Bab 4 Bagian 2
Berapa lama lagi sampai terpikat?
Karena kelelahan mental sejak pagi hari, aku pergi ke sekolah dengan langkah kaki yang berat. Padahal keseharianku baru akan dimulai, tapi aku sudah merasa stres. Aku jadi cemas akankah aku bisa melewati hari ini dengan baik.
“Selamat pagi, Yuya. Hari ini kok kau kelihatan lebih lesu daripada biasanya, apa ada sesuatu yang terjadi?”
Hampir di saat yang sama ketika aku merasakan kehadiran seseorang dari belakangku, suatu suara memanggil namakau. Pemilik suara itu adalah salah satu sahabatku, Higure Shinji.
Sama sepertiku, Shinji juga bergabung di klub sepak bola, dan dia juga merupakan partnerku di lapangan. Tingginya hanya 165cm, dimana itu termasuk kecil untuk ukuran seorang pemain sepak bola, namun umpan luar biasa yang dia buat dengan kakinya adalah sensasi khusus bagiku.
Ditambah lagi, dia memiliki kepribadian yang ramah dan penampilan yang imut, membuatnya sangat populer seperti seekor anak anjing. Ketika dia pertama kali masuk sekolah, dia menerima banyak pengakuan cinta baik dari senior ataupun teman seangkatannya, tapi dia menolak semuanya dan menyatakan cinta pada gadis yang dia cintai pada pandangan pertama. Dan sekarang, mereka menjadi pasangan yang dikenal sebagi kekasih tolol di sekolah.
“Selamat pagi, Shinji. Yah, pada dasarnya kau benar..., ada banyak hal yang telah terjadi.”
“Meskipun kau mengatakan itu, tapi entah kenapa wajahmu tampak senang, apa ada sesuatu yang baik terjadi padamu?”
Tiba-tiba, terdengar suara yang serak dan transparan. Pemilik dari suara itu adalah seorang siswi yang berperilaku baik dan mengagumkan, dan kini dia berjalan di sampingku. Namanya adalah Nikaido Ai, dia adalah sahabatku yang lain.
Sama seperti Hitotsuba-san, Nikaido adalah salah satu orang yang terkenal di sekolahku. Meskipun dia masih kelas 1, tapi dia sudah menjadi ace dari klub basket. Dia memiliki penampilan yang netral dan cantik dengan mata dan hidung yang jelas. Model rambutnya yang pendek dan suaranya yang serak membuatnya dijuluki sebagai “Pangeran Meiwadai”, dan dia sangat populer di kalangan perempuan. Bahkan, sebagai seorang pria, aku berpipkir kalau dia ini tampan. Selain itu, dia juga adalah salah satu murid dengan nilai terbaik di angkatan kami. Sungguh, dia benar-benar layak disebut sebagai pangeran.
“Selamat pagi, Nikaido. Yah, mungkin itu memang bisa dibilang sebagai sesuatu yang baik, tapi aku hanya lelah secara mental.”
“Selamat pagi, Yoshizumi. Aku bisa mengerti kalau kau merasa lelah, tapi kenapa kau tidak mencoba untuk lebih sedikit berenergi? Aku tidak suka kalau kau membungkuk di sampingku di pagi hari seperti ini.”
Caranya yang mengangkat bahu dan tersenyum getir itu benar-benar seperti dirinya yang biasanya. Penampilannya itu menggugah perhatian dari pada gadis yang ada di jalan, dan saat dia tersenyum dan melambaikan tangannya, mereka langsung menjadi kegirangan dan bersorak, Sungguh, dia benar-benar seorang pangeran.
“Seperti yang Nikaido-san katakan, kau harus sedikit lebih berenergi, Yuya!”
Jadi bahkan kau juga mengatakan itu ya, pikirku, saat aku menatap ke arah Shinji yang sedang bersiul. Sedangkan Nikaido, dia tersenyum pada pertukaran tersebut. Berkat mereka, langkah kakiku yang berat menjadi sedikit lebih ringan.
Kami pun terus melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai ke sekolah sambil mendengkarkan kisah cintanya Shinji. Ngomong-ngomong, kami bertiga satu kelas, dan tempat duduk kami berdekatan dengan Nikaido duduk di sebelahku.
Begitu Nikaido duduk di kursinya, dia mengeluarkan buku dari tasnya dan mulai membaca. Sebagian besar teman sekelas kami tidak tahu apa konten dari buku itu, dan mungkin saja mereka justru salah paham tentang konten dari buku itu, tapi aku mengetahuinya.
“...Apa yang kau baca hari ini, Nikaido?”
“Cerita pendek Full Metal Panic! Isinya selalu menarik tidak peduli berapa kali aku membacanya. Ngomong-ngomong aku sangat merekomendasikannya loh.”
Alasan aku dan Nikaido mulai berbicara akrab seperti ini adalah karena kami punya hobi yang sama.
Ketika aku pertama kali masuk sekolah, aku kebetulan duduk di sebelah Nikaido yang sedang membaca buku. Dan ketika aku berbicara dengannya seperti yang kulakukan saat ini, aku menemukan kalau ternyata buku yang dia baca adalah novel ringan favoritku. Kami juga memiliki anime favorit yang sama, dan dengan begitu kami menjadi teman baik.
Tentu saja, Nikaido juga menyukai olahraga, dan tidak hanya pada basket, tapi dia juga menyukai bisbol dan sepak bola. Semua itu membuat kami menjadi sangat dekat seperti kedekatanku dengan Shinji.
“Jadi, kembali ke cerita yang kita bahas di jalan tadi, mengapa kau lelah secara mental di pagi-pagi begini? Pasti ada alasan untuk itu, kan?”
“Ya, ceritakanlah apa yang terjadi, Yuya.”
Nikaido menutup bukunya dan bertanya padaku saat dia menopang pipinya dengan tangannya. Shinji juga ikut nimbrung, jadi aku menghela nafas dan memutuskan untuk menanyakan beberapa pertanyaan kepada teman-temanku yang bisa kupercayai.
“Hei, menurut kalian, Hitosuba Kaede itu orang macam apa?”
“...Pertanyaanmu itu cukup mengejutkan. Mengapa kau bertanya tentang Hitotsuba Kaede? Kupikir kau sendiri juga sudah cukup tahu tentang dia...”
“Gak usah nanya balik, ceritakan saja kesanmu tentang dia. Dari sudut pandangmu, dia itu orang yang seperti apa?”
Nikaido tampak curiga padaku, tapi kemudian dia mulai berbicara...,
“Singkatnya sih, menurutku dia adalah gadis yang hidup dalam kesempurnaan. Seperti yang kau sendiri sudah tahu, dia memiliki nilai yang sangat baik. Dengar-dengar dia juga memiliki tubuh yang atletis. Selain itu, dia super influencer yang akan mendapat 100% buzz ketika dia memposting gamar atau video di media sosial. Tuhan benar-benar tidak adil.”
Jadi Hitotsuba-san adalah orang yang sampai membuat seorang yang populer di kalangan para gadis seperti [Pangeran Meiwadai] akan berkata sejauh ini, ya.
Lalu, sambil menghela nafas, Nikaido melanjtukan perkataannya.
“Kudengar selama Miscon Gadis SMA Nasional, dia didekati oleh beberapa agensi hiburan besar, tapi dia menolak semuanya. Alasannya adalah karena dia mengatakan kalau mimpinya adalah menjadi seorang istri normal, jadi keimutannya itu sudah melampaui batas. Aku berharap sekali saja aku bisa berada di posisinya dan mengatakan sesuatu seperti itu.”
Tidak, kalau dalam kasusmu, kalimat yang mestinya kau katakan adalah ingin menjadi suami—tadinya aku ingin mengatakan itu, tapi aku langsung menelan kata-kataku.
“Menjadi istri yang normal... Hitosuba-san benar-benar mengatakan sesuatu seperti itu?”
Di usianya yang masih muda, alasannya menolak masuk industri hiburan adalah karena dia ingin menjadi seorang istri normal. Aku tidak bisa mempercayai itu, tapi itu membuatku memikirkan kalimat yang sebelumnya kulihat di TV ketika seorang idol di era Showa mengumumkan bahwa dia akan pensiun dengan mengatakan “Aku ingin kembali menjadi gadis normal.”
“Ya, dia menjawab seperti itu saat di interview ketika memenangkan penghargaan Grand Prix. Sungguh, Tuhan benar-benar sangat menyayanginya.”
Kupikir kau sendiri juga sangat disayangi oleh Tuhan. Pikiru dalam hati. Secara umum, menurutku Nikaido berada di tingkat yang lebih di atas rata-rata.
Baik Hitotsuba-san dan Nikaido, meraka sama-sama tidak menyadari kelebihan yang mereka miliki. Bisa dibilang, ini adalah masalah yang serius.
“Bagaimana denganmu, Shinji? Dari sudut pandangmu, Hitotsuba-san itu gadis yang seperti apa?”
“Kurang lebih sama seperti yang Nikaido-san katakan, jadi aku tidak punya banyak hal untuk ditambahkan. Kalau aku harus mengatakannya sih, aku akan mengatakan kalau dia sangat populer. Dengar-dengar bukan hanya dari angkatan kita saja, tapi juga banyak kakak kelas yang menyatakan cinta kepadanya. Cuman yah, mereka semua ditolak.”
Aku juga pernah mendengar rumor seperti itu sebelumnya. Aku yakin kalau ada beberapa pria di kelas ini yang pernah menyatakan cinta pada Hitotsuba-san, dan pastinya beberapa senior dari klub sepak bola pun juga demikian. Ini saja sudah menjadi bukti kalau dia adalah gadis yang sangat imut.
“Lebih hebohnya lagi, aku pernah dengar kalau dia sudah memiliki seseorang di dalam hatinya. Pria yang dia sukai itu pasti benar-benar beruntung.”
Nikaido mengatakan itu sambil menghela nafas, tapi aku belum pernah mendengar rumor seperti itu sebelumnya. Shinji juga tampak terkejut saat mendengar itu. Dari mana Nikaido bisa mendapat informasi seperti itu?
“Aku hanya mendengarnya juga, jadi aku tidak tahu. Eh, jangan -jangan kau berpikir kalau pria yang dimaksud itu adalah kamu, Yoshizumi? Bukankah kau terlalu ke-PD-an...”
Nikaido memegang mulutnya dan menatapku dengan tampilan yang seolah-olah sedang melihat binatang langka. Sedangkan Shinji, dia tampak terkejut dan mengatakan. “Oh, jadi kau berpikir seperti itu ya, Yuya”. Sip, akan kuhajar kau nanti.
“...Mana mungkin aku berpikir seperti itu! Hitotsuba-san itu sudah seperti bunga yang tak bisa kujangkau...”
“Fufufu, tampaknya kau cukup sadar diri. Kau itu cuman harus fokus pada gadis yang ada di dekatmu daripada fokus pada gadis yang jauh di atas awan.”
Sambil tertawa, Nikaido memukul punggungku dan kemudian membuka bukunya lagi. Sepertinya, ini adalah akhir dari percakapan kami. Namun, di akhir, Nikaido dengan lembut menambahkan satu kalimat...,
“Di sekolah ini tidak ada pria yang pantas untuk Hitotsuba Kaede.”
Ya, dia sangatlah benar.
Ternyata Di LN nya Nikaido Muncul ceper bener berbeda dengan WM
ReplyDeleteIya munculnya dari awal
DeleteGue kok jadi pen nangiss
ReplyDeleteTerima kasih min dan
Semangat terus update nya
Makasih min update nya gk nyesal gw baca ln nya
ReplyDeleteNikaido bilang Yuya kepedean padahal emang bener kalau yg disukai sama Kaede itu Yuya aowkwk
ReplyDelete