Bab 13
Di bawah langit berbintang
“Itu adalah setiga musim dingin; Betelgeuse, Sirius, dan Procyon!”
Sambil menunjuk langit malam di selatan, Kaede-san yang tersenyum bahagia menyebutkan nama-nama bintang magnitudo pertama dengan ritme yang bagus. Kalau saja ini adalah segitiga besar di langit malam musim panas, maka di sini kami mungkin bisa bernyanyi.
“Langit berbintang seindah ini tidak akan bisa kita lihat di perkotaan.”
“Kau benar..., ini sangat-sangat indah.”
Bagiku sih yang indah itu bukanlah bintang-bintang ini, melainkan kamu, Kaede-san. Tapi yah, jelas tidak mungkin aku bisa mengatakan itu.
Ngomong-ngomong, bukit yang diberitahukan instruktur kepada Kaede-san memang menjadi spot penglihatan yang sempurna. Hanya dengan mendaki bukit sedikit lebih tinggi saja, aku merasa seolah-olah aku telah semakin dekat dengan langit.
“Aku senang bisa melihat langit berbintang yang begitu indah ini bersamamu, Yuya-kun.”
Kaede-san melepaskan tanganku yang menggenggam tangannya, dan sebagai gantinya, dia melingkarkan lengannya ke tubuhku. Cara dia yang menatapku dengan tatapan menengadah dan menunggu tanggapanku itu sangatlah imut. Kalau saja aku adalah diriku yang sebelumnya, aku pasti akan malu dan mengalihkan pandanganku darinya, tapi hari ini berbeda.
“Aku juga merasakan hal yang sama sepertimu. Aku benar-benar bahagia bisa bersamamu, Kaede-san.”
“K-Kau bahagia bersamaku? Sungguh...? Kau sungguh berpikiran seperti itu?”
Saat dia menanyakan itu, kudengar nada suaranya sedikit gemetar. Dan saat aku memfokuskan tatapanku ke matanya, kulihat matanya itu tampak berkaca-kaca. Mengapa..., dia terlihat begitu cemas seperti ini?
“Hei, Kaede-san, aku punya sesuatu yang sudah lama tidak bisa kukatakan kepadamu, jadi apa kau mau mendengarkannya?”
“...Tentu saja. Aku akan mendengarkannya sampai akhir, jadi tolong katakan padaku bagaimana perasaanmu. Apa pun yang kau katakan, aku sudah menyiapkan tekadku.”
Bukankah dia terlalu berlebihan sampai bertekad seperti itu? Habisnya, ‘kan di sini aku yang akan mengungkapkan perasaanku padanya. Hanya dengan berpikir kalau dia akan menolakku saja sudah cukup membuatku cemas.
Setelah hening sejenak, aku melepaskan tangannya yang memelukku dan menghadapinya, lalu setelah aku menarik napas panjang——
“Sudah hampir satu bulan sejak kita mulai hidup bersama karena kejadian yang begitu gila. Saat hari demi hari aku semakin mengenal dirimu yang tidak kukenal sebelumnya, aku jadi perlahan tumbuh untuk menyukaimu.”
Dia adalah orang yang jahil dan sering bermain-main, tapi ketika aku membalasnya, rona wajahnya akan langsung menjadi merah padam. Dan selain itu, dia yang sampai disebut sebagai siswi SMA terimut di Jepang rupanya merupakan buah dari hasil kerja kerasnya setiap hari.
“Tapi semakin aku tumbuh menyukaimu..., aku juga menjadi semakin takut. Aku takut kau akan meninggalkanku dan pergi ke suatu tempat, Sekalipun aku tahu bahwa kau bukanlah tipe orang yang seperti itu, tapi tetap saja aku masih merasa takut. Bagaimanapun juga, aku telah ditinggalkan oleh orang tuaku...”
Kenyataan bahwa aku ditinggalkan oleh orang tuaku menyayat hatiku. Padahal harusnya kami hidup bersama-sama, tapi tiba-tiba, mereka menghilang.
“Aku tidak mau mengalami hal seperti itu lagi. Aku tidak ingin sendirian. Dan saat aku memikirkan itu, aku jadi tidak bisa mengungkapkan bagaimana perasaanku terhadapmu.”
Aku takut... Aku takut Kaede-san akan menghilang seperti orang tuaku. Dan kalau aku sudah berpikiran seperti itu, rasa cemasku jadi tidak tertahankan.
“Tapi aku sudah mencapai batasku. Aku sangat menyayangimu sehingga aku tidak bisa menahan perasaanku lagi.”
“...Yuya-kun...”
“Cuman kamu, Kaede-san. Cuman kamu yang mengakui kerja kerasku. Dan bukan hanya itu saja, kau juga memujiku dan menyemangatiku untuk melakukan yang terbaik. Aku sangat senang dengan perasaan itu. Awalnya, aku hanya mengagumi, tapi semakin aku mengenalmu, semakin aku jadi menyukaimu...”
Sampai disini, aku memotong kata-kataku dan menarik napas dalam, dan di sisi lain, Kaede-san menangis.
“Kaede-san, aku menyukaimu lebih dari siapapun di dunia ini. Aku, Yoshizumi Yuya, mencintai Hitotsuba Kaede.”
“——Yuya-kun!”
Mungkin sudah tidak bisa menahan diri lagi, Kaede-san segera memelukku ketika aku selesai berkata-kata.
Aku menerima pelukannya, lalu mendekapnya dengan lembut.
“Aku senang... Akhirnya... Akhirnya aku mendengar perasaanmu.”
“Maaf telah membuatmu menunggu selama ini.”
“Tidak apa-apa, ini pantas untuk ditunggu. Hei, apa kau tahu? Saat ini jantungku berdegup sangat kencang loh? Tapi..., fufufu, sepertinya jantungmu juga dalam masalah ya, Yuya-kun.”
Tentu saja, soalnya baru saja aku mengungkapkan perasaanku yang selama ini kupendam kepadanya. Sudah sewajarnya hal ini membuat jantungku berdegup kencang seolah-olah itu akan hancur. Tapi di saat yang sama, aku juga tahu bahwa jantungnya Kaede-san juga sama berdebarnya sepertiku. Aku bahkan sampai hampir bisa mendengar suara denyutannya.
“Aku juga..., Hitotsuba Kaede mencintai Yoshizumi Yuya. Aku menyukaimu lebih dari siapa pun, Yuya-kun.”
Dengan air mata dan senyum di wajahnya, Kaede-san menjawab perasaanku.
Aku menyeka air matanya, lalu dengan lembut menyentuh pipinya yang membuatnya mendengkur layaknya kucing. Sungguh, dia benar-benar gadis yang imut.
“Yuya-kun..., aku senang kau memeluk dan membelaiku..., tapi apa hanya itu saja yang kau lakukan?”
“...Kaede-san?”
“Issh..., kau ini gak peka sekali, maksudku tuh ini——“
Dia mengangkat tangannya yang melingkari pinggangku sampai ke leherku dan berjinjit saat dia meletakkan bibirnya di bibirku.
Rasa dari ciuman pertamaku dan Kaede-san terasa seperti rasa air mata.
Aku dibuat kewalahan oleh situasi yang begitu tiba-tiba ini, tapi segera aku dipenuhi dengan banyak kebahagian dan tidak bisa memikirkan apa-apa lagi.
Saat ini, aku hanya ingin menikmati kebahagiaan ini.
“Aku mencintaimu..., Yuya-kun.”
“Aku juga mencintaimu, Kaede-san.”
Kami saling berpelukan dengan erat dan saling berbagi kehangatan sampai-sampai kami tidak bisa merasakan hawa dingin. Anehnya, begitu aku telah memberitahu Kaede-san bagaimana perasaanku terhadapnya, aku menjadi tidak ragu lagi untuk mengatakan bahwa aku mencintainya. Malahan, aku ingin mengatakannya berulang kali.
“Terima kasih, Yuya-kun. Aku sangat bahagia sekarang.”
Kuharap, kebahagiaan ini akan terus berlanjut selamanya.
Dan dengan begitu, dengan bintang-bintang di langit malam yang jernih menjadi saksi, aku dan Kaede-san kembali berciuman.
Sungguh, ini benar-benar merupakan hari yang tak akan terlupakan, suatu momen yang pasti akan kami kenang selamanya.
Dan ternyata ad ugly bastard lgi ngerakam terus si kaede di blackmail terus dientot ampe hamil, happy end
ReplyDeleteKebanyakan nonton hentai
DeleteApakah anda suka NTR teman... yah saya juga Suka NTR Tapi tidak untuk Real life
Deleteorang gila
DeleteArrgh... Iri bat ajg
ReplyDeleteRasa ciuman pertama malah asin wkwkwkwk
ReplyDeleteAghhhh gw juga pingin anjg
ReplyDeleteUhhh...
ReplyDeleteIri gw🥲
Iri gua bangke
ReplyDeleteGue belum pernah nyium bibir tu rasanya gimana dah, palingak nyium di pipi dah paling mentok. Walaupun pacaran dah lama sejak mts kelas 2 sampai lulus
ReplyDelete