Bab 8
Kupikir ada batasan dari ketidakramahannya adik perempuanku
“Uggh..., Yuu-niisan, mengapa Yuuka selalu marah padaku?”
“...Erm, biar kubalikkan pertanyaanmu, mengapa kau berpikir kalau Yuuka tidak akan marah padamu?”
Setelah Yuuka memeragakan simulasi sekolah antara Sakata Yuuichi dan Watanae Yuuka..., dia menjadi sangat malu sehingga saat makan malam, dia memakai topi untuk menutupi matanya dan memakan makan malamnya dalam diam.
Pada saat itu—inilah yang Isami katakan pada Yuuka:
“Yuuka, bisakah kau melepaskan topimu? Soalnya wajah imutmu yang lagi merasa malu itu adalah makanan penutup yang menarik untuk menghiasi makan malam...!”
Mendengar kata-kata itu, Yuuka menjadi sangat marah padanya.
Alhasil, akibat dimarahi oleh Yuuka, kini Isami menangis di kamarnya di malam hari.
Ya ampun, harusnya ini anak secara objektif memahami kata-kata dan tindakannya sendiri.
“Padahal aku cuman ingin menghibur Yuuka dan membuat makan malam menjadi menyenangkan...!”
“Kalau memang begitu, maka kau harusnya mengatakan itu. Kupikir dia marah padamu karena kau menggunakan cara berbicara aneh yang terdengar seperti lagi ngegombal.”
“Sudah kubilang, aku tidak bisa melakukan itu... Aku selalu khawatir pada Yuuka, jadi tau-tau saja aku memperlakukannya seperti anak kecil. Cara berbicara seperti itu sudah mendarah daging dalam diriku dari kegiatan cosplayku di kafe cosplay pria. Aku sama sekali tidak tahu cara untuk memperbaikinya!”
Mendapati masalah yang sangat tidak biasa dari adik iparku, aku tidak tahu nasihat seperti apa yang bisa kuberikan kepadanya.
Selain itu, kupikir kepekaan Isami dalam membaca suasana agak buruk. Saat dia menunjukkan album tempo hari, aku bisa mengerti kalau dia ingin memamerkan keimutan Yuuka, tapi pada akhirnya Yuuka marah kepadnaya karena dia justru menunjukkan foto yang sudah seperti masa kelam bagi Yuuka.
...Untuk beberapa alasan, dia yang seperti itu mirip seperti Yuuka..., dan mungkin kedua bersaudari ini memang sama-sama kikuk.
“Yuu-niisan!”
Isami meninggikan suaranya, dan tiba-tiba dia menggenggam tanganku.
Dengan matanya yang besar dan lembab yang terllihat seperti Yuuka, dia menatapku.
“Kumohon, aku ingin dibimbing oleh Yuu-niisan yang sangat Yuuka cintai!”
“Iya, iya, aku mengerti..., tapi pertama-tama bisakah kau melepaskan tanganku? Apa kau sudah lupa kalau tempo hari Yuuka jadi marah karena melihat situasi seperti ini?”
“Aku akan melakukan apa saja sebagai bentuk terima kasihku!”
“Sudah kubilang, jangan menggunakan cara berbicara yang aneh seperti itu! Kalau Yuuka mendengarmu berbicara seperti itu——”
Tepat saat aku mengatakan itu, bang, pintu kamar terbuka dengan momentum yang luar biasa.
Kemudian, dari balik pintu, orang yang menatapku dengan mata melotot adalah——Nayu.
“Aku mendengar semuanya..., aku akan memanggil Yuuka-chan.”
“Tunggu, Nayu, tenanglah, dengarkan dulu penjelasanku!”
Menghiraukan kata-kataku, Nayu berlari ke lantai dua.
Kemudian, setelah beberapa saat..., dia kembali sambil membawa Yuuka yang mengucek-ngucek matanya, mungkin karena dibangunkan secara paksa.
“Unghh..., ada apa, Nayu-chan? Kepalaku agak linglung...”
“Yuuka-chan, lihatlah mereka berdua. Ada insiden yang terjadi di kamar ini!”
Sebelum aku sempat berkata apa-apa, Nayu sudah mulai berbicara.
Kemudian, dia mengatakan sesuatu yang sangat keterlaluan.
“Tadi aku melihatnya! Nii-san..., dia melakukan kunjungan malam pada Isami.”
“Hm..., HMM?! K-Kunjungan malam?”
[Catatan Penerjemah: ε€ιγ (Yobai) / Nigh crawling adalah istilah Jepang dimana pada malam hari ini, pria muda yang belum menikah akan diam-diam memasuki rumah/kamar wanita. Si pria diam-diam akan menyelinap ke kamar wanita dan membuat niatnya diketahui. Dan jika si wanita setuju, mereka akan melakuakn segs.]
Terbangun dari kantuknya, Yuuka membuka matanya dengan lebar.
Di sampingnya, Nayu menampilkan ekspresi yang tampak merasa puas.
“Yuu-kun, apa maksudnya ini?!”
“Tidak, aku lah yang seharusnya menanyakan itu! Apa maksudmu melakukan ini, Nayu?”
“Aku hanya sekadar mengatakan fakta yang terjadi!”
“Apanya yang fakta?!”
“Hah? Kau mau cari alasan? Tadi dengan jelas aku mendengarkan percakapan-percakapan cabul seperti, [Tolong bimbing aku seperti saat kau mencintai Yuuka], [Pertama-tama bisakah kau melepaskan tanganku, dalam situasi seperti ini...], [Aku akan melakukan apa saja!]”
“Jangan menafsirkan hal-hal berdasarkan informasi yang setengah-setengah begitu! Itu adalah fitnah, tau?!”
“Eww..., kau sungguh pria berbahaya yang mencoba mencari-cari alasan seperti itu! Kau mencoba meletakkan tanganmu pada adiknya tunanganmu, dan kemudian kau menyalahkan adikmu sendiri atas kejahatan yang kau lakukan? Itu pelanggaran hakku sebagai seorang adik, tau!”
Astaga, mengapa setiap [adik perempuan] yang ada di kelaurgaku selalu saja merupakan orang yang menyebalkan...
“Yuu-kun..., tega ya kamu!” Percaya pada kata-kata delusi Nayu, Yuuka berseru dengan wajah yang cemberut. “Kalau kau ingin meletakkan tanganmu pada Isami—M-Mengapa kau tidak melakukan kunjungan malam padaku saja! B-Bahkan aku juga akan melakukan apa saja yang kau mau!”
“Apa kau sadar kalau baru saja kau mengatakan sesuatu yang tak bermoral, Yuuka?”
“Aku mengerti..., jadi segala sesuatnya memang soal payudara, ya. Isami mungkin menyembunyikannya ketika dia sedang bercosplay sebagai pria, tapi sebenarnya dia memiliki payudara yang besar, jadi kau lebih memilih payudara yang besar, kan?!”
“Maaf. Kalau sudah seperti ini, kurasa aku akan jadi membenci payudara yang besar...”
“Fufu..., astaga, kau ini selalu saja terlalu cepat menyimpulkan situasi ya, Yuuka.”
Ketika situasinya menjadi semakin ruwet, seseorang yang mengatakan sesuatu yang tidak perlu menyela kami. Dia memiliki rambut hitam yang hampir sepanjang rambutnya Yuuka, juga memakai kacamata dan memiliki wajah yang mirip dengan Yuuka. Dia adalah adik iparku, Watanae Isami.
“Yuuka, jangan salah paham. Memang benar kalau aku mengagumi Yuu-niisan, tapi aku seperti itu karena dia sangat mencintaimu. Tidak mungkin ‘kan aku akan mencoba mendekati iparku yang selalu mendukungmu ketika aku terus-terusan mengkhawatirkanmu?”
“Bukankah itu kasar jika kau mengatakan kalau kau terus-terusan mengkhawatirkanku? Yang merupakan kakak di sini itu aku, tau?”
“Karenanya, jika kau berpikir secara rasional, maka dalam kasus ini—sudah jelas ‘kan siapa sebenarnya dalangnya?”
Mengabaikan pernyataan Yuuka, dengan senyum tak kenal takut, Isami menatap ke arah Nayu.
Melihat tatapan Isami, Nayu sontak melotot.
“...Apa? Kau berniat menyalahkanku?”
“Tidak usah marah-marah, oke? Aku bisa mengerti kok bagaimana perasaanmu. Kau pasti cemburu ‘kan karena kakakmu yang tersayang diambil darimu, Nayu-chan?”
“H-Hah? Jangan bercanda! Aku sama sekai tidak cemburu! Tidak mungkin aku merasa cemburu pada kakakku yang tak berguna ini!”
“Fufufu, wajahmu yang tampak merasa panik itu juga imut. Apa kau mau kuelus-elus kepalamu?”
“...Nyebelin banget sih ini orang tolol yang suka bertingkah dengan template pria lembut?!”
Orang tolol yang suka bertingkah dengan template pria lembut.
Kata-kata kasar itu secara tak terduga tampaknya membuat Isami merasa tersinggung.
“...Maaf, tapi bisakah kau mengoreksi kata-katamu? Aku ini cosplayer pria terkenal dan pelayan nomor satu di [Butler Cafe] loh? Jika itu hanya sekadar template, aku tidak akan berada di posisi seperti itu!”
“Terus? Wanita-wanita yang terpikat hanyalah orang-orang menyedihkan yang tidak dapat melihat kenyataan, kan? Dari sudut pandangku, kau hanyalah orang yang dingin berkedok pria lembut. Hanya karena ada orang-orang yang mengagumimu, kau jadi terbawa suasana, sungguh tidak tahu malu!”
“...Aku tidak bisa mengabaikan kata-katamu itu!”
Kedua adik perempuan itu saling melotot satu sama lain saat bunga api memercik di antara mereka.
Dan dengan begitu——
[Perang adik perempuan] antara adik kandungku dan adik iparku pun dimulai.
---
Keesokan paginya.
Gara-gara kekacauan yang dibuat oleh kedua adikku, aku tidurnya terlalu larut dan saat bangun waktu sudah menujukkan lewat pukul 10.
Dengan kepala yang masih kabur, aku bejalan menuruni tangga ke ruang tamu.
“Selamat pagi...”
Saat aku melewati pintu ruang tamu, aku mendapati bahwa diriku telah masuk [isekai].
“Fuhaa..., Nayu-chan, kau imut bangeeet~...”
“...Nyaa. Aku adalah kucingnya kakak ipar.”
“......”
Duduk di sofa, Yuuka menampilkan ekspresi yang sangat gembira. Di atas Yuuka, Nayu sedang sedang berguling-guling sambil memakai bando telinga kucing di kepalanya.
Melihat adegan itu, seorang yang pipinya tampak berkedut adalah Isami.
...Bagaimana bisa situasinya jadi seperti ini?
Untuk telinga kucing itu, kupikir itu adalah telinga kucing yang Yuuka pakai saat dia melakukan pertunjukkan cosplay sebelumnya.
“...Nayu-chan, mengapa kau tidak segera menyingkir dari pangkuan Yuuka? Kurasa Yuuka mulai kelelahan.”
“Tsk!”
“Aku gak apa-apa kok! Habisnya, Nayu-chan yang lagi manja gini imut banget...!”
“Nyaaa.”
Bagiku, orang yang hanya mengenal Nayu sebagai gadis yang angkuh, melihat dia mengatakan, “Nyaaa”, justru membuatku merasa dia tampak menakutkan daripada imut. Yah, meskipun begitu Yuuka tampaknya sangat gembira dengan Nayu yang seperti itu.
“Aku adalah kucingnya kakak ipar.”
“Kyaa! Imut bangeeeet~!”
“Hei, apa kau sadar betapa memalukannya dirimu saat ini, Nayu-chan?”
“Tsk. Setidanya aku tidak sememalukan orang yang berpenampilan seperti laki-laki, dan merasa dirinya adalah orang terkenal hanya karena dikelilingi oleh wanita.”
“Uggh..., kalau sudah begini...!”
Syok karena Yuuka diambil oleh Nayu—Isami tiba-tiba pergi dari ruang tamu.
Kemudian, saat dia kembali lagi ke ruang tamu...,
“Kalau begitu, kurasa aku akan menjadi anjingnya Yuu-niisan?”
Isami, yang sejak dia bangun belum berpakaian seperti laki-laki dan memakai kacamata yang membuatnya terlihat mirip seperti Yuuka, memakai telinga anjing di kepalanya dan kalung berduri di lehernya. Di pantatnya, ada ekor yang menonjol.
Dalam penampilannya itu, dengan mata yang tampak basah, dia menatapku.
“Bagaimana menurutmu, Yuu-niisan?”
“Itu sama sekali tidak lucu, jadi aku ingin kau berhenti melakukan itu sekarang juga!”
“Aku tidak melakukan cosplay dengan setengah-setengah. Berbeda dari telinga kucingnya Nayu-chan yang berantakan..., aku telah berubah menjadi anak anjing sungguhan. Aku adalah hewan peliharaannya Yuu-nisan, guk-guk♪”
Mengatakan sesuatu yang tidak bisa kumengerti, Isami tiba-tiba memelukku.
Tekanan dari payudara besarnya yang terasa melalui lenganku benar-benar merusak otakku.
Aaah..., ini pasti apa yang disebut sebagai pembunuh otak....
“Menjijikkan, mengapa kau begitu nempel pada kakakku seperti itu? Apa kau marah karena Yuuka-chan kurebut darimu?”
“Bukankah itu wajar jika sebagai keluarga aku akrab dengan kakak iparku? Atau mungkinkah..., kau merasa cemburu karena aku merebut Yuu-niisan darimu? Kau imut banget, Nayu-chan.”
“Aku tidak cemburu. Orang yang cemburu di sini adalah kamu, Isami.”
“Tidak, orang yang cemburu adalah kamu, Nayu-chan.”
Nayu, yang memakai bando telinga kucing, dan Isami, yang mengenakan kostum anjing, memulai pertengkaran yang tidak berguna.
Hadeeh, aku sampai jadi tak bisa berkata-kata pada tingkah mereka berdua ini.
“......Isami.”
Pada saat itu, menurunku Nayu dari pangkuannya, Yuuka berdiri dari sofa.
Kemudian, dengan wajah tanpa ekspresi, dia berjalan ke arah Isami yang sedang memeluk lenganku,
Ini..., bukankah Yuuka benar-benar marah pada Isami?
“Sudah waktunya kau menerima hukumanmu, Isami. Lagian, kau membuat Yuuka-chan sangat kesal.”
Duduk di softa, Nayu menyeringai dan mengagitasi Isami.
Ya ampun, dia itu benar-benar memiliki kepribadian yang buruk...
Di sisi lain, tampaknya Isami juga berpikir kalau dia sedang berada dalam bahaya, jadi dia segera menjauhkan dirinya dariku.
Kemudian, saat Yuuka akhirnya mencapai jarak yang begitu dekat dengan Isami——
——Gyuuu.
Yuuka memeluk Isami dengan erat.
“Eh? Yu-Yuuka...?”
“Sebenarnya aku marah karena kau terlalu menempel dengan Yuu-kun, tapi..., di tempat pertama aku lah yang salah karena terus-terusan menyebut Nayu-chan imut. Maaf, Isami. Itu memang fakta sih kalau Nayu-chan imut, tapi..., kau juga imut kok, Isami. Kau adalah adik perempuanku yang imut.”
“...Yuuka.”
Isami hendak membuka mulutnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya balas memeluk Yuuka.
Ya, benar, jangan mengatakan apa-aa.
Jika kau berbicara, kau mungkin justru akan meledakkan bahan peledak bahkan tanpa menggunakan api.
“...Tsk. Entah mengapa itu rasanya mengharukan..., tsk.”
Meletakkan tangannya di belakang kepalanya, Nayu berdiri dengan sikap yang merasa bosan dan mencoba meninggalkan ruang tamu, tapi aku segera meraih bahu Nayu.
“...Ada apa, Nii-san? Apa kau mau menceramahiku? Aku tidak mau mendengar ceramah darimu.”
“Tidak, bukan begitu..., erm,”
Melihat bibir Nayu yang tampak kesal, dengan ragu-ragu...,
Aku menepuk-nepuk kepala Nayu dengan lembut.
“Eh?”
Mata Nayu sontak membelalak.
Kemudian, sambil memalingkan wajahku dari Nayu, dengan suara yang pelan, aku bergumam,
“...Mendengar apa yang barusan Yuuka katakan, aku jadi kepikiran kalau akhir-akhir ini aku juga lebih sering berbicara dengan Isami daripada denganmu, kan? Kau selalu kasar padaku, dan yah, aku sendiri sih tidak merasa keberatan soal itu, tapi..., mungkin saja, kau merasa kesal karena kuhiraukan. Maaf ya...”
“Nii-san...”
Saat aku mengatakan itu sambil masih menepuk kepalanya, Nayu yang jarang-jarang terlihat lembut——menyeringai, dan kemudian menginjak punggung kakiku.
“Aduh?! Kau, bukankah itu terlalu berlebihan menginjak kakiku dengan sekuat tenaga...”
“Habisnya kau bertingkah aneh! Kau ini tolol apa? Jangan terbawa suasana! Aku sama sekali tidak peduli pada hal semacam itu!”
Dengan wajah yang tampak sangat merah dari yang pernah aku lihat darinya, Nayu menghantam dadaku. Haah, itu benar-benar menyakitkan.
Pada akhirnya, setelah melalui semua kejadian itu...
“Baiklah, Isami, apa kau punya hal yang ingin kau katakan pada Nayu-chan?”
“...Maaf, Nayu-chan.”
“Kau juga, mintaa maaflah, Nayu.”
“...Maaf, Isami.”
Atas desakan dariku dan Yuuka, untuk saat ini [perang adik perempuan] telah berakhir.
Kuharap, untuk kedepannya, kedua adikku ini akan lebih rukun satu sama lain...
“Seperti yang kupikirkan, kau menyukai Yuu-niisan ‘kan, Nayu-chan? Ya ampun, padahal kau akan jadi jauh lebih imut loh kalau kau lebih jujur.”
“Menjijijkkan. Bisakah kau berhenti berbicara seperti itu?”
“...Sungguh, ini pertama kalinya ada seorang gadis yang begitu bersikap keras padaku.”
“Tsk. Aku berbeda dari kroni-kronimu yang cuman bisa mengatakan [Kau luar biasa!], aku adalah gadis yang akan membuatmu mendengarkan argumenku. Suatu saat nanti..., aku pasti akan menghajar hidungmu yang seperti hidung tengu itu!”
Melihat mereka yang mulai berdebat lagi hanya dalam waktu kurang dari lima menit, aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam.
Sepertinya, tidak hanya memikirkan tentang hubungan antara Yuuka dan Isami, dan aku juga harus memikirkan tentang hubungan antara Nayu dan Isami.
Kucing nya imut juga Ya.... Yep waktu Nya Mempersiapkan Barang Untuk Menculik tuh kucing
ReplyDeleteNayu pas jadi kucing gada ilustrasinya po, apa gara2 tepod ?
ReplyDeleteBukannya Udh Ada Bro Di Awal Vol 3nya
DeleteTetap tim haremππ€ π₯π₯π₯
ReplyDeleteJangan cok, udh bagus hubungan harmonis gini mlah pengen yuuichi meng-harem
Deletetumben kgk up
ReplyDeleteSedang menunggu up, semangat min
ReplyDelete