Bab 7
Untuk Menjadi Pria yang Layak bagi Kaede-san
Berlari dengan kecepatan penuh dari atap ke ruang UKS yang berada di lantai satu membuatku jadi lelah. Meskipun sekarang adalah pertengahan musim dingin, aku menyeka keringat yang muncul di dahiku, dan kemudian mengatur napasku yang terengah-engah.
“Permisi...”
Aku menekan suaraku dan berjalan masuk ke ruang UKS dengan tenang. Aku tidak melihat ada siapapun di dalam, tapi ada tirai yang membentang di salah satu dari dua ranjang di barisan. Aku mendekati tirai itu dengan perlahan dan dengan lembut membukanya.
“Apa kau baik-baik saja, Kaede-san?”
“Hmm... Yuya... kun?”
Pipi Kaede-san tampak merah padam, apakah dia demam? Saat aku menyentuh dahinya, suhu tubuhnya terasa cukup panas.
“Ehehe... tanganmu terasa nyaman, Yuya-kun.”
Dia tersenyum, tapi itu jelas bahwa dia hanya sedang memaksakan diri. Dengan suhu tubuhnya yang panas seperti ini, pasti itu sulit baginya untuk berbicara.
“Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit demam, jadi aku akan segera sembuh. Dokter pergi untuk membeli Termorex Patch, jadi jika aku memakai itu dan tidur sebentar, aku pasti akan sembuh.”
“Jadi, berapa suhu tubuhmu?”
“......38,7 derajat......”
Suhu segitu tidak bisa disebut baik-baik saja. Bisa jadi itu adalah flu musiman. Sebaiknya hari ini dia pulang lebih awal dan pergi ke rumah sakit.
“Aku baik-baik saja kok! Aku tidak flu atau semacamnya... aku hanya terlalu banyak bekerja dan kurang tidur.... jadi tidak apa-apa!”
Kaede mengangkat tubuhnya dan terus bersikeras, tapi tubuhnya goyah karena demamnya yang tinggi. Tepat sebelum dia hampir jatuh ke depan, aku hampir secara tidak sadar mengulurkan tanganku dan memeluknya.
“Astaga... apanya yang baik-baik saja? Sudah, berbaringlah dengan tenang.”
“...Gak mau.”
Aku mencoba menidurkannya, tapi Kaede-san memeluk tanganku dengan erat. Matanya yang lembab menatapku, membuat jantungku mulai berdetak tak karuan. Hanya berdua di ruang UKS di sekolah, apalagi dalam situasi dimana lenganku menyentuuh buahnya yang lembut, aku tidak bisa berhenti merasa deg-degan.
“Jangan kemana-mana... tetaplah disampingku. Aku hanya ingin kau melihatku.... untuk itu, aku.... aku akan melakukan yang terbaik untukmu....”
Kaede-san memutar kata-katanya sambil mengulangi napas pendek seolah-olah dia mengalami kesulitan bernapas. Aku merasa tenang saat melihatnya yang terus bersikeras sambil menahan air mata yang terbendung di matanya.
Dia adalah gadis yang sempurna. Dia memiliki nilai yang sangat baik dan keterampilan atletik yang baik. Dia juga seorang super influencer yang mendapatkan 100% buzz ketika dia memposting foto atau video di media sosial. Dia sudah seperti bidadari yang diberikan segelanya oleh Tuhan.
Tapi kenyataannya tidak lah seperti anggapan itu. Alasan orang-orang berpikir kalau itu sempurna adalah karena kerja keras yang dia lakukan di belakang layar. Dia berolahraga setiap hari dan menjaga kecantikannya, dan aku yakin, di masih melakukan banyak hal lain yang belum kuketahui.
Setiap hari dia melakukan bekerja keras untuk bisa memenuhi ekspektasi dari orang-orang di sekitarnya, tapi dia tidak membiarkan orang lain mengetahui kerja keras yang dia lakukan itu. Sungguh, bisa dibilang dia ini juga sedikit merepotkan.
“Iya, iya, aku mengerti. Aku tidak akan pergi ke mana-mana, jadi jangan khawatir.”
“...Sungguh? Kau tidak akan pergi dari sisiku...?”
Kaede-san melingkarkan lengannya di pinggangku dan memelukku, menempelkan wajahnya di dadaku dan bertanya dengan suara yang gelisah. Kemudian, dengan lembuat, aku membelai kepalanya sambil aku berbicara.
“Aku tidak akan pergi. Malahan, aku maunya agar kau lebih mengandalkanku, Kalau perlu kau boleh beriskap manja.”
“...Seriusan nih? Apa bole aku bersikap manja...? Aku ini gadis yang sangat manja, loh?”
“Iya serius, aku akan sangat memanjakanmu.”
Terhadap kata-kataku, Kaede-san tertawa seperti anak kucing saat dia menggosakkan pipinya ke dadaku. Dia sangat menggemaskan sehingga aku balas memeluknya terus membelainya.
“Maaf membuatmu menunggu, Hiotsuba-san! Aku membeli Termorex Patch untuk ditempelkan di dahimu...”
Dunia sontak berhenti. Ya benar, tempat ini bukankah rumah kami, tapi ini adalah ruang UKS.
Dalam sekejap, banyak keringat dingin keluar di punggungku. Dengan kecepatan superkomputer, aku memikikan alasan untuk bisa melewati situasi ini. Namun, seolah tidak peduli dengan aku yang untuk pertama kalinya dalam hidupku memeras pikiranku, Kaede-san tampak biasa-biasa saja. Bahkan aku bisa mendengar dirinya yang mengeluarkan suara-suara imut.
“Erm... Kalau tidak salah kau adalah Yoshizumi-kun dari kelas 1D, kan? Apa yang kau lakukan di sini?”
Guru dari ruang UKS, Chika Saegusa-sensei, menanyakan itu kepadaku. Dia adalah guru wanita yang baru-baru ini diangkat. Dia adalah wanita dewasa dengan rambut panjang yang menari perhatian orang-orang. Tapi untuk beberapa alasan, dia memiliki keimutan seperti maskot yang membuat dirinya populer di kalangan pria dan wanita. Eh tidak, sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal seperit itu!
“Erm..., maaf, aku hanya khawatir dengan Kaede-san, jadi aku datang ke sini untuk melihat kondisinya.”
Pada akhirnnya, aku memutuskan untuk menjawab pertanyaan Saegusa-sensei dengan jujur. Yah, lagian gak ada gunanya juga buat ngeles dalam situasi ini, atau malah akunya saja yang tidak mungkin bisa menemukan alasan untuk itu.
“Oh… Chika-chan-sensei… Yuya-kun itu adalah pacarku.... Ehehe, di masa depan nanti, kami akan....”
Ini buruk, dalam situasi ini Kaede-san akan ngomong seenaknya. Aku penasaran dengan maksudnya yang mengatakan ‘di masa depan nanti, kami akan...’, tapi sekarang bukan waktunya untuk memikrikan itu. Tuh kan, Saegusa-sensei jadi terlihat bingung—
“Ooh~, jadi kau adalah Yuya-kun yang disebut-sebutkan Hitotsuba-san! Ya, ya, tentunya kau akan khawatir jika mendengar pacar yang kau cintai rebah!”
Lah? Dia tidak bingung? Sebaliknya, dia malah menjadi bersemangat? Eh, kenapa!?
“Fufufu, itu karena tadi Hitotsuba-san terus menggumamkan namamu dalam tidurnya! Gara-gara itu, semangatku jadi meningkat!”
Oh, begitukah? Kaede-san mengigaukan namaku dalam tidurnya? Apaan coba itu, itu membuatku benar-benar senang. Cuman yah, Saegusa-sensei, dia adalah wanita dewasa yang lulus dari perguruan tinggi, kan? Tapi pembawaan suasananya tidak jauh berbeda dengan kami. Kesenjangan antara kesan dari penampilannya benar-benar berbahaya.
“Kau benar-benar dicintai ya, Hitosuba-san. Aku tidak menyangka dia akan langsung meluncur ke sini ketika temanmu menghubunginya. Ufufuf, aku iri sekali~... Bahkan aku juga ingin..”
Eh, kok aneh? Kegembiraan Saegusa-sensei tiba-tiba menjadi keruh? Selain itu, apa dia tidak masalah sebagai seorang guru memiliki kesan tawa yang mendung seperti itu?
“Haaa~… Aku juga mau pacar yang begituan… Haaa…”
Sial, ini pola situasi yang buruk. Aku telah tersandung ke tempat yang benar-benar buruk. Dalam artian tertentu, berada di ruangan kecil seperti ini bersama dengan dua orang bersifat ponkotsu sama seerti berada di neraka.
“Jadi, Saegusa-sensei, bagaimana keadaannya Kaede-san? Apa dia flu? Haruskah dia dibawa ke rumah sakit?”
“...Oh ya, dia baik-baik saja kok. Dia hanya kelelahan karena terlalu banyak bekerja. Asalkan sepanjang hari ini di beristirahat, dia pasti akan sembuh.”
Jadi dia hanya kelelahan karena terlalu banyak bekerja, ya? Jika demikian, dia akan segera membaik jika dia mendapatkan istirahat yang cukup. Aku lega, tapi kenapa dia terlalu banyak berkerja?
“Begitulah kondisinya. Nah, karena waktu istirahat makan siang akan segera berakhir, jadi kau harus segera kembali ke kelasmu, Yoshizumi-kun.”
Saat Saegusa-sensei mengatakan itu, bel berdering. Jadi waktu istirahat makan siang sudah berakhir ya, kalau gitu aku harus bergegas kembali ke kelasku. Dan untuk itu, aku harus melepaskan anak manja yang telah menjadi serangga yang menempel padaku.
“Gak mau! Aku gak mau terlepas dari Yuya-kun! Kau tetap di UKS ini aja!”
Tentunya, itu adalah usulan yang bagus, tapi apakah guru UKS akan mengizinkan itu?
“Oke, oke, kalau begitu silahkan bersenang-senang... Apa kalian pikir aku akan mengatakan itu? UKS bukanlah tempat untuk bermesraan! Hitotsuba-san, berbaringlah dengan tenang dan tidur! Yoshizumi-kun, cepatlah kembali ke kelasmu! Apa kalian mengerti?”
Suara Saegusa-sensei terdengar seperti kucing yang seadng mengancam sambil memamerkan taringnya. Aku sangat terkejut dengan kata-kata yang tegas itu dan kemudian buru-buru membaringkan Kaede-san.
“Baiklah, kalau begitu, istirahatlah, Kaede-san! Terima kasih banyak, Saegusa-sensei, mohon jaga Kaede-san!”
“Aaaa—! Jangan pergi, Yuyay-kun!”
Seiring mendengarkan suara sedih Kaede-san di belakangku, aku bergegas kembali ke kelas.
Aku akan menjadi seorang pria yang bisa diandalkan oleh Kaede-san. Aku akan melakukan yang terbaik untuk itu.
---
Meskipun kondisi fisik Kaede-san sedang buruk, aku tetap tidak bisa melewatkan aktivitas klub, jadi aku memutuskan untuk langsung pulang setelah aktivitas klub selesai. Hari ini aku harus pulang lebih awal dan menjaga Kaede-san!
Saat aku bergegas keluar dair gerban sekolah, tibat-tiba bahuku di tepuk dari belakang. Saat aku berbalik kebelakang, aku mendapati jari yang indak seperti ikan putih menusuk pipipku. Itu adalah Kaede-san, wajahnya tampak bahagia.
“Hari ini kau telah melakukan yang terbaik, Yuya-kun. Apa hari ini kau tidak tinggal untuk berlatih sendirian?”
“Mengapa kau ada di sini, Kaede-san? Maksudku, apa tubuhmu baik-baik saja?”
“Ya, hari ini aku melewatkan semua pelajaran setelah istirahat makan siang untuk beristirahat, tapi berkat itu sekarang aku berasa lebih baikan.”
Memang sih, kantung matanya sudah hilang dan kondisi fisiknya tampak baik-baik saja, tapi tetap saja dia masih sakit. Harusnya dia tidak perlu menungguku dan langsung pulang ke rumah untuk berisitirahat.
“Tapi kan... aku sangat ingin pulang bareng denganmu, Yuya-kun. Apa itu tidak boleh?”
Oh, sangat boleh! Maksudku, mana mungkin ada yang bisa menolak kombinasi kata [Damon] dan tatapan matanya yang sesekali melirik keatas.
[Catatan Penerjemah: だもん (Damon). Maksudnya, sebelumnya Kaede bilang gini ‘Doshitemo Yuya-kun to issho ni kaeritakatta nda mon. Damedesu ka?’. Nah, jadi itu maksudnya ‘Damon’.]
“Meski begitu kau tidak harus menunggu di luar, kan? Seharusnya kau menunggu saja di dalam kelas dan mengirimiku pesan, dengan begitu aku akan menjemputmu...”
Aku dengan lembut membungkus tangan Kaede-san dengan kedua tanganku. Aku merasa bersalah karena membuat dirinya menunggu sendirian di bulan Februari yang bersuhu dingin, dan sebagai penebusan, aku memberikan tangannya kehangatan.
“U-Um... Yuya-kun? A-Apa yang terjadi padamu, kok tiba-tiba melakukan ini...?”
“Udah diam aja. Bukankah kau sangat kedinginan. Ini hukuman karena telah memaksakan dirimu sendiri untuk menunggu di luar saat cuaca dingin.”
Ya ampun. Meski berada di depan gerbang sekolah, tetap saja itu berbahaya bagi gadis cantik seperti Kaede-san menunggu sendirian di senja-senja begini. Walaupun dia memakai jaket, karena dia mengenakan rok, pasti akan kedinginan jika tetap diam di tempat begitu saja. Apa dia lupa kalau dirinya tadi rebah?
Uuu, Kaede mengerang sambil melihat ke bawah, tapi keluhan seperti itu dihiraukan saja. Aku tidak akan melepaskan tangannya sampai suhunya mencapai suhu kulit normal.
“Kalau... kalau aku jadi benar-benar demam. Saat itu... kau akan merawatku, kan?”
“Astaga, untuk apa kau repot-repot menanyakan sesuatu semacam itu?”
Tentu saja aku akan merawatnya. Aku akan tetap di sisinya sampai dia sembuh. Jika aku meninggalkan dirinya sendirian terbaring sakit di tempat tidur untuk pergi ke sekolah, aku tidak akan bisa fokus pada pelajaran maupun aktivitas klub karena khawatir akan kondisinya di rumah.
“Nah. Pakailah ini. Ayo pulang secepatnya dan makan sesuatu yang hangat. Kita akan singgah dulu ke supermarket untuk membeli sayuran dan daging untuk membuat hotpot. Dan sisanya bisa dimakan untuk besok dengan bubur. Bagaimana?”
Sambil berbicara tentang menu makan malam, aku melepas sarung tanganku sendiri dan memberikan itu kepadanya. Dalam sekejap, aku langsung merasakan udara dingin menyengat kulitku dan perasaan kram di ujung jariku.
“T-Tunggu, Yuya-kun! Aku senang kau meminjamkanku sarung tanganmu, tapi dengan begitu tanganmu akan—!”
“Aku baik-baik saja. Aku bisa memasukan tanganku ke dalam saku, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Daripada membicarakan ini, ayo pulang secepatnya. Aku mau makan.”
“Mmm... aku mengerti. Kalau begitu ayo lakukan ini.”
Kaede dengan cepat meraih tanganku dan memasukkannya ke dalam saku jaketnya. Jari-jarinya terjalin dengan jariku dalam apa yang disebut ikatan kekasih. Pipinya memerah seperti dedaunan di musim gugur. Tentu saja bukan hanya dirinya saja, tapi aku juga.
“Dengan begini tanganmu tidak akan kedinginan, kan? Meskipun kita berpegangan tangan, itu tidak akan terlihat dari luar, jadi bagaimana rasanya?”
Jangan bilang ‘bagaimana rasanya’ dengan matamu yang berbinar! Hanya dengan memegang tanganmu saja sudah cukup untuk membuatku mendidih, tapi sampai menyelipkannya ke dalam sakumu juga!? Dari luar memang tidak kelihatan, tapi jelas kalau kita sedang berpegangan tangan, malahan ini dilihat sebagai tindakan menambah kedekatan.
“...Bukankah kau sendiri yang menggenggam tanganku sampai beberapa saat yang lalu? Itu jadi tidak meyakinkan jika kau jadi panik sekarang.”
“Itu benar tapi... ini sedikit... memalukan...”
“Ataukah, kau tidak suka untuk berpegangan tangan denganku dalam perjalanan pulang? Apa kau akan bermasalah jika ada orang yang melihat kita?”
Jika ditanya suka atau tidak, tentu saja suka. Menjalinkan jari dan berpegangan tangan seperti ini sudah seperti terjalin dalam hubungan asmara, dan pihak lainnya adalah Kaede-san, tentu saja akan sangat membahagiakan. Eh tunggu sebenar, aneh, bukankah kami memang sudah terjalin?
“Ayo, supermarket akan tutup jika kita tidak cepat-cepat!”
Aku mengimbangi langkah Kaede yang dipercepat.
Di langit yang dingin. Kami merasakan kehangatan tangan satu sama lain saat berjalan pulang.
WN nya gk lanjur min?
ReplyDeleteGue jadi iri njirr(╯°□°)╯︵ ┻━┻
ReplyDeleteSemangat up nya min💪💪
Kau tidak sendirian teman....Kita semua di sini sangat lah Iri
DeleteAgak beda ya ama wnnya? Klo di wn kan kaede nungguin yuuya latihan. Oiya min, lanjut WNnya dong
ReplyDeleteSemangat min,btw WN nya itu udh hiatus atau masih jalan?
ReplyDeleteSemangat update nya min
ReplyDeleteWM nya GK di lanjutin min??Yaaa GK papa sih Biar LN nya up Terus... Semangat Min
ReplyDeleteCAN YOU FEEL MY HEART
ReplyDelete-GIGA CHAD-
Ahhhhh jadi pingin tp disini gak turun salju+gak punya pacar🤧ðŸ˜
ReplyDelete