Saijo no Osewa Volume 2 - Bab 23

Bab 23
Penyusup


Hari Senin, tiga hari setelah aku mendengar bahwa Tennoji-san akan bertemu dengan calon tunangannya.

Hari ini, sepeti biasanya, aku akan pergi ke akademi bersama Hinako.

“Itsuki...”

“Ada apa, Hinako?”

“...Bagaimana perkembangan sesi belajarmu dengan Tennoji-san?”

Saat kami berjalan keluar dari mansion dan menuju ke gerbang di bawah sinar matahari pagi, Hinako menanyakan itu kepadaku.

“Sesi belajarnya berjalan dengan baik, jadi aku yakin dengan melalui sesi belajar ini, nilaiku pasti akan meningkat... Selain itu, berinteraksi dengan seseorang seperti Tennoji-san juga telah memberiku banyak keberanian dalam banyak hal.”

Tennoji-san adalah seorang dengan atmosfir yang unik, tapi dia merupakan murid kelas atas yang menjadi contoh sempurna dari murid Akademi Kekaisaran. Berkat terbiasa berinteraksi dengan seorang seperti dirinya, aku jadi sedikit lebih santai untuk berinteraksi dengan orang-orang kelas atas lainnya. Dan dengan begini, kalau-kalau kedepannya akan ada pertemuan sosial lagi, aku pasti akan dapat berperilaku dengan lebih baik daripada di pertemuan sosial sebelumnya.

“Tennoji-san pribadi tampaknya juga mengalami peningkatan dalam nilainya... Bahkan mungkin saja dia akan bisa mengalahkanmu dalam ujian berikutnya loh?”

“...Isshh~”

Hinako menggerutu, tapi entah apakah karena dia masih mengantuk, jadi dia tidak mengeluhkan apa-apa secara khusus.

“Ngobrol-ngobrol sih boleh saja, tapi kalian berdua juga mesti berjalan dengan benar.”

“Maaf.”

Ditegur oleh Shizune-san, kami kemudian mengambil langkah yang lebih cepat menuju ke mobil.

Saat kami sudah mendekati mobil hitam, supir yang telah menunggu langsung membungkuk dengan hormat, dan aku juga balas membungkuk kepadanya.

“Ngomong-ngomong, Hinako, sebelum-sebelumnya kau sering meminta untuk dipangku atau dipeluk, tapi akhir-akhir ini kok kamu tidak ada meminta itu.”

Saat aku tiba-tiba menanyakan itu kepadanya, Hinako jadi tampak tercengang dan menegangkan tubuhnya untuk sejenak.

“Itu... aku tidak perlu itu lagi...”

“Tidak perlu lagi? Memangnya kenapa?”

“Isshhh...”

Suaranya terdengar bingung seperti apa harus menjawabku, tapi pada akhirnya dia berseru dengan pelan.

“...Kalau kau mau aku meminta itu, maka aku akan melakukannya.”

Aku tidak menduga dia akan memberiku tannggapan seperti itu.

Gimana ya aku harus mengatakannya..., jujur saja sih aku tidak keberatan dengan Hinako yang seperti itu. Tapi tetap saja, itu jelas merupakan sesuatu yang tidak bisa kulakukan dengan mudah. Bagaimanapun juga, kontak kulit yang terlalu berlebihan itu berbahaya dalam artian banyak hal.

Aku penasaran apa reaksinya Shizune-san tentang ini, tapi saat aku melihat ke arahnya, kulihat dia menatap ke suatu tempat dengan sudut mata yang tajam dan——

“——Penyusup!!”

“Eh?!”
 
Aku dibuat terkejut oleh Shizune-san yang tiba-tiba menunjukkan jarinya ke arah luar mansion.

Segera, penjaga keamanan Keluarga Konohana langsung bergegas ke tampat yang ditunjuk oleh Shizune-san.

Semenit kemudian, salah satu penjaga mendekati Shizune-san dan mengatakan kepadanya bahwa tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

“...Apa yang tadi itu hanya perasaanku saja?” Gumam Shizune-san, dengan ekspresi bingung di wajahnya. “Maaf, tadi aku merasa seperti ada tatapan yang menatap kita.”

“B-Begitu ya...”

Aku tidak menyangka kalau aku akan mendengarkan kata ‘penyusup’ di Jepang modern ini.

“Tapi ini aneh, biasanya perasaanku yang seperti ini cenderung benar, tapi..., kalau ini memang bukan hanya sekedar perasaanku saja, maka beberapa hal mungkin akan menjadi merepotkan.”
 
Aku sontak menelan ludahku terhadap kata-kata yang terdengar gawat dari Shizune-san. Mungkinkah, aku akan terlibat di dalam hal ini?

---

 

Turun dari mobil, aku kemudian menuju ke akademi.

“Nishinari-san.”

Saat aku lagi mengganti sepatuku di tempat loker sepatu, Tennoji-san memanggilku.

“Selamat pagi, Tennoji-san.”

“Ya, selamat pagi.”

Jarang-jarang kami bertemu di tempat seperti ini. Saat aku menatap Tennoji-san dengan pemikiran seperti itu, kuperhatikan kalau wajahnya menunjukkan ekspresi yang serius. Apa dia punya sesuatu yang ingin dia bicarakan denganku?

“Nishinari-san, aku akan bertanya langsung ke intinya padamu. ——Apa kau ada merahasiakan sesuatu dariku?”

Mendengar pertanyaan itu, tubuhku langsung tersentak seolah-olah jantungku sedang dicengkram. Hal ini membuatku merasa bingung dan bertanya-tanya mengapa dia menanyaiku seperti itu, tapi aku tidak boleh membiarkan ekspresi bingung itu muncul di wajahku.

Ada dua hal yang kurahasiakan dari Tennoji-san. Pertama, aku menghadiri Akademi Kekaisaran ini dengan menggunakan identitas palsu. Dan yang kedua, sebenarnya aku berada di bawah asuhan Keluarga Konohana.

Keuda hal itu benar-benar tidak boleh sampai kubiarkan jadi terkuak.

“...Tidak ada.”

“...Jadi begitu ya.” Tennoji-san menganggukkan kepalanya, terlihat sedikit kecewa. “Baiklah, maaf ya karena sudah menanyakan sesuatu yang begitu aneh.”

“T-Tidak apa-apa...”

Mengapa dia tiba-tiba menanyakan hal seperti itu kepadaku? Aku penasaran tentang itu, tapi aku tidak berani menanyakan itu kepadanya karena aku merasa seperti hal-hal yang tidak diingkan bisa terjadi jika aku ngotot ingin tahu.

“Oh iya, karena hari ini aku punya keperluan mendesak yang harus kulakukan, jadi latihan kita untuk hari ini akan libur.”

“Baiklah..., apa ini terkait dengan perjodohanmu lagi?”

“Tidak, kali ini bukan karena itu.” Dengan mata yang entah mengapa memancarkan emosi kemaharan, Tennoji-san berseru. “Ini adalah sesuatu yang jauh lebih penting daripada itu.”

---

Masih di hari yang sama, sepulang sekolah.

Aku membuka loker sepatuku dan melihat ada sesuatu yang sangat tidak terduga.

Di dalam loker, ada sepucuk surat.

Di permukaan surat itu, tertulis suatu kata-kata yang ditulis dengan tulisan tangan yang indah, yaitu:

——Surat tantangan.



close

7 Comments

Previous Post Next Post