Bab 4
Perubahan Pola Pikir
Sudut Pandang Makihara Taiga
Minggu siang.
Aku berada di ruang tamu di rumahku, sedang berbicara dengan Konoe-san melalui aplikasi Zoom. Ini disebut sebagai pertemuan Noblesse, tapi kontennya lebih seperti obrolan biasa.
[Oh, ini pertama kalinya aku melihat penampilanmu dalam pakaian kasual, tertanya kau memiliki selera pakaian yang bagus juga, ya.]
“Terima kasih.”
Aku senang telah memperhatikan penampilanku dengan baik sebelum melakukan video call dengannya.
Konoe-san yang tercermin di layar komputerku memiliki model rambut ponytail. Dia sedang duduk bersila, dengan mengenakan tank top dan celana pendek. Ini adalah karakternya ketika dia memainkan peran besar saat pertandingan bola basket tempo hari.
Kelihatannya dia sedang berada di ruang tamu. Itu cukup luas, dan di sana terlihat meja kaca yang besar serta perabotan-perabotan lain yang tampak mahal.
[Kau itu tinggal sendirian ‘kan, Tiger?]
“Ya, orang tua dan kakak perempuanku tinggal di pedesaan yang jauh.”
[Apa kau tidak merasa kesepian?]
“Yah, terkadang aku akan merasa seperti itu.”
Di saat-saat seperti itu, aku akan berharap, ‘Andai saja Konoe-san berada di sisiku’.
Aku hanya tertarik dan tidak melirik apapun lagi selain Konoe-san.
Aku diselamatkan olehnya ketika sesi pelajaran outdoor, yang membuat aku menjadi jatuh hati kepadanya.
Setelah itu, aku bergabung dengan Noblesse, dan aku telah melihat banyak sisi darinya...., mulai dari dia yang memiliki kesan gyaru, dia yang baik hati, dia yang atletis, dan dia yang luar biasa dalam berakting.
Aku menyukai semua sisi dari dirinya itu.
[...Hm, kau kenapa, kok melamun?]
Dari layar komputerku, Konoe-san menatapku dengan cemas. Kerah tank topnya menjuntai ke bawah, membuatku bisa melihat payudaranya yang terbungkus oleh bra olahraga. Sontak saja, aku buru-buru mengalihkan pandanganku dan mengajukan pertanyaan kepadanya.
“Bagaimana dengan keluargamu, Konoe-san?”
[Hmm? Ayah brengsekku yang merupakan orang Amerika sedang berleha-leha dengan para wanita. Sedangkan Ibuku, yang tinggal di Seattle selama aku SMP, hilang dan sementara dicari.]
Njir, topik kelas berat baru saja diangkat. Tapi, saat aku terkejut dengan apa yang dia katakan, Konoe-san hanya tertawa.
[Ya ampun, jangan menatapku seperti itu! Cepat atau lambat ibuku pasti akan segera kembali.]
“Begitu ya. Apa ada anggota keluargamu yang lain?”
[Yah..., aku punya nenek.]
Entah kenapa, suara Konoe-san tiba-tiba menjadi rendah.
“Gitu ya? Jadi, sekarang kau tinggal bersama nenekmu?”
[Tidak—aku tinggal sendirian.]
Hmm, aku merasa seperti ada yang aneh dari nada suaranya. Tapi, saat aku merasa seperti itu, aku memutuskan untuk kembali berbicara kepadanya.
“Aku tidak menyangka kalau kau juga tinggal sendirian, Konoe-san. Jadi, bagaimana denganmu, apa kau juga sering merasa kesepian?”
[Tidak, sama sekali tidak! Setiap hari aku selalu bersenang-senang!]
Konoe-san memang hebat, dia benar-benar berbeda dariku.
Kemudian, ketika aku semakin jatuh cinta kepadanya...
[Ngomong-ngomong, Tiger, apa pola makanmu baik? Kalau mau, kapan-kapan aku akan dengan senang hati berbagi beberapa makananku denganmu.]
“Eh, apa kau yakin?”
[Tentu saja. Aku akan membuatkan apa pun yang kau ingin makan... Meskipun memasak adalah keahliannya Ai.]
Karena di akhir perkataannya suaranya sangat kecil, aku jadi tidak bisa mendengar apa yang dia katakan.
“Jadi kau juga mahir memasak ya, kau memang hebat, Konoe-san!”
[Ahahaha.]
Entah kenapa, dia memalingkan mukanya dengan canggung dan tertawa.
Ping~pong
Saat itu, terdengar bunyi bel di pintu rumahku.
[Apa ada yang datang ke rumahmu? Kalau begitu, hari ini kita sudahi sampai di sini saja.]
“Tapi kan kita sama sekali belum mengadakan pertemuan Noblesse yang sebenarnya....”
[Itu cuman alasanku. Aku hanya ingin melihatmu wajahmu saja, Tiger... Baiklah, aku akan mengakhiri video call-nya.]
Buset dah, dia mengatakan sesuatu yang membuatku sangat bahagia.
Saat aku menyatakan perasaanku pada hari pertama aku bergabung dengan Noblesse, kupikir dia akan menolakku, tapi sekarang hubungan kami berjalan dengan baik.
Cepat atau lambat, sekali lagi aku akan menyatakan perasaanku padanya.
Aku menuju pintu depan sambil bersenandung, kemudian menerima paket dari kurir dan bergegas kembali ke ruang tamu, tapi di sana...
Hmm?
Ruang tamunya Konoe-san masih tercermin di layar komputerku. Sebelumnya dia mengatakan kalau dia akan mengakhiri video call-nya, tapi tampaknya dia melakukan kesalahan.
Tidak tahu bahwa aku sedang melihatnya, Konoe-san yang memunggungiku sedang meregangkan tubuhnya. Celana pendeknya menjadi kencang, membuatku dapat melihat dengan jelas bentuk bokongnya yang aduhai.
Aku ingin terus melihatnya seperti ini, tapi...
Itu akan sama saja seperti aku sedang mengintip. Kurasa aku harus mengakhirinya dari sisiku.
Tapi, saat aku hendak meraih komputerku....,
Konoe-san meraih rambut ponytailnya yang pirang dan menariknya. Rambutnya yang panjang itu terlepas dengan mulus, dan menjadi rambut yang dipotong pendek.
Apa!?
Konoe-san memakai wig?
Namun, mengesampingkan kejutan yang baru muncul itu, kupikir dia sangat imut. Beberapa saat kemudian, dari layar aku mendengar suara pintu yang terbuka, dan...
Empat Konoe-san masuk sekaligus ke ruang tamu.
!?
Mereka semua memiliki wajah yang sama, tapi model rambut serta pakaian yang mereka pakai berbeda-beda.
Ada Konoe-san yang memiliki rambut lurus dan mengenakan jaket dengan bawahan celana skinny. Ada Konoe-san yang mengenakan kamisol yang menonjolkan payudaranya yang besar. Ada Konoe-san yang berambut dua ekor, mengenakan piyama yang acak-acakkan. Dan terakhir, ada Konoe-san yang mengenakan gaun feminin.
Kelima Konoe-san itu kemudian duduk mengelilingi meja.
Apa maksudnya ini!?
Ini seolah-olah [lima perubahan ketua] memiliki wujud masing-masing dan berkumpul di satu tempat...
Saat itu, Konoe-san dengan rambut lurus membagikan kertas kepada Konoe-san yang lain. Kemudian, seolah-olah bertindak sebagai moderator...,
[Baiklah, ayo kita cek kembali shift untuk seminggu ke depan.]
Shift? Apa dia sedang berbicara tentang kerja sambilan?
[Pertama, di hari Senin—Pidato saat upacara di pagi hari akan dilakukan Maihime. Aku sudah menulis naskahnya, jadi kau hanya perlu membacanya saja.]
[Ya, ya] Konoe-san yang tampak acak-acakan mengangkat tangannya.
[Pelajaran untuk periode pertama hingga ketiga akan aku yang mengambilnya. Dan untuk pelajaran periode keempat, PJOK, Fuuko yang akan mengambilnya.]
[Kalau tidak salah materinya adalah sofbol, kan? Siap, tanganku udah gatal mau memukul bola.] Konoe-san yang baru-baru ini melakukan Zoom denganku memamerkan gigi putihnya.
“Untuk menjadi tamu dari klub siaran selama istirahat makan siang, kuserahkan itu padamu, Hikari.”
[Sip, aku akan membuatnya jadi meriah♪] Orang yang mengatakan itu sambil mengedipkan matanya adalah Konoe-san yang mengenakan kamisol.
[Untuk hari Senin, Ai tidak memiliki kegiatan apa-apa. Selasa kita akan libur karena perayaan anniversary.... tapi sepulang sekolah di akhir pekan, klub berkebun meminta untuk membantu mereka memanen ubi.]
[Serahkan itu padaku, Chika-neesan!] Konoe-san yang tampil feminim mengatakan itu dengan sangat antusias.
Saat aku tercengang melihat [pengecekan shift] ini..., aku sampai pada satu kesimpulan.
Ketua Noblesse adalah lima saudari kembar, dan di sekolah mereka berlima saling bertukar tempat untuk memainkan peran satu orang!
Aku telah mengetahui sesuatu yang sangat luar biasa.
Ini adalah skandal yang besar. Tidak hanya siswa-siswi di akademi saja yang akan tercengang, tapi ini juga akan menjadi bahan berita yang menggelegar di internet dan media.
Dalam pengalamanku, ketika internet dan media melirikmu, mereka akan menyedotmu sampai ke tulang-tulang. Dan juga, ini bisa menghilangkan rasa hormat dari siswa-siswi kepada Konoe-san.
Aku benar-benar harus menjaga rahasia ini.
Tapi, mengapa mereka berlima memainkan peran satu orang?
Untuk saat ini, aku tidak tahu apa alasan mereka, tapi...
Kurang lebih aku tahu di mana mereka akan bertukar tempat.
Merek pasti bertukar tempat di kantor ketua.
——Di hari ketika aku bergabung dengan Noblesse, seorang teman sekelasku datang ke kantor ketua untuk berkonsultasi masalah romansa.
Saat itu, Konoe-san mengatakan, “Romantisme itu tidak ada gunanya”. Namun, begitu dia kembali dari kantor ketua, dia jadi memiliki kesan seorang gyaru seolah-olah dia telah berubah menjadi orang lain.
Ini artinya, di kantor ketua pasti ada suatu tempat yang bisa digunakan bagi saudari-saudarinya untuk bersembunyi, tapi di mana?
Oh iya. Dulu, saat aku mendengar ada suara berisik di langit-langit kantor ketua, aku melakukan percakapan seperti ini dengan Konoe-san:
“Konoe-san, apa di langit-langit ada tikus?”
“......Tampaknya begitu.”
“Haruskah aku naik ke atas dan menyingkirkan tikus-tikus itu?”
“T-Tidak usah.”
Kalau dipikir-pikir, sepertinya dia takut kalau aku akan menemukan saudari-saudarinya yang bersembunyi di langit-langit.
Dan juga, berkat percakapan mereka tadi, aku jadi tahu siapa nama mereka masing-masing.
‘Chika-san’ adalah orang yang memiliki rambut lurus. Menilai dari nada sopan dan suasananya yang elegan, mungkin dialah yang menyelamatkanku dari tempat penampungan kotoran.
‘Fuuko-san’ adalah orang yang memakai wig.
‘Hikari-san’ adalah orang yang memiliki kesan gadis gyaru.
‘Maihime-san’ adalah orang yang memiliki penampilan acak-acakan.
Dan untuk ‘Ai-san’, menilai dari logat berbicaranya, tampaknya dia adalah orang yang memberikan dukungan untuk klub basket tempo hari.
Dengan mereka berlima yang saling bertukar tempat, mereka menciptakan ketua OSIS yang sempurna, [Konoe R Chika].
Ini juga alasannya di situs bawah tanah akademi netizen menuliskan “gap moe-nya tak tertahankan”—itu dikarenakan mereka adalah lima orang yang berbeda!
Saat aku berpikir seperti itu...
Pertemuan [shift] kelima saudari itu selesai, dan obrolan biasa mereka pun dimulai.
Sambil mengutak-atik ponselnya, Hikari-san bertanya...
“Ngomong-ngomong, Chika-nee, apa pendapatmu tentang Tiger-kun?”
Itu adalah pertanyaan yang sangat menarik.
Tapi, Chika-san menjawab pertanyaannya itu dengan dingin...
[Dia adalah sesama anggota yang bekerja di Noblesse. Tidak lebih dan tidak kurang dari itu.]
Buset, to the point banget.
Saat bahuku jadi melemas..., kali ini, Ai-san mengoperasikan perangkat tablet, dan kemudian...
[Ini adalah video ketika aku dan Tiger-kun pergi mendukung klub basket...]
Njir, bagaimana bisa ada video seperti itu!
Lagi-lagi aku dibuat terkejut.
Video itu adalah video saat aku menerima bantal pangkuan dari Ai-san. Rupanya, video itu diambil dari sudut pandangnya Ai-san—astaga, bagaimana dia bisa merekam video itu?
Di video itu, Ai-san bertanya padaku.
[Bagian dari [diriku] yang mana yang kau sukai?]
Jawabanku kepadanya adalah...
“Bagian dari dirimu yang akan melakukan yang terbaik untuk orang lain, seperti yang kau lakukan hari ini.”
“Kau yang menjadi pemandu sorak itu benar-benar cantik seperti peri.”
“Bagian dari dirimu yang memberikan solusi luar biasa dalam perihal konsultasi cinta...”
Aku tidak bisa berhenti berkeringat dingin saat mendengar itu. Ya ampun, bukankah aku sama sekali tidak ada mengatakan satu hal yang baik pun tentang Chika-san! Padahal ada banyak sekali hal yang kusukai darinya, seperti misalnya tentang dirinya yang menyelamatkanku.
Selain itu, aku bahkan juga mengatakan ini...,
“Dari milyaran wanita yang ada di planet ini, aku sungguh bahagia bisa bertemu dengan dirimu.”
Gyaaaaaaaaaaa!!
Aku berguling-guling di lantai. Apa-apaan coba itu, aku tidak mengatakan itu kepada Chika-san, tapi justru mengatakannya kepada adiknya! Bukankah aku benar-benar pria yang buruk!
Kemudian, Ai-san berbicara kepada Chika-san seolah-olah dia sedang memberikan bukti....,
[Kau jadi kesal kan saat melihat video ini? Bukankah itu berarti kau tertarik dengan Tiger-kun?]
Eh, apa Chika-san cemburu? Aku senang.
Namun, Chika-san tidak kehilangan wajah tenangnya, dan menjawab...
[Tidak, kau salah. Memang benar, Tiger-kun memiliki beberapa poin yang bagus seperti ketika dia melindungiku saat kita diminta untuk membantu mendukung klub basket, tapi...]
......Eh?
Aku melindungi ‘Chika-san’ ketika kami diminta untuk membantu mendukung klub basket....? Bukankah orang yang bersamaku saat itu adalah Ai-san?
Oh iya, kalau kuingat-ingat lagi...
Mulai dari babak kedua, tarian sorakannya menjadi lebih seperti tarian yang dipersembahkan untuk dewa jahat—mungkinkah Chika-san dan Ai-san bertukar tempat saat di babak kedua?
Tapi, apa yang menjadi hal paling buruk saat itu adalah...
“Kakimu tampak jauh lebih bengkak dibandingkan saat di babak pertama tadi.”
Aku benar-benar mengatakan sesuatu seperti itu... Bukankah itu sudah seperti mengatakan, “Kau memiliki kaki yang lebih gemuk daripada adikmu.”
K-Kalau sudah seperti ini, aku yakin aku akan ditolak olehnya. Apa yang berada di depanku telah menjadi sangat gelap.
Di saat aku merasa putus asa, suara Chika-san mencapai telingaku...,
[Tiger-kun adalah orang yang berdedikasi, pekerja kerjas, dapat diandalkan, pokoknya ada banyak poin-poin luar biasa dari dirinya, tapi tidak mungkin aku akan jatuh cinta padanya.]
...Eh?
Chika-san, dia memujiku?
[[[[Hmm~]]]]
Mereka berempat, kecuali Chika-san, memiliki senyum hangat di wajah mereka.
Lalu, Hikari-san melipat tangannya, dan kemudian...
[Jadi kau tidak mau mengakui perasaanmu, ya. Kalau begitu, aku yang akan mengambil Tiger-kun.]
Eh?
Lagi-lagi, itu adalah pernyataan yang mengejutkan.
[Kalau aku bisa melakukan itu, aku mungkin bisa membuktikan kalau ada bagian dari diriku yang Chika-nee tidak akan bisa kalahkan..., dan juga, jika aku berpacaran dengan ‘Ace Tak Beruntung’, aku mungkin akan mendapatkan buzz.]
Bukankah kata-katamu itu agak sedikit kelewatan, Hikari-san?
Tapi, orang yang kusukai adalah Chika-san, orang yang telah menyelamatkanku dari tempat penampungan kotoran...
Eh?
Tapi, aku juga menyukai sisi ceria yang dimiliki oleh Hikari-san.
Selain itu, Fuuko-san juga luar biasa, Dia pernah membelaku dengan mengatakan, “Aku tidak akan memaafkan siapapun yang mengolok-ngolok Makihara Taiga!”
Aku juga menyukai Maihime-san yang pandai berakting, dan aku juga menyukai Ai-san yang lembut dan baik hati...
Saat ini, siapa dari mereka yang kusukai?
A-Aku jadi bingung, Namun, di saat aku merasa seperti itu, percakapan mereka kembali berlanjut.
[Aku juga tertarik dengan Tiger.] Sambil menyeka air liurnya, Fuuko-san berbicara. [Aaah, aku ingin mendandaninya seimut mungkin dan memanjakannya. Itu pasti akan sangat menarik ketika melihatnya setengah menangis dan menatapku.]
Seperti yang tempo hari juga dia katakan, tampaknya penampilanku benar-benar cocok dengan tipenya Fuuko-san.
Di sisi lain, Maihime-san yang sedang ngemil juga ikut berbicara.
[Aku juga tertarik dengan Tiger. Melihat aktingnya yang memerankan Jose dalam drama Carmen tempo hari, aku bisa tahu kalau dia bukan orang biasa.]
Itu berarti dia tidak menilaiku seperti itu sebagai seorang pria.
Saat itu, Fuuko-san berdiri dari kursinya, dan kemudian memeluk Ai-san dari belakang.
[Bagaimana denganmu, Ai?]
[Aku sih tidak tertarik.]
Ai-san menyatukan tangannya dan menggeliat.
[Sejak awal, orang yang disukai Tiger-kun adalah Chika-neesan, jadi menurutku itu tidaklah tepat kalau saudari-saudarinya ikut campur.]
[Kau itu selalu merendah ya, Ai. Itu juga merupakan kebajikanmu sih, tapi...] Fuuko-san mengusap rambut lembut Ai-san, dan melanjutkan perkataannya. [Kalau kau terus merendah seperti itu, kau tidak akan bisa memahami apa yang benar-benar penting bagimu. Di bagian itu lah yang membuat Onee-chan jadi cemas padamu.]
Mendengar itu, Ai-san menjadi diam, seolah-olah dia tidak bisa berdebat. Fuuko-san tersenyum kepadanya, kemudian dia menatap ke arah Chika-san.
[Dengan begini, aku, Hikari, dan Maihime akan bersaing untuk mendapatkan Tiger, kau tidak punya masalah dengan itu, kan?]
Mereka akan bersaing?
Tampaknya kesimpulan yang luar biasa akan keluar sebentar lagi.
Chika-san berdiri..., lalu meletakkan tangannya di mulutnya dan mondar-mandir di sekitar ruangan itu. Tampaknya dia sedang memikirkan sesuatu.
Saat aku terus melihatnya dengan napas yang tertahan, Chika-san akhirnya berbicara...,
[...Aku, juga tertarik pada Tiger-kun.]
Ooo!
Aku langsung berpose begitu mendengarnya mengatakan itu.
Kemudian, sambil dengan malu-malu menggosok paha bagian dalamnya. Chika-san melanjutkan perkataannya...,
[Tapi, aku yakin ketertarikan ini bukan karena aku menyukainya atau semacamnya, tapi itu karena kalian memujinya. Kalau dalam psikologi, ini disebut efek ikut-ikutan.]
[Hadeeh, banyak alasan banget sih.] Fuuko-san mengerutkan keningnya, dan kemudian, [Kau harusnya jujur saja, Chika-nee. Bukankah kau jadi mulai sering meregangkan kakimu setelah Tiger mengatakan kalau kakimu bengkak.]
Eh, sikapnya imut banget~
[Selain itu, ketika kau menonton video kejuaraan nasional yang Tiger-kun ikuti saat dia masih SMP, pipimu jadi merona, kan?]
Aaaaaah! Dia benar-benar tertarik padaku!
Aku menari dengan gila dalam sukacita.
Kemudian, entah kenapa, Fuuko-san mulai berbicara dengan nada teatrikal.
[...Tapi yah, si Tiger itu benar-benar menyukai Chika-nee. Di hari pertama ketika dia memasuki Noblesse waktu itu, dia terus-terusan melirik wajahmu.]
[Ooh...]
Chika-san memain-mainkan rambutnya, seolah-olah dia tertarik dengan apa yang Fuuko-san katakan. Tapi saat itu juga, Fuuko-san langsung menindaklanjuti...
[Seperti biasanya, saat kau merasa senang, kau akan selalu memain-mainkan rambutmu ya.]
[!!]
Wajah Chika-san langsung menjadi merah cerah begitu dia mendengar itu. Oh, jadi dia punya kebiasaan seperti itu. Aku akan mengingatnya dengan baik.
Selanjutnya, Hikari-san menyilangkan kakinya yang ramping seolah-olah untuk dipamerkan kepada Chika-san, dan berkata...,
[Intinya, pertarungan baru akan dimulai dari sekarang—pertarungan tentang siapa yang akan mendapatkan Tiger-kun.]
Saudari-saudari itu saling memandang satu sama lain, sedangkan Ai-san, dia menyerukan, “Yang akur atuh.”
Ini benar-benar situasi yang mengerikan! Kira-kira apa yang akan terjadi mulai sekarang?
Fuuko-san menganggukkan kepalanya, dan kemudian...,
[Cuman masalahnya, Tiger-kun berpikir kalau kita adalah orang yang sama. Bukankah itu akan menjadi tidak mungkin baginya untuk memilih salah satu?]
[Kau benar. Dan kupikir itu masih terlalu dini bagi kita berlima untuk berhenti memainkan satu peran.]
[[[[Hmm]]]], para saudari itu kembali saling memandang.
Tampaknya pembicaraan mereka akan berakhir di sini.
Namun, seolah ingin merubah alur percakapan, Fuuko-san membusungkan dadanya, dan berbicara....
[Tapi yah! Akulah yang akan mendapatkan Tiger! Bahkan tadi pun dia sangat terpaku pada celana pendek yang kupakai.]
[Tadi?]
[Ya, tadi aku video call dengannya di Zoom— ]
Ini buruk!
Mereka mungkin akan menyadari kalau video call kami masih terhubung, jadi aku buru-buru mengakhiri video call kami.
Sontak saja, ruangan langsung menjadi sunyi.
...Aku benar-benar melihat sesuatu yang luar biasa.
Orang yang kusukai, Konoe R Chika, sebenarnya adalah saudari kembar lima.
Apalagi, dengan mereka berlima memainkan peran satu orang, mereka menciptakan sosok ketua OSIS yang sempurna.
Itu saja sudah mengejutkan, tapi yang lebih mengejutkan lagi adalah...,
Sebagian besar dari kelima bersaudari itu mengatakan bahwa mereka tertarik padaku!
Keajaiban macam apa ini!?
Apalagi, mengenai apa yang sebelumnya Hikari-san katakan...,
[Intinya, pertarungan baru akan dimulai dari sekarang—pertarungan tentang siapa yang akan mendapatkan Tiger-kun.]
Sepertinya mulai sekarang para saudari itu akan bertarung memperebutkanku. Itu adalah situasi yang sangat membahagiakan, tapi...
Siapa yang harus kupilih?
Chika-san, Fuuko-san, Hikari-san, Maihime-san, Ai-san.
Aku menyukai mereka semua.
“Apa yang harus kulakukan.....”
Aku berpikir dengan sangat keras.
---
Aku terlalu banyak berpikir sampai-sampai aku tidak bisa tidur, dan pagi pun datang.
Dengan kondisi yang terhuyung-huyung, aku berangkat ke sekolah. Panas dari cahaya matahari terasa sangat menyengat bagi tubuhku yang kurang tidur ini.
Aku terus berjalan ke sekolah, dan kemudian...
Di tikungan, aku terkejut karena bertemu dengan salah satu dari Konoe-san bersaudari. Aku mati-matian menahan keterkejutanku, lalu...,
“Selamat pagi, Konoe-san.”
“Selamat pagi.”
Menilai dari nadanya yang sopan, tampaknya dia adalah Chika-san.
Dia kemudian menatap wajahku seolah-olah dia mengkhawatirkanku.
“Wajahmu terlihat mengerikan loh?”
“Yah, semalam aku tidak bisa tidur.”
“Ya ampun, sebagai anggota Noblesse, kau harus menjaga kondisi fisikmu dengan baik,”
Pikirmu aku tidak bisa tidur gara-gara siapa?
Aku menelan kata-kata itu dan memutuskan untuk menanyakan sesuatu yang lain.
“Di upacara hari ini, kau akan berbicara di depan semua orang ‘kan, Konoe-san?”
“Ya”
Tampaknya Chika-san adalah orang yang menulis naskah dan Maihime-san yang akan berdiri dan berbicara di atas podium. Dia adalah [aktris muda jenis], jadi semua orang pasti akan terkesan kepadanya.
Nah, sepertinya akan menyenangkan untuk menyinggung sedikit perihal itu.
“Bagaimana caranya supaya bisa memiliki kepercayaan diri untuk berbicara di depan seluruh orang-orang di sekolah seperti yang [kau] lakukan, Konoe-san?”
“Tentang itu—”
Mata Chika-san tampak berkaca-kaca...
“Aku kan sudah berdiri di banyak panggung, jadi aku sudah terbiasa.”
Begitu ya. Memang benar, Maihime-san telah berdiri di banyak panggung, jadi dengan itu dia menjadi terbiasa dalam menghadapi banyak orang. Dalam hal ini, dia tidak berbohong
“Kau memang hebat, Konoe-san. Aku jadi semakin mengagumimu.”
Mendengar kata-kataku, Chika-san hanya diam dan menurunkan pandangannya. Sampai kemarin, aku berpikir kalau sikapnya yang seperti itu adalah [sikap rendah hati], tapi itu hanyalah wujud dari perasaan bersalah yang ia miliki karena telah menerima pujian yang harusnya tidak dia terima.
...Oh, kalau dia dilihat dengan teliti...
Hari ini Chika-san tidak memakai stoking hitam. Yah, hari ini cuacanya terlalu panas, jadi bisa dimengerti kalau dia tidak pakai stoking.
Nah, menurut informasi yang kudapatkan kemarin, baru-baru ini Chika-san melakukan peregangan kaki untuk mengencangkan kakinya...
“Sepertinya bengkak di kakimu sudah benar-benar hilang, Konoe-san. Sekarang kakimu tampak ramping dan kencang.”
“...Hei, Tiger-kun. Apa kau sebegitu perhatiannya dengan kondisi kakiku?”
Kalau dipikir-pikir lagi, dia ada benarnya. Mungkin karena aku kurang tidur, aku jadi mengatakan sesuatu yang aneh kepadanya.
Dan kemudian, seolah sedang melihat sampah, Chika-san berkata kepadaku,
“Itu menjijikkan, tau!”
Uuu, kurasa dia akan membenciku...
Saat aku berpikir seperti itu, Chika-san mulai memain-mainkan rambut pirangnya dengan jarinya. Menurut informasi yang kudapatkan kemarin, itu adalah kebiasaannya ketika dia merasa senang.
Tampaknya dia senang saat aku mengatakan kakinya menjadi ramping dan kencang.
Ya ampun, gadis ini benar-benar imut.
Sudah bisa dipastikan! Orang yang kusukai dari mereka berlima adalah Chika-san.
...Aku memastikan itu, tapi...
Di upacara, aku jatuh cinta pada Maihime-san yang memberikan pidato yang bagus.
Setelah itu, saat di kelas, dari jendela aku bisa melihat Fuuko-san yang sedang aktif dalam pelajaran PJOK—ketika dia menyadariku dan melihat ke arahku, dia melambaikan tangannya sambil tersenyum kepadaku—sikapnya itu membuatku merasa senang.
Kemudian di Youtube, aku menonton rutinitas pagi Hikari-san, dimana di situ aku merasa gemetar karena kecantikannya.
Ketika aku teringat saat Ai-san memberiku bantal pangkuan, aku jadi menggeliat-menggeliat sendiri...
Hatiku benar-benar bimbang.
Saat istirahat makan siang, aku pergi ke atap dengan maksud untuk makan bekalku sambil merenungkan pikiranku. Tapi saat itu, percakapan ringan Hikari-san di siaran sekolah membuatku jadi tambah jatuh cinta kepadanya.
I-Ini buruk. Aku tidak bisa memilih satu dari mereka...
Oh iya, bagaimana kalau aku nge-halu’ tentang masa depan dimana aku terikat dengan Chika-san. Dengan menghalukannya, mungkin aku akan bisa mendapatkan pencerahan.
Timeline-nya—sekitar waktu aku lulus dari universitas. Kami tinggal satu atap, dan Chika-san yang anggun membangunkanku dari tidurku dengan senyuman lembut yang hanya dia tunjukkan kepadaku.
[Ya ampun, kau sungguh susah sekali ya dibangunin?]
Umu, umu. Itu sangat membahagiakan. Sepertinya aku memang lebih menyukai Chika-san.
—Baiklah, ayo lanjutin halu’nya.
Timeline-nya adalah saat ketika aku menikah dengan Chika-san.
Di upacara pernikahan, kelima saudari itu saling bertemu. Karena mereka semua sangat mempesona, jadi mereka semua sudah menikah...
Fuuko-san sedang bahu-membahu dengan orang Indonesia bertubuh besar yang terlihat seperti seorang olahragawan.
[Oh, Tiger. Dia adalah suamiku, namanya Libby. Tiap hari tiap malam, dia tidak mau melepaskanku.]
Hikari-san berpegangan tangan dengan seorang pria yang tampak polos.
[Suamiku adalah seorang YouTuber. Dan baru-baru ini kami membuat channel couple. Aku merekomendasikan supaya kalian menonton video kami yang berjudul, ‘Melakukan berbagai ciuman selama satu jam’.]
Maihime-san juga sudah menikah.
[Aku menikah untuk memperluas jangkauanku dalam mendalami peran.]
Ai-san adalah orang yang lembut dan baik hati, jadi dia menikah dengan pria yang tampak tidak berguna.
[Tanpaku dia ini benar-benar tidak berguna. Ituloh, dia sering banget main pachinko.]
Guaaaaaaaaah!!
Halu’ku menunjukkanku sesuatu yang tidak ingin kulihat.
A-Aku tidak tahan membayangkan aku di-NTR oleh empat dari lima orang yang kusukai....!
Saat aku berada dalam penderitaan yang mengerikan, aku mendengar percakapan dua anak laki-laki yang sedang makan siang di dekatku.
Topik pembicaraan mereka sepertinya adalah anime yang tayang di musim ini.
“Anime yang pernah kau rekomendasikan padaku, aku sempat tidak mau menontonnya karena itu terlalu berkesan otaku, tapi ternyata anime itu menarik.”
“Ya kan, itu adalah karya favoritku.”
“Tapi, bukankah wanita di dalam anime itu terlalu banyak? Siapa yang akan dipilih oleh karakter utamanya?”
“Tidak, itu genrenya harem, jadi semua heroine-nya akan dipilih.”
Harem, ya? Fiksi memang menyenangkan.
Tapi, kenyataan berbeda dari anime atau novel ringan. Di kenyataan tidaklah mungkin untuk bisa menjalin hubungan dengan banyak wanita...
Eh?
Apa itu benar-benar tidak mungkin?
Siapa yang memutuskan kalau itu tidak mungkin?
—Jika aku menikahi kelima bersaudari itu, bukankah semua kerumitan yang ada akan beres?
Tidak salah lagi, itu benar-benar adalah apa yang disebut sebagai perubahan pemikiran Copernicus.
Di Jepang, bigami itu dilarang.
Tapi, pasti ada beberapa negara dimana poligami diperbolehkan.
Aku langsung mencari di google tentang [Negara modern yang boleh berpoligami].
Rupanya ada banyak juga. Arab Saudi, Dubai, Oman... Poligami diterima dengan baik di negara-negara Arab.
Ini artinya......
Yang harus kulakukan adalah pindah ke negara poligami dengan kelima bersaudari itu, mengubah kewarganegaraan kami, dan kemudian menikahi mereka semua.
Tentu saja, masih ada banyak masalah yang menghadang.
Apakah kelima saudari itu akan mencintaiku? Bukankah itu justru akan menyebabkan kekacauan? Bagaimana aku harus menjelaskan perihal itu kepada orang tuaku? Bagaimana aku bisa mendapatkan uang yang cukup untuk menafkahi lima istri? Bagaimana dengan bahasa? Dan, masih banyak lagi...
Tapi—asalkan masalah itu dihadapi satu per satu, aku mungkin bisa menyelesaikannya.
Dengan upaya yang tepat, kau dapat meningkatkan peluang untuk mencapai sesuatu yang dianggap mustahil. Aku telah mempelajari ini dari para atlet yang kukagumi.
Ichiro bahkan telah memecahkan rekor hit terbanyak dalam satu musim, yang dikatakan itu [tidak dapat diperbarui].
[Catatan Penerjemah: Ichiro itu permain bisbol dari Jepang yang terkenal karena memecahkan rekor.]
Jadi, tidak ada alasan bagiku untuk tidak bisa membuat harem.
Aku akan menjadikan kelima bersaudari itu sebagai pacarku—dan kemudian, menjadikan mereka sebagai istriku.
Aku sampai pada kesimpulan yang bagus.
Dua anak laki-laki yang masih membicarakan anime bergenre harem ini adalah filosof hebatku.
“Hee~, jadi kau memilih alur dimana semua wanitanya dipilih ya!”
“Ya. Aku senang kalau tidak ada heroine yang kalah...”
Aku nimbrung ke percakapan mereka, sambil merentangkan tanganku dan menegakkan bahuku.
“Terima kasih telah memberitahuku tentang harem ending!”
“He~!? Apa kau sangat menyukai anime itu?”
Tidak, bukan begitu. Namun, hanya ini yang bisa kutegaskan.
“Harem memang menyenangkan!”
“Oh, jadi kau juga bisa mengerti pemikiran itu ya? Membuat semua heroine bahagia adalah hal terbaik yang pernah ada.”
“Aku sangat setuju denganmu... Kau, adalah mentor dalam hidupku!”
“Sampai sebegitunya!?”
Matanya membelalak saat mendengar kata-kataku.
Mulai sekarang, aku akan bersikap realistis dan mengincar harem lima bersaudari!
Untuk saat ini..., aku harus mencari situs untuk belajar bahasa Arab sebagai persiapan ketika kami akan pindah ke negeri Arab.
Aku adalah pria yang tidak akan pernah melewatkan persiapan. Tidak peduli seberapa tidak masuk akalnya mimpi yang kumiliki, aku akan bekerja keras untuk mewujudkan mimpiku itu.
Demi poligami, MC rela belajar bhs Arab😂😂😂🤣
ReplyDeleteBtw min, proyek LN Yataratou ny gk lanjut lagi??
ReplyDeleteSerius Bakalan Pindah Ke Arab?
ReplyDeleteMC nya Serius sih ini mah
Anjir admin bangke bisa2 nya mau ngambil fuuko🤣🤣
ReplyDeleteWkwkwWkww gila ni mc
ReplyDeleteDemi ending harem, semua di lakuin
Optimisme
ReplyDeleteNjir lah MC nya demi bisa poligami sampe segitunya wkwkwk
ReplyDeletechina deket ngapain ke arab anjir
ReplyDeleteBiar sekalian pindah agama
DeleteAdmin tim fuuko?
ReplyDeleteMantap, aku suka gayamu MC.
ReplyDeleteLanjut min, semangat!
panutanku
ReplyDeleteJir mc nya bar bar mgeharem men
ReplyDeleteIni dia bray yg gw cari²ðŸ¤£ðŸ¤£
ReplyDeleteBukan MC biasa nih :)
ReplyDeleteHmmm,semoga MC membuat Harem di End nya
ReplyDeleteKe arab mau ibadah
ReplyDeleteKe arab mau naik haji❌❌
DeleteKe arab mau bikin harem✅✅
Mc nya sungguh amat teramat membuat iri
ReplyDeleteBjir MC nya rela ngelakuin apapun demi nge Harem nice MC
ReplyDeleteMc seperti ini yang gw cari cari, kalau bisa kelimanya ngapain harus pilih satu😤
ReplyDeleteCok.... Adminnya ikutan halu bjir
ReplyDelete