuputuskan untuk membantunya... lagian ‘kan, tidak mungkin aku bisa meninggalkan gadis yang mengalami masalah begitu saja.”
...Yah, itu memang merupakan apa yang akan Saiakwan lakukan. Tapi yang terpenting daripada itu, mata palsu safir tersebut harusnya tidak dapat membaca pikiran seseorang.
Tampaknya sekali lagi, Saikawa melakukan suatu hal yang menurutnya benar untuk dilakukan.
“...Terus, kenapa kau gak kasih tahu aku? Aku sih tidak masalah kalau kau membantu Charl, tapi setidaknya kau bisa mengatakan itu padaku, kan?”
Kupikir tadi malam Charl menempati kamarku. Itu sebabnya, kuputuskan untuk menginap di kamarnya.
“Eh, tapi jika aku tidak melakukan itu, tadi malam kau tidak akan datang ke kamarku ‘kan. Kimizuka-san?”
“Lah, itu tujuanmu!?”
Astaga, serius dah, apa yang sebenarnya kau inginkan...
“Fufu, cuman bercanda kok. Apa kau terkejut?”
Dan kemudian, dia dengan sengaja mengedipkan mata kanannya.
...Ya ampun, tidak sepertimu, aku tidak punya kemampuan untuk melihat kebohongan, jadi jangan berbohong seperti itu. Tapi meski begitu, tanpa kusadari, suasana tegang yang kualami mulai mereda. Keringat yang merembes dan kerutan di antara alisku sekarang sudah hilang. Mungkin itu adalah keterampilan lain yang dimiliki idol Yui Saikawa untuk menenangkan situasi.
“Saikawa-sama!”
Dari ruang tunggu, seorang penjaga berlari menghampiri kami.
“Di kursi konter ruang tunggu, kami menemukan ini.”
Dia menyerahkan sebuah buku, dan judul buku itu adalah—
“──『 The Memoirs of Sherlock Holmes 』”
Saikawa bergumam.
Aku tahu buku itu. Itu adalah antologi cerita pendek yang ditulis oleh Sir Arthur Conan Doyle, dimana dalam buku tersebut, digambarkan seperti apa eksploitasi Sherlock Holmes.
Aku menerima buku itu dari penjaga, dan dengan cepat membuka halamannya... dan kemudian, sebuah penanda segera terlihat di sana. Penanda itu diposisikan di halaman 『The Adventure of the Gloria Scott』, sebuah cerita pendek yang menggambarkan bagaimana Holmes memulaui karirnya sebagai seorang detektif.
Dan di halaman 『The Adventure of the Gloria Scott』 yang menggambarkan bagaimana sebuah kapal tenggelam, terdapat sebuah catatan.
“Pukul 8 malam, bawa warisan detektif, ke dek utama.”
Natsunagi diculik, keknya Charlotte emang impostor
ReplyDeleteMenurut gua warisan yg dimaksud si Natsunagi yg memiliki jantung Siesta. Tapi ya entahlah, nebak doang.
ReplyDeleteWhen Charlotte is sus!😳
ReplyDeleteChar sus amogus
ReplyDelete