Bab 2
Sepertinya [adik laki-laki] tunanganku akan datang menyapaku
“Yuu-kun! Coba lihat ini! Jurus pamungkas...”
[Voice Charge! Maks Talking! Jurus Pamungkas—Shouting Shoot!]
“Chiiiyuuuduuaaar!”
Memegang mainan pistol suara [Talking Breaker] di tangannya, Yuuka melontarkan sfx ‘Chiyuuuuduuaaar’.
“Gimana menurutmu, Yuu-kun?”
Sekalipun dia menanyaiku begitu, aku bahkan tidak tahu harus memberikan komentar seperti apa.
Di saat aku hanya diam tak menjawab, Yuuka menggembungkan pipinya.
“Kau harusnya lebih bereaksi! Kita ‘kan nonton episode terbaru dari [Kamen Runner Voice] bersama-sama! Ini adalah peragaan dari episode itu!”
Dalam balutan gaun one-piece biru muda, dia mengibaskan rambut hitamnya. Matanya tampak menatap tajam, dan dia membuat ekspresi puas seolah-olah dirinya adalah [Kamen Runner].
Sungguh, hari ini tunanganku benar-benar sangat bersemangat.
“Sakata Yuuichi—bertarunglah! Bertarung adalah cinta, dan cinta adalah..., [suara bumi].”
Oh, aku ingat kalimat itu.
Itu adalah jenis kalimat yang dilontarkan untuk mendorong semangat dalam situasi yang memanas, tapi ketika didengarkan dengan tenang, itu adalah jenis kalimat dimana kau akan merasa tidak mengerti apa maksud dari kalimat tersebut.
Namun, Yuuka yang tampaknya berada di titik semangat tertinggi, menutup matanya dan mengepalkan tangannya.
“[Kamen Runner Voice] sungguh menarik ‘kan, Yuu-kun? ...Sebelumnya aku belum pernah benar-benar menonton karya tokusatsu..., tapi ketika Momo-chan merekomendasikannya padaku, aku jadi ketagihan menontonnya!”
Momo-chan yang dia maksud di sini adalah teman sekalas kami, Nihara Momono, seorang gadis berambut coklat panjang dan memiliki mata yang cerah. Dia berpenampilan seperti seorang gyaru, dengan payudara besar yang menyembul dari blazzernya.
Sebelumnya, aku menyebut gadis itu sebagai gyaru yang ekstrovert, tapi ketika aku mengetahui rahasia yang dia sembunyikan..., pendapatku tentang dirinya telah banyak berubah.
Meskipun di luar dia berpenampilan gyaru, tapi di dalam dia adalah otaku yang sangat menyukai tokusatsu.
“Serial Super Corps juga menarik! Saat aku melihat [Hanami Corps Mankaiger]—aku jadi ingin melihat bunga sakura!”
“Yah, cuman masalahnya waktu siaran acara itu tidak bertepatan dengan musim mekarnya bunga sakura.”
Seperti yang Yuuka katakan, [Kamen Runner Voice] dan [Sakura Corps Mankaiger] yang mulai kami tonton karena rekomendasi dari Nihara-san memanglah menarik.
Aku jadi penasaran mengapa Nihara-san tidak merekomendasikan seri-seri itu kepada teman-temannya yang lain..., tidak, kurasa tidak mungkin dia bisa merekomendasikannya.
Bahkan aku pun tidak merekomendasikan gim Alice Stage yang kusembah layaknya dewa kepada siapapun. Soalnya, jika sampai Yuuna-chan kesayanganku diolok-olok—keributan pasti akan terjadi.
Hal yang sama juga berlaku untuk Nihara-san. Jika ada yang mengolok-olok karya tokusatsu yang dia sukai, sekalipun orang itu adalah temannya, dia pasti akan marah——itu sebabnya, karena bagi Nihara-san baik temannya ataupun tokusatsu sama-sama berharga, dia memutuskan untuk merahasiakan hobinya itu.
Tapi, setelah banyak hal yang terjadi, Nihara-san memberitahukan Yuuka rahasia yang dia miliki itu. Dan sebagai balasannya—entah apakah ini bisa disebut seperti itu atau tidak—Yuuka juga memberitahukan Nihara-san bahwa dia adalah tunanganku, dan kami telah hidup bersama.
Hasilnya adalah situasi saat ini.
“Baiklah! Hari pertama besok akan dimeriahi dengan obrolan tokusatsu dengan Momo-chan! Yuuka, Momo-chan, kami berdua adalah teman!”
Rasa suka Yuuka terhadap Nihara-san telah mencapai punaknya.
Yah, aku tidak tahu persis bagaiaman hubungan sosial yang Yuuka miliki sebagai aktris pengisi suara, tapi di sekolah Yuuka tidak punya teman. Soalnya dia itu buruk dalam berkomunikasi, dan dia juga memiliki kesan yang seolah-olah tidak membiarkan siapapun mendekatinya.
Karenanya, itu membuatku senang ketika melihat tunanganku yang kikuk akhirnya bisa akrab dengan orang lain, tapi...
[Voice Bullet! Maks Talking! Jurus pamungkas—Shouting Shoot!]
“Chiiiyuuduuuaaar!”
...Aku masih berharap agar dia sedikit mengurangi semangatnya yang terlalu tinggi ini.
Meskipun hari pertama masuk sekolah adalah besok, tapi sejak tadi pagi dia sudah berada dalam kondisi bersemangat tinggi seperti ini.
Klak——saat itu, pintu ruang tamu terbuka.
“...Apa yang kau lakukan, Yuuna-chan? Erm..., apa kau tidak sengaja makan jamur yang aneh?”
Menatap Yuuka yang bersenang-senang denga pistol mainan dan membuat suara yang melengking, seorang gadis berambut hitam pendek berwajah netral yang sulit diketahui apakah dirinya adalah laki-laki atau perempuan masuk ke ruang tamu.
Pusarnya mengintip dari t-shirt yang dia kenakan dibalik jaket jeansnya, dan kakinya yang ramping terjulur dari celana pendeknya.
Ya, dia adalah adik perempuanku yang duduk di bangku kelas 2 SMP, Sakata Nayu,
“Aku sudah berkali-kali mengatakan ini padamu, Nayu! Kau harusnya menghubungiku kalau kau mau pulang ke sini!”
“Hah? Itu benar-benar menjengkelkan mendengarmu selalu mengatakan itu. Lagian ‘kan suka-suka aku mau pulang ke sini kapan pun aku mau? Haaah..., rasanya benar-benar menjijikkan punya kakak yang terlalu mengekang adiknya yang masih SMP.”
Saat aku mengucapkan sepatah kata, dia akan membalasku dengan berlipat ganda. Ya ampun, dia masih saja menjadi adik dengan mulut beracun dan angkuh.
Meletakkan tas jinjingnya, Nayu mendecakkan lidahnya dan mulai berbicara.
“Berhentilah bermain-main dengan mainan seperti itu dan jadilah lebih mesra. Cepatlah buat bayi sehingga aku jadi tidak perlu merasa khawatir lagi.”
“Jangan mengatakan sesuatu seperti itu bego’!”
“I-Itu benar, Nayu-chan! S-Sesuatu seperti itu masih terlalu cepat..., issh!”
Biasanya, Nayu tinggal di luar negeri tempat dimana ayah kami ditugaskan, tapi selama liburan musim panas dia tinggal di sini. Dia menghabiskan musim panasnya yang memuaskan dengan melakukan perjalanan dengan teman-temannya di Jepang.
“...Jadi? Kau sudah selesai jalan-jalan, bukan? Apa kau tidak ingin kembali ke tempat ayah?”
“Hah? Apa kau mencoba mengusir adikmu yang imut ini? Sunguh menakutkan... Oh, aku mengerti, ini pasti apa yang disebut sebagai kekerasan rumah tangga. Yuuka-chan, kau harus hati-hati, orang ini—dia adalah calon suami yang kasar.”
“Bukankah kau mengambil kata-kataku dengan terlalu berlebihan? Lagian ‘kan aku tidak menyuruhmu pergi!”
“Begitukah? Kalau gitu, aku akan tinggal sedikit lebih lama lagi di sini.”
Melihat pertukaran yang kulakukan dengan Nayu..., Yuuka terkekeh, dan kemudian, dia membawa tas jinjing Nayu ke ruang tamu.
“Kalian berdua selalu saja akur, ya? Melihat kalian aku juga jadi ikutan tersenyum.”
“Ka-Kami tidak akur!”
“Ya, ya, Sungguh, kau itu benar-benar imut, Nayu-chan! Aku iri..., kuharap aku juga punya adik perempuan yang seperti kamu.”
Melihat Yuuka yang tersenyum ceria saat mengatakan itu, tiba-tiba aku merasa tidak nyaman.
Aku cukup yakin kalau Yuuka juga punya saudara, cuman entah kenapa, aku merasa sema sekai tidak ingin membicarakan topik tentang itu.
---
"Yo, Yuichi..., gimana kabarmu?"
“Kulihat-lihat sepertinya kau tidak bersemangat.”
Masaharu Kurai, alias Masa, tersenyum masam sambil menyentuh rambutnya yang acak-acakkan. Lingkaran hitam yang yang terukir di bawah kacamata berbingkai hitam yang dia pakai tampak sangat buruk.
Aku dan Masa sudah berteman sejak kami masih SMP, tapi ini adalah yang pertama kalinya aku melihat Masa tampak begitu kelelahan seperti ini.
“Kau kenapa? Setidaknya kalau mau curhat aku akan mendengarkanmu, Masa.”
“Makasih, Yuuichi... Sebenarnya, selama tiga hari terakhir ini, aku mengikuti event Alice Stage tanpa tidur, jadi aku tidak cukup tidur——”
“Ah, sudahlah, jangan cerita lagi.”
Aku merasa sangat bodoh karena sudah mengkhawatirkannya.
“Yaa-hoo, Sakata!”
Orang yang memanggilku sambil menampar punggungku tidak lain dan tidak bukan adalah [gyaru ekstrovert] yang kini menjadi [gyaru penyuka tokusatsu], Nihara-san.
Saat Nihara-san melihat Masa, dia menghela napas.
“Aku tebak kalau Kurai pasti teralu banyak main gim sampai-sampai kurang tidur, kan? Asataga, kau itu benar-benar bodoh karena menjadi lesu seperti itu cuman gara-gara main gim.”
“Peduli amat kau mau bilang apa! Toh berkat itu, aku jadi bisa mendapatkan begitu banyak waifuku, Ranmu-sama..., jadi aku sama sekali tidak memiliki penyesalan! Tapi yah, orang sepertimu yang tidak memiliki hobi khusus tidak akan mengerti apa yang kurasakan!”
“Hahaha, begitulah.”
Meskipun terlihat seperti ini, tapi Nihara Momono—(menurut penelitian LINE dengan Yuuka) dia pergi ke sekolah setelah selama 24 jam berturut-turut menonton mahakarya tokusatsu masa lalu.
Mungkin dia memang tidak memiliki lingkaran hitam yang tampak di bawah matanya, tapi itu pasti karena dia menyembunyikannya dengan riasan.
Masa, aku tidak bisa memberitahukan ini secara langsung kepadamu, tapi..., secara mengejutkan Nihara-san juga adalah orang yang berada di sisi orang-orang seperti kita, loh?
“Oh, Watanae-san!”
Saat aku terhanyut dalam pikiranku, Nihara-san mulai melambaikan tangannya kepada orang yang berada di depannya, yaitu Yuuka yang dalam mode sekolah.
Dia mengikat rambutnya dalam model ponytail, mengenakan blazer yang rapi sesuai dengan peraturan sekolah. Sampai di poin itu semuanya normal, tapi secara mengejutkan dia tidak memiliki ekspresi. Mata yang mengintip dari kacamata berbingkai tipisnya tampak menyipit..., memberikan kesan intimidasi.
Dalam penampilannya yang benar-benar berbeda dari saat dia berada di rumah itu, Yuuka menanggapi Nihara-san dengan dingin.
“...Lama tidak bertemu, Nihara-san.”
Uuugh, aku sudah gak sabar banget ingin ketemu sama Momo-chan. Apa yang harus kulakukan kalau aku sampai menyeringai saat ketemu sama dia?
Tadi malam, Yuuka menggumamkan itu, tapi,,,
“Gimana kabarmu, Watanae-san? Aku senang sekali loh bisa bertemu lagi denganmu!”
“Biasa saja.”
Buset dah, responnya benar-benar dingin.
Jauh dari menyeringai, dia bahkan tidak menggerakkan satu pun otot di wajahnya!
Hari pertama besok akan dimeriahi dengan obrolan tokusatsu dengan Momo-chan!
“Hei, apa kau sudah menonton film yang kurekomendasikan padamu...?”
“Yah, begitulah.”
“Jadi bagiamana menurutmu?”
“Biasa saja.”
Lah, kemarin kau sangat bersenang-senang memainkan [Talking Breaker], kan?
Yuuka, Momo-chan, kami berdua adalah teman!
“...Yah, bukannya aku juga mau mendengar pendapatmu di sini sih, Baiklah, kalau begitu, bisakah di lain waktu aku datang berkunjung ke rumahmu?”
“Mengapa?”
“Bukankah sudah jelas kalau aku ingin kita ngobrol-ngobrol dengan perlahan? Bagaimanapun juga kita punya banyak hal untuk dibicarakan, bukan?”
“Tidak juga.”
Ya ampun, mana konsep teman yang dia bicarakan kemarin?
Tapi yah, karena Yuuka sangat buruk dalam berkomunikasi, dia selalu menjadi karakter yang judes saat di sekolah. Karenanya, aku bisa mengerti kalau tidaklah mudah baginya untuk merubah karakter itu....
“Pelajaran akan segera dimulai, jadi percakapan ini kita sudahi di sini saja.”
“Kau ini masih saja dingin seperti biasanya, ya... Tapi yah, kau yang begini juga lucu!”
Dan dengan demikian, hari pertama sekolah di awal Agustus berakhir dengan cara yang Yuuka sendiri tidak inginkan,
---
“...Hmm, jadi itu alasan mengapa Yuuka-chan tampak begitu tertekan?”
Sambil melihat Yuuka yang lesu di ruang tamu di rumah, Nayu mengucapkan itu,
Berbaring di sofa sambil menghadap ke arahku, Yuuka terus menggumamkan sesuatu seperti, “Mengapa aku menghabiskan waktu yang sia-sia seperti itu”, “Aku benar-benar bodoh...”.
“Nihara-san juga tahu kepribadian yang kau miliki..., jadi aku yakin semuanya akan baik-baik saja selama kau menindaklanjutinya di LINE.”
“Uuu..., makasih sudah memberikan kata-kata yang baik kepada diriku yang sangat bodoh ini, Yuu-kun...”
Astaga, dia benar-benar depresi.
Tapi meski begitu, dia berhasil menghimpun semangatnya untuk mengambil ponselnya dan mengotak-atik layar ponselnya——
“...Eh?!”
Saat itu, Yuuka mengerutkan keningnya.
Sambil menjaga wajahnya tanpa ekspresi, dia kemudian menempelkan ponselnya ke telinganya.
“...Halo, ada apa? Aku lagi sibuk nih..., Eh? Senin depan? Jangan buat keputusan seenaknya begitu. Setidaknya tanyalah dulu jadwalnya Yuu-kun... Hah? Bukankah itu tidak masalah kalau aku memanggil calon suamiku seperti itu... Hah? Apa yang kau maksud dengan [kau bisa memanggilku dengan ‘kun’ juga]? Isami ya tetap Isami saja! Yang jelas, di sini kami juga punya kesibukkan sendiri——”
Dengan nada yang terdengar lebih galak dari biasanya, Yuuka tiba-tiba berdiri dengan ponsel di tangannya.
“Hei, apa kau mendegarku, Isami?! ——Lah, telponnya sudah ditutup! Issh!”
“A-Ada apa, Yuuka?”
Melihat Yuuka yang tampak kesal, dengan aku takut-takut aku menanyakan itu kepadanya.
Saat aku berpikir kalau dia terkejut dengan pertanyaanku, Yuuka kemudian menjadi tampak malu-malu.
“Erm..., maaf kalau berisik.”
“Tadi aku mendengarmu mengatakan Isami... kun? Mungkinkah...”
Dia adalah [adik laki-laki]-nya Yuuka?
Saat aku hendak bertanya seperti itu, Yuuka menganggukkan kepalanya.
Dengan wajah yang tampak sulit untuk berbicara, dia membuka mulutnya:
“Isami bilang kalau Senin depan..., keluargaku akan datang menemuimu, Yuu-kun.”
Meskipun orang tua kami lah yang membuat keputusan seenak mereka, tapi itu adalah fakta kalau kami bertunangan.
Aku juga sudah mempersiapkan mentalku bahwa cepat atau lamnat event menemui keluarga tunanganku ini pasti akan terjadi, tapi meski begitu...., bukankah ini terlalu cepat?
Lanjut min g sabar lihat mereka ditipu isami
ReplyDeleteThanksπ
ReplyDeleteThanks untuk updatenya, lanjut min
ReplyDeleteπππ
ReplyDeleteThanks untuk updatenya, semangat nge tlnya min
ReplyDeleteNgakak anjirr pas Yuuka bilang chiiyuuuduaar
ReplyDeleteMantab min, lanjut terus
ReplyDeleteUp! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up! Up!
ReplyDeleteChiiyuuduarrrr langsung ngakak seketika
ReplyDelete