Prolog
Akademi Kekaisaran, sebuah sekolah yang merupakan salah satu dari tiga sekolah paling bergengsi yang ada di Jepang. Sedari dulu, akademi tersebut berhasil mendidik siswa-siswi kompeten yang kini menjadi Perdana Menteri, Direktur dari perusahaan terkenal, dan orang-orang yang memainkan peran sentral di negara ini.
Kebanyak murid-muridnya terbagi dalam bidang politisi ataupun pengusaha, dan kurikulum yang diajarkan sudah pasti sangat maju. Dari tampilan luarnya, akademi ini mungkin terlihat layaknya mansion, tapi di dalamnya, murid-muridnya tidak dididik dengan semena-mena. Di Akademi Kekaisaran ini, kelas-kelas terbaik selalu diajar oleh guru-guru yang terbaik.
Namun, bahkan di akademi khusus seperti itu, terdapay yang namanya kasta sekolah.
Saat ini, ada seorang gadis yang memerintah di puncak Akademi Kekaisaran. Dengan total aset sekitar 300 trilioun yen, grup konglomerat yang merupakan grup yang dikenal oleh semua orang yang tinggal di negara ini—Grup Konohana. Gadis tersebut, dia adalah putri dari grup itu, Hinako Konohana.
“Konohana-san, gimana kabarmu?”
“Semoga harimu menyenangkan.”
Dengan rambut kuningnya yang berkibar, dia menyapa balik orang-orang yang menyapanya dengan senyuman elegan.
“Aaah, hari ini Konohana-san juga terlihat sangat cantik.”
“Kupikir aku akan bahagia selama sisa tahun ajaran ini hanya karena aku bisa sekelas dengan dirinya...”
Gadis itu berjalan menyusuri akademi dengan postur yang tegak, memancarkan nuansa keanggunan.
“Ko-Konohana-san! Sepulang sekolah hari ini, kami berencana untuk mengadakan pesta teh di taman... J-Jika kau tidak keberatan, maukah kau bergabung dengan kami?”
“Kedengarannya menyenangkan, jadi dengan senang hati aku akan bergabung dengan kalian.”
Dia cantik, kompeten dalam satra maupun bela diri, intinya tuh dia adalah wanita yang bertalenta. Dia begitu sempurna sampai-sampai beberapa orang memanggilnya Ojou-sama yang sempurna.
Dia populer dan selalu dikeliling oleh orang-orang, dan dari kejauhan, aku menatapi gadis itu.
“Yo, Tomonari. Lagi-lagi kau menatapi Konohana-san?” seorang siswa yang duduk di sampingku memanggilku.
[Catatan Penerjemah: Nama MC di WN = 西成伊月 (にしなりいつき), Nama MC di LN = 友成伊月 (ともなりいつき)
“...Jadi aku ketahuan, ya?”
“Menyerah saja, gadis itu berada di luar jangkauanmu, tau?”
Di luar jangkauanku, ya... Bagiku, satu-satu orang yang merupakan orang biasa di akademi ini, setiap gadis yang ada di akademi memang berada di luar jangkauanku.
[Catatan Penerjemah: Dalam raw (高嶺の花ね, artinya Takane no Hana (bunga yang tak bisa diraih) adalah idiom yang memiliki arti seseorang yang berada di luar jangkauan.]
“Nah, kita akan pindah kelas di pelajaran selanjutnya, dan karena aku ingin mampir ke toilet, jadi aku akan pergi duluan.”
Setelah mengatakan itu, teman sekelasku itu pergi meninggalkan kelas.
Ngomong-ngomong, saat ini adalah waktu jeda antar sesi pelajaran, dan setelah teman-teman sekelasku yang lain meninggalkan kelas, dengan perlahan, aku mendekati gadis itu.
“Konohana-san, kita harus segera pergi atau kita akan terlambat dalam berikutnya.”
Saat ini, di dalam ruang kelas ini hanya ada tersisa dua orang, aku dan dia.
Gadis itu, seorang yang bahkan sampai disebut sebagai Ojou-sama yang sempurna, sedang berbaring di meja dan tidak bergerak sedikit pun.
“Konohana-san?”
“...Cara bicaramu.”
“...Ini bukan waktunya untuk bersikap egois seperit itu, ayo pergi.”
“Cara bicaramu.” serunya, dengan nada yang sedikit lebih kuat.
Memastikan bahwa tidak ada orang lain di sekitar kami, aku kemudian memutuskan untuk memenuhi permintaannya.
“...Hinako, ayo segera pergi.”
Saat aku mengatakan itu, gadis itu sontak tersenyum.
“Ehehe...”
Jauh dari menjadi image Ojou-sama yang sempurna, dia tampak penuh kehidupan. Kemdian, dia perlahan mengangkat tubuh bagian atasnya dan mengulurkan tangannya ke arahku.
“Gendong~”
“...Jangan gitulah. Bagaimana jika ada orang yang melihatnya?”
“Aku tidak keberatan kok...”
“Masalahnya nanti aku justru akan dibunuh oleh Keluarga Konohana.”
Saat aku mengatakan itu, bibir gadis itu tampak berkedut-kedut.
“Aku tidak ingin menghadiri pelajaran selanjutnya.”
“Kau harus hadir.”
“Aku mau pulang, aku mau tidur, aku mau makan keripik kentang.”
“Kalau keripik kentang, aku akan menyiapkannya untukmu setelah kita kembali ke mansion, jadi ayo kita pergi.”
“Gak mau—...”
Terhadap gadis yang tidak mau beranjak itu, aku hanya bisa menghela napas. Yah, apa boleh buat, aku tidak punya pilihan lain sekarang. Aku hanya harus memaksanya keluar dari kelas.
Saat aku berpikir begitu, tiba-tiba, pintu kelas terbuka dengan keras.
“Oh, kalian berdua masih di sini? Selanjutnya kalian harus pindah kelas, kan?” ucap wali kelas, sambil menatap ke arahku dan Hinako yang masih berada di kelas.
“Oh, tidak, ini——”
“...Maaf, ada sesuatu yang tidak kumengerti di pelajaran sebelumnya, jadi aku sedang mendiskusikannya dengan Tomonari-kun.”
Aku tidak bisa langsung mencari alasan, jadi Hinako tau-tau saja sudah berdiri memberika penjelasan. Ekspresi wajahnya bukanlah ekspresi manja yang dia tunjukkan sebelumnya, melainkan ekspresi dari seorang Ojou-sama sempurna yang dikenal oleh semua orang di akademi.
“Jadi begitu ya. Aku terkesan bahwa kau belajar dengan begitu giat meski selama jeda.” ucap si guru, sambil menganggukkan kepalanya.
“Ada apa, Tomonari-kun? Ayo kita pergi ke kelas selanjutnya.”
“...Ya.”
Seperti biasanya, saat sedang berada di depan publik, ia akan tampil dengan sempurna. Dan dengan begitu, aku meninggalkan kelas bersamanya setelah aku menganggukkan kepalaku.
Aku bukanlah orang yang jenius, aku bukanlah orang brilian, dan keluargaku tidaklah kaya, tapi justru sebaliknya.
Lantas, bagaimana bisa, orang biasa sepertiku, bisa menghadiri sekolah yang bergengsi seperti ini? Untuk menjelaskan alasannya, aku perlu menjelaskan kejadian yang terjadi sebulan lalu.
Semuanya berawal saat aku menjadi pengurus Hinako Konohana.
Weh Pertama
ReplyDeleteSemanga bang
ReplyDelete