Bab 3 Bagian 8
Detektif hebat Vs Detektif hebat
Esok hari setelah kami menerima telepon dari Fuubi-san yang asli.
“Tapi, saat itu kita dengan pasti melihat bahwa di depan mata kita, Cerberus dibunuh oleh Hel, kan?”
Saat ini, kami ada di sebuah ruangan di kantor detektif kami, tepatnya rumah kami.
Aku dan Siesta lagi makan kari sambil merangkum segala sesuatu yang telah terjadi di kota.
“Udah kayak besi aja ini wortel, keras sekali pas di gigit.”
“Merupakan suatu kesalahan besar untuk membuatku memasak makanan.”
“Lah, kenapa kau tampak berbangga diri tentang itu?”
“Yah, habisnya aku gak punya pisau yang biasanya kugunakan.”
“...Jadi itu alasannya sayuran-sayuran ini potongannya berantakan banget.”
Yah yah, sekarang bukan waktunya untuk membahas sesuatu seperti itu.
“Seperti yang barusan kau bilang, Cerberus, dia yang mati itu harusnya merupakan fakta yang tak bisa disangkal.”
“Lantas, bagaimana penjelasan mengenai Fuubi-san yang palsu itu? Kalau kita membicarakan masalah bertransfromasi, maka Cerberus-lah orang yang bisa melakukan itu...”
“Nah, fakta mana yang lebih kau yakini?”
...Meskipun dia bilang begitu, tetap saja, kedua fakta itu saling bertentangan. Kami dengan jelas melihat bahwa Cerberus telah mati di depan kami, atau mungkin seperti itulah kelihatannya. Dan jika memang seperti itu, ini artinya kami tidak tahu siapa sebenarnya Fuubi yang palsu ini.
“Dan dengan demikian, keduanya dapat dinilai sebagai benar, atau sebaliknya, keduanya sama-sama salah.”
“Apa ini semacam teologi?”
“Jangan menyelaku.”
Mengatakan itu, Siesta memasukkan sesendok kentang ke dalam mulutku. Begitu ya, masakan ini memang gagal.
“Terus, bagaimana menurutmu jika Hel-lah yang menyamar sebagai polisi wanita itu?”
“Hel? Dia kan tidak punya kemampuan transformasi...”
“《Homunculus》,” sela Siesta, “Mereka adalah adalah suatu keberadaan yang diciptakan dari inti khusus. Siapapun yang mewarisi inti tersebut akan mendapatkan suatu kemampuan khusus.”
“Jadi yang sedang kau bicarakan ini adalah sesuatu yang Hel ambil dari dada kiri Cerberus, benda yang kayak batu hitam itu?”
“Obervarsi yang bagus. Asumsikan saja bahwa kala itu Hel memperoleh kemampuannya Cerberus.”
“Jadi intinya, Cerberus mati, lalu Hel mewarisi kemampuannya untuk bertransformasi, menyamar sebagai Fuubi-san, dan kemudian berinteraksi dengan kita?”
Jika memang demikian, itu akan menjelaskan alasan mengapa masih ada jantung yang diburu sekalipun Cerberus sudah mati.
Tapi masalahnya, kenapa Hel justru mendatangi kami?
Dia muncul di hadapanku, Siesta, dan Alicia. Tindakannya itu pada dasarnya sudah menunjukkan bahwa dirinyalah pelaku di balik semua pembunuhan yang terjadi, dan memberitahukan kami perihal 《Mata Safir》. Apa dia bermaksud mempermainkan kami..., tidak, kalau dipikir secara normal, besar kemungkinan kalau itu adalah jebakan.
“Aku tidak benar-benar mengerti apa tepatnya kebenaran yang ada..., namun pada dasarnya, apa yang yang harus kita lakukan tetaplah tidak berubah. Kita harus mengakhiri kasus pembunuhan berantai ini.”
Ya, sudah jelas, kami hanya perlu mengalahkan Hel.
“Sebagai catatan, di antara semua korban kali ini, apa kesaaman di antara mereka? Apa semuanya mirip dengan modus operandi yang Cerberus lakukan?”
“Ya, dia menyerang orang yang tengah berjalan-jalan tanpa peringatan.”
Tadi malam, korban keempat telah dipastikan, timpal Siesta.
“Jadi, tujuan Hel mengambil jantung manusia adalah untuk menghidupkan kembali 《senjata biologis》?”
“Entahlah? Bisa jadi itu untuk dirinya sendiri.”
“Dirinya sendiri?...Ahh, aku mengerti.”
Memang benar, dalam pertempurannya melawan Siesta, jantung Hel ditusuk oleh pedangnya sendiri.
“Ini artinya, kemungkinan besar Hel sedang mencari jantung baru untuk dirinya sendiri.”
“Apa Homunculus itu benar-benar dapat bertukar bagian tubuh layaknya boneka atau semacamnya?”
“Tentu saja.” kata Siesta, seolah itu adalah hal yang sudah jelas, “Musuh kita adalah 《Homunculus》 loh.”
...Yah, memang benar, sejak awal kami memang sedang melawan monster.
“Tapi tetap saja, tidak kusangka kau akan mampu menyelidiki informasi sebanyak ini hanya dalam satu hari.”
Kemarin, setelah panggilan dari Fuubi-san berakhir, Siesta langsung menghilang ke jalanan..., dan kemudian, dia pulang dengan membawa informasi saat waktunya makan malam.
“Karena ada pembatasan mengenai berita, itu jadi sedikit sulit untuk melanjutkannya. Jika saja aku bisa bergerak selama dua minggu terkahir ini, aku pasti akan menyadarinya lebih awal.”
“Tidak usah dipikirkan, saat kau sedang sakit, kau harus beristirahat dan pulih. Jika tidak, bisa-bisa kau...”
Di tengah-tengah perkataanku, aku segera berhenti melanjutkannya, yang membuat Siesta menatap ke arahku.
“Tidak, lupakan.”
Aku kemudian memakan kari untuk mengelak darinya.
Bisa-bisa kau akan menghancurkan dirimu sendiri—tapi baginya, kekhawatiran seperti itu hanyalah sesuatu yang menyebalkan.
“Kayaknya mulai besok kita akan sibuk.”
Saat aku mengatakan sesuatu untuk meredakan suasana situasi...,
“Ya, tapi saat itu terjadi...”
Sangatlah jarang untuk melihat Siesta merasa bimbang dengan perkataannya, namun..., tanpa dia harus melanjutkan kata-katanya, aku bisa tahu apa yang ingin dia katakan.
“Ini tentang Alicia, kan?”
Untuk saat ini, kami telah menemukan tempat tinggal Alicia..., tapi yah, bukan berarti ini membuat kami telah menyelesaikan semua masalah. Kami akan melanjutkan pertarungan kami melawan Hel, yang artinya, kasus Alicia harus kami kesampingkan. Itulah apa yang Siesta bimbangkan.
“Kalian tidak perlu mengkhawatirkanku.”
Tentunya, jika dia sendiri yang bilang begitu, kami akan dapat menyusun prioritas kami sesuai dengan itu......
“......! Alicia, sejak kapan kau ada di sini!?”
Aku kemudian menyadari kalau Alicia ada di samping kiriku, sedang mengunyah kari yang kubuat.
“Kedengarannya ini tidak seperti suara yang akan kau buat saat sedang makan kari.”
Lalu, aku teringat bahwa mata kiriku dipasangi penutup mata. Aku lupa kalau penglihatanku sedang terganggu.
“Apa kau sudah cuci tanganmu?”
“Jangan meperlakukanku seperti anak kecil. Aku sudah membasuhnya sampai hampir menghapus sidik jariku.”
“Lah, memangnya kau ini seorang penjahat yang sedang diburu?”
“Yang jelas...,” Alicia kemudian mencoba kembali ke topik yang tengah dibahas. “Kalian tidak perlu mengkhawatirkanku. Apa yang harus kalian prioritaskan adalah korban.”
Secara tidak terduga Alicia terdengar merasa tenang (sekalipun tidak sopan untuk mengatakan ini), dan mengatakan bahwa yang terpenting adalah menyelesaikan kasus di kota dibandingkan dengan dia.
“Alicia, kau ini mikirin apa sih?” Namun, Siesta menatap Alicia dengan tatapan yang syak hati. “Kau repot-repot datang ke sini cuman untuk mengatakan sesuatu yang sudah jelas?”
......Untuk beberapa alasan, suhu di ruangan itu turun dua derajat atau lebih.
Kemudian, Alicia dengan menantang membungkuk di atas meja, dan menatap langsung ke mata Siesta.
“Tolong izinkan aku untuk membantu dalam kasus ini.”
“Aku tahu kalau kau akan mengatakan itu, tapi tidak boleh.”
“Kenapa?”
“Karena kasus ini terlalu berbahaya. Sekarang saja sudah ada empat orang yang tewas.”
“Tapi kan, selama dua minggu terakhir ini, aku dan Kimizuka sudah menyelesaikan berbagai kasus.”
“Maksudmu kasus mencari kucing yang hilang, dan mengembalikan dompet ke kantor polisi?”
“S-sesuatu seperti tingkat kesulitan kasus itu tidak masalah, kan!”
“Kau hanya memutarbalikkan fakta.”
“Fakta yang diputarbalikkan tetaplah suatu fakta!”
Argumen mereka berdua layaknya horizon*—tapi mereka jadi semakin dekat, dan hidung mereka sudah hampir bersentuhan..., yah, meskipun di sini Siesta sama sekali tidak pernah bergerak sedikit pun dari posisinya.
[Catatan Penerjemah: Horizon, atau ufuk adalah garis yang memisahkan bumi dari langit. Lebih tepatnya, horizon adalah garis yang membagi arah garis pandang kita ke dalam dua kategori: arah garis pandang yang memotong permukaan bumi, dan yang tidak. Intinya sih, argumen Siesta dan Alicia saling berbeda.]
“Gak usah emosioan, tenanglah sedikit.”
Meriaih bahu kecil Alicia, aku kemudian menyuruhnya duduk.
“...Aku kan juga seorang detektif.”
Kalah dalam debatnya melawan Siesta, Alicia menurunkan bahunya dengan perasaan kecewa,
“Alicia, kau hanyalah detektif pengganti.”
Namun, Siesta sama sekali tidak bersikap lunak, dan dengan santai meyatakan fakta tersebut.
“Sekarang aku sudah pulih, jadi kau tidak perlu untuk turun tangan.”
“...Oi Siesta, tidakkah kau terlalu berlebihan?”
Tentunya, yang benar di sini adalah Siesta, tapi tetap saja, alasan yang benar tidak selalu menjadi yang paling tepat.
“Apa, jadi kau ada di pihaknya?”
“Aku tidak mengatakan itu.”
“Yah, kurasa itu adalah sesuatu bisa diduga dari seorang lolicon sepertimu. Loh, kok pisaunya gak ada.”
“Sudah kubilang, aku bukan lolicon. Dan juga, jangan mencari sesuatu yang berbahaya seperti itu dalam situasi ini.”
“Terus, apa? Maksudmu kau lebih lebih suka dengan anak yang bermain detektif-detektifan selama dua minggu terakhir ini dibandingkan denganku, yang selama tiga tahun ini kau habiskan waktumu bersamanya...?”
Kemudian, dia mungkin menyadari bahwa dia sudah berlebihan.
“Siesta, ada apa?”
Tingkahnya hari ini benar-benar aneh.
...Tidak, itu bukan cuman hari ini saja. Itu sejak akhir-akhri ini.
Ini rasanya seperti dia sedang cemas akan sesuatu. Kapanpun dia menunjukkan tanda-tanda seperti itu, tiba-tiba dia akan menjadi bersikap jujur, dan bahkan sampai seperti dia mengibaskan ekornya kepadaku. Selain itu, sekalipun memang biasanya dia akan selalu bertindak sendiri di belakangku, frekuensi dirinya yang bertindak seorang diri juga meningkat. Apa sih yang dia sembunyikan dariku?
“Tidak ada apa-apa, lupakan saja.”
Berdiri di dapur, Siesta tidak melihat ke belakang saat dia mengatakan itu padaku. Dia sama sekali tidak berniat memberitahuku apa-apa..., namun, seperti itulah hubungan yang kami bangun sampai saat ini. Selama kami tidak mati di belakang punggung satu sama lain—itu adalah janji saat itu kami kami buat, tapi ini adalah kemajuan yang sungguh luar biasa.
“Baiklah kalau begitu.”
Alicia berdiri, dan menatap Siesta dengan tegas.
“Aku akan bertindak dengan caraku sendiri.”
Dalam artian tertentu, barusan dia mengucapkan selamat tinggal pada Siesta, tapi arti sebenarnya adalah seorang detektif baru telah lahir.
“Kasus ini..., pasti akan kuselesaikan.. Lalu, Aku—”
Alicia kemudian menggigit bibirnya sendiri.
“Alicia?”
Saat aku bertanya, “Bukan apa-apa.” dan dia menjawab begitu sambil menggelengkan kepalanya. Kenapa sih tidak ada detektif yang mau menjawab pertanyaan asistennya.......
“Dan yah..., cuman itu saja yang ingin kukatakan. Besok aku akan mengandalkanmu, Kimizuka.”
Tiba-tiba, aku diminta untuk melakukan sesuatu. Namun, setelah tiap harinya menerima pelatihan yang keras dari atasanku,
“Ahh, aku mengerti. Mengerti, sangat mengerti.”
Yang jelas, aku secara naluriah menjawab dengan tanggapan yang menjemukan.
“Yay! Sekarang Kimizuka akan terus menjadi asistenku!”
“............Eh?”
Siesta mengatakan itu, dan secara tidak sengaja dia melihat ke arahku dan Alicia.
Tidak, di saat aku juga ingin berkata “Eh?”, justru Siesta-lah yang duluan berkata begitu.
“Tidak, asisten, di adalah milikku..., milikku............”
Namun, dia tidak mengatakan apa-apa lagi, dan terus membuka dan menutup mulutnya sendiri.
Dan tepat pada saat itu,
“Sirene?”
Di luar, aku bisa mendengar suara sirene yang meraung-raung.
Itu menandakan bahwa jantung dari korban kelima telah diambil oleh Hel.
Rebutan asisten dong zzz
ReplyDeletekukira sirene ternyata op jessnotitit
ReplyDeleteNjir rebutan
ReplyDeleteSiesta ngapain kamu rebutin si kimizuka? sini biar sama aku aja :*
ReplyDeleteSi kimi enak bgt jirr di rebutin 2 cwe..
ReplyDeletesi kimi be like: " senangnya dalam hati~ kalau ber istri duaa~
Yg satu ilegal bos
DeleteDua duanya masih ilegal bang wkwkw. Masih dibawah 18
DeleteTinggal di legalkan saja mweheheh..༼ •́ ͜ʖ •̀ ༽
Delete