Saijo no Osewa Volume 2 - Bab 17

Bab 17
Ojou-sama yang tidak asik kalau diajak


[Catatan Penerjemah: Gua agak bingung mau nulis judulnya seperti apa. Intinya tuh gini, kalau misalnya Ojou-sama yang dimaksud ini diajak ikut bergabung untuk melakukan sesuatu, maka sesuatu itu bakalan terasa gak asik.]

 

Sepulang sekolah di hari Senin.

Saat aku belajar seperti biasanya di kafe yang terletak di samping kantin akademi, kuperhatikan kalau pulpennya Tennoji-san berhenti bergerak.

“Tennoji-san?”

“Eh? ...M-Maaf, aku cuman sedikit kepikiran sama sesuatu.”

Jarang-jarang Tennoji-san terlihat kepikiran sama sesuatu seperti ini. Tapi, hal ini tidak terjadi barusan ini saja, sedari tadi dirinya tampak seperti pemikirannya terfokus pada suatu hal yang lain.

“Kau kenapa? Hari ini kau terlihat seperti sedang sakit.”

“...Tidak, kau tidak perlu cemas kok, aku juga tidak sedang sakit atau semacamnya.”

Setelah mengatakan itu, Tennoji-san mulai menilai lembar jawabanku dengan pulpen merahnya.

“Aku sudah selesai menilai jawabanmu, dan nilainya 98... Sepertinya kau terlalu terfokus dengan pertanyaan penerapan sehingga kau tidak meninjau pertanyaan dasar dengan cukup baik.”

Setelah menilai kuis matematika-ku, Tennoji-san segera menjelaskan letak kesalahanku, dan dalam diam, aku mencatat penjelasan dari Tennoji-san.

“Selanjutnya, kita akan latihan etiket meja makan... Tapi sebelum itu, ayo kita istirahat sebentar. Aku juga mau pergi ke toilet dulu.”

Mengatakan itu, Tennoji-san berdiri dari kursinya dan menuju gedung akademi.

Melihat punggungnya yang menjauh pergi, sekali lagi, aku dibuat merasa bingung dengan sikapnya.

“...Tampaknya Tennoji-san benar-benar tidak baik-baik saja.”

Dia tadi bilang padaku kalau tidak ada apa-apa dengan dirinya, tapi aku yakin kalau dia pasti berbohong.

Kulitnya sih tidak terlihat pucat, dan juga tidak ada yang aneh dari cara dia berjalan. Karenanya, kurasa dia benar soal masalah kesehatannya, tapi dia pasti sedang mengalami masalah pada suatu hal tertentu.

Namun, kalau dia ingin merahasiakan itu, itu akan tidak sopan jika aku bertanya lebih jauh soal masalah yang dia alami. Itu sebabnya, sebisa mungkin, aku ingin membantunya tanpa membuatnya merasa dipaksa untuk menerima bantuanku...

Tapi, saat aku berpikir seperti itu, seorang gadis yang tidak asing lewat di depanku. Gadis itu memiliki rambut hitam yang dia ikat menjadi simpul dan dibentangkan hingga ke pahanya.

“Narika?”

“Hm? ...Oh, bukankah itu Itsuki!”

Saat Narika memperhatikan keberadaanku, dia langsung mendekatiku dengan mata yang tampak berbinar.

Aku tidak menyangka bahwa memanggilnya dengan santai saja akan membuatnya jadi terlihat sangat bahagia seperti ini... Astaga, dia benar-benar sudah seperti seekor anjing yang jinak sampai-sampai aku seperti bisa melihat ada ekor yang bergoyang-goyang di belakangnya.

“Apa kau ada perlu denganku, Itsuki?”

“Tidak, aku cuman sekedar menyapamu saja... Tapi ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan di akademi sampai tetap tinggal di sini di jam segini?”

“Yah, itu bukan sesuatu yang merepotkan. Aku hanya bertanya pada pihak akademi apakah produk yang keluarga kami kembangkan bisa digunakan di akademi ini. Kau tahu ‘kan kalau keluarga kami memproduksi barang-barang olahraga? Nah, akademi ini merupakan pelanggan yang baik bagi kami.”

Orang tua Narika, Keluarga Miyakojima, menjalankan pabrik peralatan olahraga. Mereka mungkin mencoba menjual peralatan olahraga yang bisa digunakan di pelajaran olahraga di akademi ini.

“...Jadi itu yang kau lakukan sampai harus tetap tinggal di jam segini.”

“Begitulah, lagipula aku ini adalah putri dari Keluarga Miyakojima. Kau bisa memujiku untuk itu loh?”

“Oooh, hebat, hebat banget.”

“...Bukannya itu justru terdengar seperti ejekan?”

Meskipun dia bilang begitu, namun Narika masih tetap kelihatan senang.

“Ngomong-ngomong, kau sendiri apa yang kau lakukan di sini?”

“Aku lagi belajar bareng dengan Tennoji-san. Kami belajar untuk persiapan menghadapi ujian, dan setelah itu kami akan berlatih etiket.”

“Oh, begitu ya? Meskipun ujian tengah semester baru saja selesai, tapi kau dan Tennoji-san benar-benar sangat serius ya untuk terus belajar.”

“Yah, begitulah... Tapi ngomong-ngomong, nilai kita itu tidak terlalu berbeda, bukan?”

“...Kau benar, mungkin aku juga harus lebih giat belajar lagi.”

Kenyataannya sih, nilainya Narika lebih rendah daripada nilaiku. Dia mungkin memiliki nilai yang mendekati sempurna dalam PJOK dan sejarah, tapi dalam mata pelajaran lainnya, nilainya  berada di bawah rata-rata meskipun nilainya tidak termasuk nilai merah.

Saat kami kehilangan garis singgung topik seperti itu, kami pun terdiam.

Namun, entah mengapa, Narika tampak seperti merasa gelisah.

Oh, sepertinya dia masih punya urusan yang harus dia kerjakan.

“Erm, maaf karena sudah menghentikanmu, sampai jumpa lagi.”

“T-Tunggu dulu!! Bukankah aliran percakapan kita akan mengarah pada kau akan mengundangku ikut belajar bareng?” tanya Narika, suaranya terdengar kesal.

Oh aku mengerti, jadi alasan dia tampak gelisah tadi itu karena dia ingin aku ajak dia ikut belajar bareng.

“Tidak... tapi ‘kan kau tidak ada mengatakan apa-apa soal mau ikut.”

“Habisnya ‘kan kupikir kau yang akan mengajakku!” teriak Narika.

Tidak, sekalipun kau bilang begitu...

“Atau apa kau berpikir kalau aku ini adalah orang yang tidak asik untuk diajak belajar bareng?”

“Bukannya begitu......”

“Jujur saja tidak apa-apa... Lagian tempo hari, aku sendiri mendengar teman-teman sekelasku membicarakan rumor seperti itu.”

“...I-Itu pasti berat untukmu.”

“Ya..., sungguh, itu berat sekali.”

Mengatakan itu, Narika tampak seperti akan menangis.

“Erm... hari ini aku sudah selesai belajar materi akademik, jadi sekarang aku meminta Tennoji-san untuk melatihku dalam etiket meja makan. Kalau kau mau, apa kau mau ikut bergabung dengan kami?”

“G-Gak apa-apa nih? Apa tidak masalah kalau orang yang tidak asik untuk diajak sepertiku bergabung dengan kalian...?”

“Paling tidak menurutku kau itu orang yang asik untuk diajak bergabung dalam melakukan sesuatu, dan kurasa Tennoji-san juga tidak akan keberatan kalau ikut bergabung.”

“I-Itsukiiiiiiii...! Seperti yang kupikirkan, cuman kamu satu-satunya orang yang berada di pihakku...!”

Kalau bisa aku maunya dia secara aktif menjalin pertemanan tanpa harus melalui aku, tapi..., apakah yang kupikirkan itu hanyalah harapan yang mustahil? Namun mengesampingkan soal itu, aku senang hari ini Narika ikut gabung dengan kami.

Karena bagaimanapun juga, aku masih ingin tahu tentang kondisinya Tennoji-san. Kalau misalnya Tennoji-san memiliki masalah yang tidak mau dia ceritakan kepadaku, mungkin dengan adanya Narika yang bergabung dengan kami, Tennoji-san akan mau untuk menceritakan masalah yang dia hadapi.

“Oh, ada Miyakojima-san toh?”

Kembali dari toilet, Tennoji-san menyadari kehadiran Narika.

“Tennoji-san, boleh tidak kalau Narika ikut bergabung dalam latihan etiket meja makan yang akan kita lakukan?”

“Aku tidak keberatan sih, tapi...”

Tennoji-san menatap Narika, dan Narika yang ditatap olehnya langsung membuka mulutnya dengan panik.

“C-Cuman hari ini saja kok!  Akhir-akhir ini aku disibukkan dengan pekerjaan di rumahku, jadi..., erm, kau tahu, aku juga ingin menghabiskan waktu layaknya anak SMA pada umumnya...”

Singkatnya sih, dia ingin menjadi lebih dekat dengan kami karena dia kesepian.

Melihat Narika yang seperti itu, Tennoji-san mengangguk dan tersenyum lembut kepadanya seolah-olah dia telah memahami kepribadian Narika setelah sesi belajar kelompok dan pesta teh yang kami lakukan sebelumnya.

“Baiklah, yuk gabung sama kami. Nah, kalau begitu, hari ini kita sebut saja latihan ini sebagai makan malam ringan, oke?”

Mendengar itu, ekspresi Narika langsung menjadi cerah.

Aku penasaran seperti apa kehidupannya Narika sebelum dia bertemu lagi denganku? ...Tapi meskipun aku penasaran, aku sedikit takut untuk menanyakannya, jadi kuputuskan menyegel pertanyaan itu di benakku.



close

10 Comments

  1. Saking jarang muncul sampe lupa dong ama eksistensi Narika wkwkwk

    ReplyDelete
  2. Bang volume 2 chapter 18 pakai bayar ya bang?

    ReplyDelete
  3. Vol. 3 ngebahas Narika, please, wkwk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gw sih lebih setuju nyeritain temen masa kecil nya mc.lbh rame mlh seru war nya

      Delete
  4. Lah malh berbayar, yaudah kalo gitu goodbye admin semoga harimu suram

    ReplyDelete
  5. Kenapa malah kawaii semua heroine nya fix gua tim harem beneran 👍

    ReplyDelete
Previous Post Next Post