Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 4 Bagian 2

Bab 4 Bagian 2
Lebih dekat x Godaan


Pada akhirnya, aku hanya berani menggunakan shower, dan setelah selesai mandi, aku segera keluar dari kamar mandi.

Setelah selesai berpakaian, aku pergi ke kulkas dan mengambil teh jelai untuk menghilangkan dahaga yang disebabkan oleh ketegangan yang berlebihan. Di sela-sela saat aku melakukan itu, Shigure, yang saat ini sedang menonton TV di ruang tamu, memanggilku,

“Onii-san, Onii-san.”

Barusan, saat dia memanggilku—dia menunjukkan senyuman nakal klasiknya.

...Ya, aku yakin, panggilannya ini pasti tidak akan mengarah pada hal yang baik.

Sambil merasakan keyakinan yang tidak menyenangkan, aku menjawabnya seraya mengingat: Bersikaplah seperti biasanya!

“Hm? Ada apa?”

Mendengar tanggapanku, Shigure menepuk pahanya, lalu,

“Tidurlah di pangkuanku, aku akan mengorekkan telingamu untukmu.”

“E-Eh?! A-Apa?!”

A-Apa sih yang dia katakan tiba-tiba begitu?

Maksudku, bagaimana bisa dia mengatakan sesuatu yang begitu memalukan untuk dilakukan seperti itu.

“G-Gak mau. Sesuatu semacam itu harusnya dilakukan oleh sepasang kekasih.”

“Eeh~, kau salah, tau... Toh ibuku sering melakukannya untukku, dan aku juga pernah melakukannya untuk Nee-san.”

“Ya ‘kan kalau sama-sama perempuan lain cerita.”

“Loh, kok nyambungnya malah ke situ sih... Ya ampun, Onii-san, ini tidak lebih dari sekadar membersihkan telinga aja loh? Karena kita adalah keluarga, melakukan hal semacam ini adalah hal yang normal~”

Hadeh, kau ini malah berpikiran yang aneh-aneh saja, tambah Shigure, sambil tertawa.

Ugh, dia benar, kurasa aku memang terlalu melebih-lebihkan soal ini.

Toh menurutku juga jika ada kakak-adik lain yang akur, mereka juga akan melakukan hal semacam ini.

Cuman masalahnya di sini adalah..., Shigure mengenakan pakaian tipis untuk menjaga dirinya tetap sejuk selama malam tropis. Karenanya, di saat dia berpakaian seperti itu, pahanya yang putih dan indah tidak berbalutkan apa-apa. Kalau aku meletakkan pipiku di atas pahanya yang telanjangnya itu—bukankah itu jelas merupakan kelakuan mesum?!

Selain itu, kalau aku melakukan itu juga, aku yakin aku akan semakin jatuh cinta lagi pada Shigure.

Pokoknya, aku tidak boleh melakukan kelakukan mesum semacam itu!

“Kau mungin benar, soalnya dulu ibuku juga melakukannnya untukku, tapi itu saat aku masih kecil. Sekarang ini aku sudah besar dan hal seperti mengorek telinga bisa kulakukan sendiri.”

“Kalau gitu aku akan memerasmu. Kalau kau tidak mau foto wajah tidurmu ini kukirim ke Nee-san, maka patuhlah padaku dan tidurlah di pangkuanku.”

“—...?!”

Shigure menyeringai, lalu menunjukkan foto wajah tidurku yang jelek yang dia potret menggunakan ponselnya.

Gadis ini, kapan dia mengambil foto itu...?!

“Akulah yang ingin membersihkan telingamu, jadi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan keinginanmu! Ayo, putuskan, apa kau mau kalau aku mengirim foto ini pada Nee-san? Bisa-bisa dia akan terkejut loh?”

“Kau ini, lagi-lagi bertingkah seperti ini...”

“Tadi siang aku sudah memberimu kesempatan bahwa aku akan berhenti mengancammu, tapi kau sendiri ‘kan yang menyia-nyiakan kesempatan itu? Dalam artian itu, maka sekarang aku tidak perlu menahan diri lagi, bukan? Hmm, kayakya foto yang ada ilernya ini lebih baik, dan kupikir Nee-san juga pasti akan menyukainya~?”

“Aku mengerti! Aku mengerti, jadi segera hapuslah foto-foto itu!”

Efek buruk dari tidak bisanya aku menolak Shigure dengan cepat muncul, yaitu, Shigure mulai menggunakan fakta itu sebagai pembenaran atas tindakannya.

Dan faktanya, jika dia menggunakan kelemahan ini, tidak mungkin aku bisa menentangnya.

Ya, sekarang, aku tidak punya pilihan selain menuruti apa yang Shigure perintahkan, yaitu tidur di pangkuan pahanya..., paha yang putih dan lembut layaknya telur rebus.

~~~~!

Woy goblok! Jangan malah merasa deg-degan anjing!

Ingat, aku melakukan ini bukan karena aku menginginkannya, Aku diancam, jadi aku terpaksa harus tidur di pangkuannya. Ini kulakukan untuk melindungi hubunganku dengan Haruka, juga sekaligus agar tidak membuat Haruka sedih.

Ya, ini adalah bangkal pangkuan demi Haruka, ini sama sekali bukan tindakan yang kuambil untuk kesenangan diriku sendiri. Karenanya, ini hanya akan menggangguku dan sama sekali tidak membuatku merasa senang! Dan pastinya, aku tidak akan merasa nyaman karena ini!

Aku mencoba mengingatkan itu pada diriku sendiri, dan membangun barikade untuk melindungi hatiku dengan alasan, dalih, dan semua teori yang bisa aku pikirkan.

Kemudian, dengan upaya yang terbaik yang bisa kulakukan, aku tetap tenang dan berkata, “Kalau kau memang mau melakukannya, maka pastikan kau membersihkannya dengan baik!”, lalu menggunakan paha Shigure sebagai bantal untuk menunjukkan bahwa aku mampu melalui hal semacam ini.

Tapi, seketika, beberapa lapisan barikade yang telah kubangun dihancurkan dengan satu serangan.

Aaaaaahhhhh~~~~~~..........

Ini..., luar biasa, sangat luar biasa.

Apa-apaan dengan perasaan nyaman yang terlalu luar biasa ini?

Paha ini terasa lembut seperti kelihatannya, tapi tidak benar-benar lembut juga, karena ini cukup kencang dan elastis untuk bisa menahan kepalaku dengan kuat.

Selain itu, paha ini juga halus dan nyaman di pipi, saking halusnya sampai-sampai aku merasa ragu kalau ini memiliki pori-pori,

Dan, yang paling luar biasa dari semuanya adalah..., suhunya.

Suhunya tuh, gimana ya bilangnya, aaah pokoknya luar biasa lah!

Suhu ini adalah suhu yang hanya bisa diberikan oleh kulit dan daging manusia, suhu yang memberikan kenyamanan tanpa batas. Selain itu, mungkin karena dia juga baru habis mandi, dari kulitnya yang hangat aku bisa mencium perpaduan antara aroma sabun dan keringat yang samar...

“Baiklah, aku akan mulai membersihkan telingamu, jadi diam dan tenanglah.”

“......”

Parahnya lagi, sekarang, serangan yang mematikan akan datang saat Shigure mulai memasukkan cotton bud ke telingaku.

Di dalam telinganku, sesuatu yang bergerak bukan karena kendaliku merayap masuk.

Rangsangan yang tak terduga dan mengejutkan membelai bagian tubuhku yang jauh lebih sensitif dari kulit. Sontak saja, secara refleks aku bergidik pada rangsangan yang benar-benar berbeda dari saat aku sendiri yang mengorek telingaku.

Aaah..., ini buruk, ini sangat-sangat buruk.

Soalnya, ini rasanya enak sekali, terlalu enak.

Saat ini..., aku jatuh cinta pada Shigure dalam tingkat yang luar biasa.

Ini bahaya, kalau ini terus berlanjut, aku akan....,

“Nah, dengan begini kau tidak akan bisa kabur lagi, Onii-san.”

“......”

Hah? Tunggu dulu?!

Kepalaku terasa meleleh sampai aku hampir tidak menangkap apa yang dia katakan, tapi apa yang dia katakan barusan?

Aku tidak akan bisa kabur lagi?

Buset dah, apa-apaan dengan kalimat yang terdengar tidak menyenangkan itu?

“O-Oi, kata-katamu barusan itu...”

“Issh, jangan gerak-gerak——”

“Uggh...!”

Bagian melengkung dari cotton bud menyentuh selaput lendir telingaku, menciptakan rangsangan yang menggelitik.

Dan dari rangsangan itu, aku tersadar..., bahwa saat ini, aku sangat tidak berdaya.

Soalnya, sekarang, aku bahkan tidak bisa menggerakkan leherku.

Ini artinya, tidak peduli apa pun yang Shigure lakukan padaku, aku tidak akan bisa kabur....

“Hei? Ini berbahya, jadi tolong tetap diam. Ya, tetap diam seperti itu, dan—kau harus menjawab interogasiku.”

“I-Interogasi?”

Kalimat yang lebih berbahaya terlontar, dan perasaan menyenangkan yang kurasakan sedari tadi sontak berubah menjadi perasaan ngeri.

Apalagi, fakta bahwa aku tidak bisa menggerakkan leherku dan melihat ekspresi yang Shigure tunjukkan itu semakin menambah perasaan ngeri yang kurasakan.

“Fufufu, kau tidak perlu merasa takut begitu. Aku cuman ingin menanyakan beberapa hal padamu kok, Onii-san. Cuman, kalau aku bertanya padamu secara normal, kau pasti akan kabur, itulah sebabnya aku mengambil tindakan ekstra seperti ini.”

“A-Apa-apaan coba itu...? Apa yang ingin kau tanyakan padaku sampai melakukan hal seperti ini...?”

“Tadi siang, mengapa kau tidak mendorongku menjauh darimu?”

Seketika, aku menjadi pucat.

Soalnya, pertanyaan itu adalah kalimat yang saat ini paling tidak ingin aku dengar, dan kalau saja bukan karena adanya cotton bud di telingaku, tanpa berpikir dua kali aku sudah akan melarikan diri.

“Aku yakin aku telah membuat usulan yang sangat menarik demi Nee-san yang sangat kau cintai. Hanya dengan sedikit pergerakan dari sikumu, kau akan bisa ‘memulai semuanya kembali’ dengan Nee-san. Malahan, kau sendiri juga mengatakan [Aku ingin memulai semuanya kembali dengan Haruka], kan? Lantas, hei, mengapa kau tidak mendorongku menjauh darimu?”

.........!!!

Te-Te-Te-Te-Tenang! Aku tidak boleh membiarkan ekspresi panik muncul di wajahku!

Dengan panik, aku mencoba memperingatkan diriku sendiri.

Soalnya..., kalau Shigure tahu bahwa aku telah jatuh cinta padanya dan bahwa aku tidak melihatnya sebagai pengganti Haruka lagi, itu akan menjadi akhir dunia.

Kalau itu sampai terjadi, aku akan diserang olehnya..., sama seperti malam ciuman pertama kami.

Pokoknya, saat ini aku perlu mencari alasan yang logis untuk Shigure.

“...Jangan-jangan, kau telah jatuh cinta padaku...,”

“~~~~~~~!!!”

B-Bukankah ini adalah skakmat?

Soalnya, dia mengatakan itu dengan nada suara yang tidak terdengar seperti pertanyaan, dan ada pancaran rasa yakin yang keluar dari suaranya.

Kalau sudah begini, tidak ada jalan keluar lagi bagiku!

Tidak, tidak, tidak, tunggu, mengapa aku harus menyerah?

Memang benar, Shigure memiliki keyakinan, tapi fakta bahwa dia mencoba memastikan itu dariku dengan melakukan semua ini berarti dia belum cukup yakin.

Ya, mungkin, kayaknya, harusnya begitu!

Itu sebabnya, aku tidak boleh menyerah. Pikirkanlah alasan yang masuk akal mengapa aku tidak menolak Shigure, sehingga dengan itu aku bisa membuatnya terdengar seperti itu bukan karena aku jatuh cinta kepadanya. Ayo, pikrikan, aku pasti bisa! Aku telah belajar lebih keras daripada kebanyakan orang, jadi sekarang lah saatnya aku menggunakan otak yang telah kulatih ini!

“Hmm? Kenapa kau diam saja? Mungkinkah kau tidak bisa mendengarku karena pendengaranmu disumbat oleh kotoran telinga? Kalau begitu, aku harus membersihkannya sampai ke dalam-dalamnya!”

Aaaaaaah!

Ini buruk! Aku tidak bisa konsen berpikir ketika bagian dalam telingaku di sentuh pada timing dan jumlah kekuatan yang tepat...!

“Sepertinya kau sangat keenakan sampai-sampai kau menutup matamu dan menggeliat seperti itu.”

“~~~~~”

Rangsangan manis namun menyakitkan dari Shigure yang meraba-raba bagian dalam telingaku serta kehangatan dan aroma manis dari pahanya membuat pikiranku mati rasa.

“Hei, Onii-san. Tadi aku bilang padamu kalau aku ingin mengorek telingamu karena aku punya pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu, tapi sebenarnya, tanpa alasan seperti itu pun aku ingin melakukan ini padamu loh.”

Kesadaranku terganggu oleh perasaan nyaman yang seolah-olah aku sedang tidur, sampai-sampai aku merasa tidak ingin memikirkan apa pun...

“Kau tahu, ada banyak sekali hal yang ingin kulakukan untukmu, Onii-san. Soalnya, aku ingin kau tahu betapa aku mencintaimu. Aku ingin menjadi lebih dekat denganmu... Kalau kau memiliki pemikiran yang sama sepertiku, dan itulah alasan mengapa kau tidak menolakku, aku ingin mendengar itu langsung darimu. Dan dengan begitu, kita akan bisa lebih dekat lagi.”

Dalam kabut pikiranku, nektar beracun mengalir dari telingaku.

Racun yang teramat manis menyerap dan menembus jaringan otakku.

“Onii-san, apa kau tidak mau menjadi ‘lebih dekat’ denganku?”

Apa yang barusan dia bilang itu adalah kata kerja...?

Lebih dekat... Lebih dekat dengan Shigure... Entah mengapa, itu terdengar sangat erotis.

Saking kedengaran erotisnya, aku sampai berpikiran untuk tidak ingin mengatakan ‘tidak’.

Tentunya, aku bukanlah orang yang ingin lebih dekat dengan siapa pun.

Tapi, jika itu Shigure, atau karena ini adalah Shigure—bahkan aku pun akan......

“...............”

...Misalnya, misalnya saja, kalau saat ini aku menganggukkan kepalaku, apa kami benar-benar akan lebih dekat?

Kalau aku jujur kepadanya bahwa aku mencintainya...., di rumah kecil ini, di rumah yang hanya ada kami berdua ini, tempat dimana satu-satunya hal yang menjadi penghalang diantara kami adalah pintu geser....

Saat aku membayangkannya, itu saja sudah terasa sangat menarik—tapi...,

“...Aku tidak berpikir seperti itu.” ucapku, memeras kata-kataku.

Apa yang membuatku bisa melontarkan kata-kata itu adalah senyuman Haruka yang kulihat tadi siang.

Aku tidak ingin mengkhianati senyumannya, aku tidak ingin membuatnya sedih.

Tidak peduli seberapa tertariknya aku pada Shigure, aku tetaplah pacarnya Haruka.

“Satu-satunya alasan mengapa tadi siang aku tidak mendorongmu adalah..., itu hanya karena aku khawatir jika kekuatanku dalam mendorongmu terlalu berlebihan dan malah berakhir membuatmu terluka... Tidak ada arti lain selain itu, kau hanya salah paham.”

“...Owalah, jadi begitu toh. Itu disayangkan.”

Shigure tampak kecewa dengan jawabanku dan dengan lembut menarik keluar cotton bud dari telingaku.

...Yang barusan itu adalah alasan yang terdengar dipaksakan, tapi kupikir aku bisa mengelabuinya.

Aku merasa lega, dan kemudian...,

“Tapi meskipun begitu, aku masih tetap mencintaimu, Onii-san.”

Di momen sesaat itu, aku hampir berteriak karena hembusan napas yang bertiup bersamaan dengan bisikan di teliganku.

Saat aku melihat ke atas dengan panik, Shigure tampak tersenyum, lalu...,

“Nah, sekarang berbaliklah ke sisi lain agar aku bisa membersihkan telingamu yang satunya lagi.”

...Aku ingin tahu, apa Shigure benar-benar tidak menyadari perasaanku yang sebenarnya?

Dari melihat senyumannya yang akan menerima apapun yang kukatakan itu, aku tidak bisa menyimpulkan apa-apa.

Satu-satu hal yang kuketahui di sini adalah bahwa dia mencintaiku.

Hanya saja..., itu membuatku merasa tidak enak kepadanya ketika dia mengatakan itu kepadaku.

Tidak peduli seberapa tidak jujur dan berbohongnya aku kepadanya, tidak peduli seberapa banyak hal egois yang kukatakan kepadanya, cintanya terus ada di sisiku tanpa bisa diubah,

Perasaannya itu menghancurkan tekadku yang ingin melenyapkan perasaanku padanya.

Sekali lagi, aku berpikir...

Apakah mungkin aku membiarkan perasaan yang telah tumbuh jauh di dalam hatiku pada Shigure ini mati saat menerima kasih sayannya ini secara langsung.

Sejujurnya, bahkan sedikit pun, aku merasa sama sekali tidak bisa melakukan itu.



close

4 Comments

Previous Post Next Post