Bab 5
Situasi yang kacau terjadi saat saudari iparku menginap
Setelah itu, kami berempat duduk di meja makan, dan pertemuan yang kedua antara keluarga Sakata dan keluarga Watanae pun dimulai.
Duduk di sampingku, Nayu menampilkan ekspresi skeptis, sedang di sisi lain, Yuuka menggembungkan pipinya seperti ikan buntal. Di samping Yuuka, seorang yang mau dilihat dari sisi mana pun merupakan pria tampan, [adik perempuan]-nya..., Watanae Isami.
“...Erm, Isami-..., chan?”
Untuk saat ini, aku bingung soal cara bagaimana aku harus memanggilnya.
Dia lebih pendek dariku, tapi meski begitu dia bisa diklasifikasikan cukup tinggi bahkan diantara anak laki-laki. Dia memiliki tubuh yang ramping seperti model, dan seragam butler hitamnya terlihat sangat cocok untuk dirinya.
Rambut panjangnya dia ikat di belakang lehernya, dan karena dia memakai lensa kontak berwarna biru..., dia jadi terlihat seperti karakter bishounen di anime untuk wanita.
“Isami-chan, ya..., rasanya cukup menyegarkan dipanggil seperti itu oleh orang lain selain ibuku. Tapi kalau aku ditanya, maka aku lebih nyaman kalau dipanggil dengan Isami-kun.”
“Oh, baiklah kalau begitu...”
“Ya. Malahan orang lain biasanya memanggilku [Isami-sama], [Isami-kyun], atau [Darling].”
“Kok rasanya mencurigakan gitu? Orang ini..., dia berbahaya.”
Woi, jangan sebut adik perempuannya tunanganku dengan ‘orang ini’, Nayu.
Tapi yah, memang sih..., aku sendiri juga memiliki firasat kalau Isami-kun ini adalah orang yang berbahaya.
“Tidak ada yang mencurigakan dari itu kok. Hanya saja, selain melakukan cosplay pria, aku juga adalah butler nomor satu di [Butler Cafe]... Aku punya cukup banyak penggemar wanita yang antusias.”
“Memangnya boleh seorang anak SMP memiliki pekerjaan sambilan seperti itu?”
“Itu bukan pekerjaan sambilan. Karena aku direkrut dengan hangat oleh pemilik kafe itu, jadi aku bergabung dengan menjadikannya sebagai bagian dari kegiatan cosplayku.”
“Issh..., sudahlah, Yuu-kun. Kalau kau menggali terlalu dalam, anak ini hanya akan berbicara tentang bagaimana dia populer di kalangan para gadis.”
“Itu faktanya, jadi hanya itu yang bisa kuceritakan. Yuuka, apa kau juga ingin bergabung menjadi bagian dari haremku?”
“Tidak akan. Haaah..., sudah lama aku tidak bertemu denganmu, tapi kau sama sekali tidak berubah, Isami.”
“Sedangkan kamu, tampaknya kau cukup berubah ya, Yuuka?”
Sambil tersenyum, Isami-kun meletakkan sikunya di atas meja dan mengistirahatkan dagunya di punggung tangannya.
“Kau menjadi cantik..., sangat cantik.”
“...Hah?”
Buset dah, apa-apaan dengan kalimat yang terdengar sepeti lagi ngegombal itu?
“...Isami, aku ini bukan pelangganmu, oke? Aku akan marah kalau kau terlalu banyak bermain-main loh?”
“Ahahaha, maaf. Hanya saja itu adalah kebiasaanku—soalnya, banyak gadis yang biasanya terpesona oleh ini.”
“Haah..., kau ini sungguh menyebalkan, Isami.”
Isami-kun terus melanjutkan sikap tampannya, membuat Yuuka hanya bisa menghela napas dalam.
Di sisi lain, sambil membandingkan kedua kakak-adik itu, Nayu mengangguk pelan seolah-olah dia memahami sesuatu.
“Yah, intinya, Isami dan Yuuka-chan itu cukup mirip.”
Astaga, dia ini blak-blakkan sekali! Kalau aku sih mungkin gak apa-apa, tapi Isami-kun itu lebih tua daripada kamu tau, Nayu?!
“B-Bagian mananya yang membuatku mirip dengan Isami? Aku ‘kan bukan seorang buaya seperti dia!”
“Kau kasar sekali menyebutku buaya..., aku ‘kan ada karena aku memang ada. Dan aku hanya secara tidak sengaja membuat para wanita jatuh cinta padaku. Itu adalah tatanan alami.”
“Nah, itu, itu! Jika itu aku, aku sama sekali tidak akan mengatakan sesuatu seperti itu!”
“Tapi Yuuka-chan..., sebagai seiyu kau menyuarakan karakter itu, kan? Bukankah fans dari karakter yang kau suarakan itu menyebutmu ‘chan’ apalah, atau ‘putri’ apalah..., jadi bukankah kalian sama?”
“Oi, Nayu!”
Mendengar Nayu mengucapkan pernyataan yang tak bisa kuabaikan, aku langsung mencengkram tengkuknya.
“Bukan ‘karakter itu’..., tapi Yuuna-chan. Kau harus menyebutkan namanya dengan benar!”
“Ew, menjijikkan!”
Teguranku yang serius langsung Nayu potong menggunakan dua kata, dan di depan kami..., Yuuka tampak depresi.
“A-Aku..., sebagai Izumi Yuuna, mirip dengan Isami? Memang sih aku menerima surat yang menyebutku [Putri Yuuna] atau [Honey]..., t-tapi, aku sama sekali tidak pernah punya keinginan untuk membuat reverse harem dari para penggemarku...”
“Oh iya, aku baru ingat. Karena aku belum benar-benar mulai bekerja sebagai cosplayer sampai setelah kau meninggalkan rumah, jadi aku belum memberitahukan soal ini padamu, Yuuka.”
Terhadap Yuuka yang tampak seperti berada dalam penderitaan, Isami-kun mengeluarkan kartu nama dari kantongnya. Dan kemudian, dia mengulurkan kartu nama itu pada Yuuka.
“Nah, inilah nama yang kugunakan sekarang. Ngomong-ngomong, aku mencetaknya di [paman bulu tangkis]——”
“...Eh? Apa-apaan ini?!”
Dengan suara yang nyaring, Yuuka menyela perkataan Isami-kun.
“Namamu sebagai cosplayer adalah [Izumi Isami]?! Mengapa kau seenaknya menggunakan nama belakang [Izumi]?!”
“Tentang itu..., itu karena di hatiku aku ingin selalu ada bersamamu sekalipun kita sedang terpisah.”
“Goblok!”
Saat aku berpikir dia yang melontarkan makian justru terdengar lucu karena kekanak-kanakkan, Yuuka berdiri dari kursinya dan kemudian meraih tanganku.
“Kau mau kemana, Yuuka?”
“Mau ke kamar! Bersama Yuu-kun!”
“Bagaian dari dirimu yang akan pergi ke kamar ketika kau sedang marah itu sama sekali tidak berubah, Yuuka.”
“Berisik! Sudah kubilang jangan perlakukan aku seperti anak kecil!”
“Itu tidak bisa dihindari. Karena dengan memperlakukanmu seperti ini..., aku bisa menjadi dewasa.”
“Nyebelin banget sih!”
Untuk beberapa saat setelah itu, Watanae bersaudari terus berdebat.
Melihat perdebatan yang mereka lakukan itu..., gimana ya aku harus mengatakannya...
Aku merasa sedikit lega mengetahui bahwa Yuuka pasti juga seperti ini saat dia berada di rumah orang tuanya.
---
“Hmm...”
Dengan kepala yang linglung, aku merangkak keluar dari selimut dan membangunkan tubuh bagian atasku.
Di jam weker yang ditempatkan di dekat tempat tidur, kulihat kalau waktu sekarang sudah lewat pukul 0.
“...Haus.”
Sambil menguap kecil, aku berdiri dengan perlahan.
Di atas tempat tidur yang letaknya agak jauh dari tempat tidurku, dalam balutan gaun one-piece, Yuuka sedang tidur dengan nyenyak.
Aku membuat jarak antara tempat tidur kami sedikit jauh agar nafsu duniawiku tidak menjadi liar, tapi ketika aku melihat wajah Yuuka seperti ini di tengah malam, meskipun ada jarak diantara kami, aku tidak bisa menahan perasaan gugupku.
“Mmh..., Yuu-kun..., aku mencintaimu...,”
Astaga, Yuuka, bisakah kau berhenti mengatakan hal-hal yang memalukan seperti itu bahkan saat kau sedang tidur?
“Haah, untuk saat ini lebih baik aku minum...”
Keluar dari kamar dengan kepala yang linglung, aku menuruni tangga dan menuju dapur secepat mungkin.
Soalnya, hari ini—Isami-kun sedang tidur di kamarnya ibuku di lantai satu.
“Maaf, tapi bisakah selama beberapa hari kedepan aku tinggal di sini, kakak ipar?”
Saat kami sedang berbicara tentang apakah sesekali akan memakan pizza untuk makan malam, dengan segan Isami-kun mengatakan itu.
“Aku sudah buat janji untuk tinggal di rumah temanku di Tokyo mulai Jum’at nanti, tapi sampai saat itu..., aku tidak punya tempat untuk bernaung. Itu sebabnya, kalau kau tidak keberatan...”
“Kalau gitu mengapa kau tidak datang ke sini di hari Jum’at dan setelah itu langsung pergi ke rumah temanmu? Mengapa kau repot-repot datang ke sini di hari Senin?”
“Soalnya—aku ingin menghabiskan waktuku sebanyak mungkin bersamamu, Yuuka.”
“Yuu-kun! Usir saja adikku yang kurang ajar ini!”
“Ya, ya, aku mengerti, Yuuka... Maaf ya karena membuatmu merasa tidak nyaman.”
Seperti itulah, diputuskan bahwa Isami-kun akan tinggal di sini selama beberapa hari, tapi, ada masalah—yaitu; dia harus tinggal di kamarnya siapa?
“Nah, di lantai dua ada tiga kamar; kamarku, kamarnya Yuuka, dan kamarnya Nayu. Yuuka, karena kau biasanya tidur di kamarku, mengapa kau tidak meminjamkan kamarmu untuk Isami-kun?”
“Eh..., tapi anak ini pasti akan mengobrak-abrik kamarku seenaknya kalau aku tidak ada.”
“Meskipun enggan, tapi aku akui kalau dia benar.”
Buset dah, harusnya meskipun bohong kau mesti menyangkalnya?!
“Kalau begitu, untuk beberapa hari kedepan Yuuka akan tidur dengan Isami-kun——”
“Gak mau! Aku akan mati kalau gak tidur sama kamu!”
“Kau sungguh luar biasa, kakak ipar. Aku tidak menyangka Yuuka akan sangat menyukaimu seperti ini.”
“...Kalau gitu, apa aku, Yuuka, dan Isami-kun tidur bareng saja?”
“Hah? Jangan bercanda, itu tidak mungkin. Itu selingkuh namanya kalau kau tidur dengan gadis lain selain Yuuka-chan. Lagian, Nii-san, apa-apan dengan ide tololmu yang ingin membuat harem dan menjadi seperti karakter utama dalam gal game?”
Dengan kecepatan yang menakutkan, Nayu melontarkan kata-kata yang beracun.
Aku tidak tahu apa yang membuatnya sekesal itu, tapi karena wajahnya sangat serius, jadi kruasa ide itu mesti kubuang...
“Kalau gitu, bagiamana jika Isami-kun tidur denganmu, Nayu?”
“Gak mau.”
“Aku juga merasa tidak enak kalau harus menggunakan kamarnya Nayu-chan...”
Pada akhrinya——aku memutuskan untuk meminjakam kamar bergaya Jepang yang dulunya adalah kamar ibuku di lantai satu pada Isami-kun.
Hadeeeh..., aku tidak menyangka tengah malam gini aku haus.
Meskipun saat pertama kali bertemu dengan Isami-kun dia tampil seperti laki-laki, tapi sebenarnya dia adalah perempuan—adik perempuannya Yuuka. Karenanya, aku tidak ingin terlalu banyak membuat suara-suara yang berisik, jadi ayo cepat kembali ke kamar.
“Uu..., uuuu...”
Terlarut dalam pikiranku, saat aku pergi ke lorong, aku mendengar suara rengekkan yang datang dari kamar tempat Isami-kun berada.
“Yuuka, uuuueeeee....”
Ini..., suaranya Isami-kun, kan?
Suara itu terdengar memiliki kesan yang sangat berbeda dari kesan percaya dirinya di siang hari, tapi aku yakin kalau suara itu adalah suaranya Isami-kun.
Terkejut dengan perbedaan itu, secara tidak sengaja kakiku terbentur ke dinding dan berakhir membuat suara.
“——!! Siapa itu?!”
“Oh, tidak..., maaf, aku Yuuichi. Aku haus, jadi aku habis minum...”
“...Kakak ipar?”
Bersamaan dengar terdengarnya suara yang lembut itu, dengan perlahan, pintu kamar bergaya Jepang tempat Isami-kun berada terbuka.
“Maaf..., bisakah kau masuk ke sini sebentar?”
Sambil terkejut karena merasa sikap Isami-kun sangat berbeda dari sikapnya tadi siang, dengan ragu-ragu aku masuk ke kamarnya.
“...Hm?”
Di dalam kamar, seorang gadis sedang duduk sambil memegang kedua lututnya.
Rambut hitamnya dia geraikan, yang mana panjang rambutnya hampir sama dengan panjang rambutnya Yuuka. Matanya juga tidak tampak berwarna biru, dan dia memakai kacamata. Penampilannya itu mirip seperti Yuuka, meskipun cara dia memandang tetap tidak berubah.
Bagian dada dari piyama yang dia kenakan..., bagaimana aku harus mengatakannya, itu tampak sangat memikat.
Sebenarya tadi siang aku sempat kepikiran soal ini, tapi bagaimana bisa dia menyembunyikan ukuran itu ketika dia sedang cosplay sebagai laki-laki?
Yang jelas, mengesampingkam soal tinggi dan ukuran dadanya——
Seperti yang diharakan dari kakak-adik, dia terlihat mirip seperti Yuuka.
“Fueeh..., kakak ipaaaaar...”
“Lah, apa-apaan dengan rengekkan itu? Bukannya kepribadianmu ini terlalu berbeda dengan kepribadianmu tadi siang?”
“Itu, soalnya aku lagi cosplay..., dan cosplay adalah caraku [mengendalikan] diriku.”
Aku merasa kakakmu juga pernah mengatakan sesuatu seperti itu? Apa Watanae bersaudari sebenarnya memiliki kutukan untuk menciptakan perbedaan kepribadian saat sedang di luar dan di rumah?
“Kakak ipar, aku ingin minta sesuatu padamu..., kumohon, jadikan aku sebagai muridmu!”
“Hah?”
Tiba-tiba, dia berlutut memohon kepadaku.
Tingkat semangatnya yang seperti sedang naik roller coaster itu membuatku jadi berpikir bahwa sungguh, dia ini benar-benar adik permpuaannya Yuuka.
“Erm..., Isami-kun?”
“Panggil saja aku [Isami]. Sekarang aku sudah menjadi muridmu, kakak ipar.”
“Tidak, bisakah kau jangan memutuskan hal-hal seenakmu saja?!”
Astaga, tampaknya sifat memaksanya juga sama seperti kakaknya.
“Erm..., baiklah, Isami, biasanya kau berkepribadian seagai seorang gadis yang berpenampilan seperti pria, kan? Terus, kau juga terkenal sebagai cosplayer, dan kau adalah yang paling populer di [Butler Cafe].”
“Ya, itu benar. Jika dibandingkan dengan laki-laki lain yang ada di sana, aku jauh lebih populer.”
“Oh, kedengarannya kau sangat percaya diri... Lantas? Apa yang kau inginkan dariku ketika kau sepopuler itu?”
“...Aku ingin agar Yuuka...”
“Hah?”
“—Aku ingin agar Yuuka, sama seperti dulu, aku ingin dia menyukaiku!”
Mengatakan itu dengan suara yang keras, Isami sekali lagi menundukkan kepalanya.
“...Aku juga ingin akrab dengan Yuuka. Dia itu orangnya imut, baik, dan aku sangat menyayanginya sejak aku masih kecil—dia adalah kakakku yang luar biasa. Cuman, entah mengapa akhir-akhir ini dia akan marah saat aku berbicara dengannya..., dan itu membuatku jadi merasa sepi.”
“Erm, bukankah caranya gampang? Kupikir kau hanya perlu memperlakukan Yuuka sebagai [kakak] dengan benar?”
Lagian, mau dilihat dari sudut pandang manapun, itulah yang menjadi poin mengapa Yuuka marah kepadanya. Jika dia memperlakukan Yuuka sebagai seorang [kakak] dengan benar, permasalahannya akan selesai. Tidak, di tempat pertama itu tidak bisa disebut sebagai masalah, kan?
“...Aku tidak bisa melakukan itu.”
Akan tetapi, Isami menatapku dengan ekspresi misterius dan kemudian memegang tanganku dengan erat.
Matanya yang tampak berkaca-kaca memberikanku perasaan deja vu seperti ekspresinya Yuuka..., jadi aku sangat dia menghentikan itu.
“...Apa kau sudah pernah mendengar cerita tentang Yuuka saat dia SMP?
“Ya..., tapi hanya sedikit.”
Sebelum menjadi pengisi suara dan menyuarakan Yuuna-chan dari Alice Stage, Yuuka sama sepertiku, dia memiliki masa ketika dia tidak ingin pergi ke sekolah.
Tapi selain itu, aku tidak pernah mendengar apa-apa lagi.
Kalau Yuuka yang ingin berbicara lebih jauh lagi soal itu padaku, maka itu cerita lain, tapi kalau aku yang mencoba menggalinya..., maka aku merasa itu salah.
“Saat Yuuka tidak ingin pergi ke sekolah..., aku memutuskan untuk menjadi lebih kuat. Untuk mencegah kakakku yang lembut lebih terluka lagi—aku mencoba untuk menjadi kuat dan berubah. Dan dengan begitu, aku memulai cara hidup yang baru sebagai [pria tampan].”
Maaf, tapi aku tidak mengerti bagaimana hubungan antara kalimat pertamamu dan kalimat terakhirmu.
“Mungkin karena cara hidup seperti ini..., aku jadi selalu mengkhawatirakan Yuuka. Dan tau-tau saja, aku berakhir memperlakukan dia sebagai anak kecil... Aku sendiri bahkan tidak tahu bagaimana cara memperbaiki sikapku ini. Padahal, aku selalu berpikir bahwa meskipun kami terpisah, tapi hatiku selalu ada bersama Yuuka.”
“Isami...”
Untuk beberapa alasan, penampilan Isami yang kikuk tapi perhatian pada kakaknya itu—membuatku seperti melihat bayangan Yuuka dari dirinya.
Lebih daripadanya dirinya sendiri, dia sangat memprioritaskan orang yang penting baginya. Sisi yang baik seperti itu membuat mereka jadi dua bersaudari yang sangat mirip.
Aku serius berpikir seperti itu—itu sebabnya, aku balas menggenggam tangannya Isami.
“Aku mengerti, Isami. Aku pasti akan membantumu agar kau dan Yuuka bisa akur lagi.”
“Sungguh? T-Terima kasih, kakak ipar! Kau benar-benar orang yang baik—sekarang aku bisa mengerti mengapa Yuuka sangat menyukaimu!”
“Ti-Tidak..., itu bukan masalah besar kok——”
Klik——saat itu, lampu kamar menyala, dan dari belakangku...., terdengar suara langkah kaki yang berat.
“Sangat menyukaimu...? I-Isami..., apa yang kau lakukan dengan Yuu-kun?”
“...Yu-Yuuka? K-Kau salah paham. Aku hanya membantu menyelesaikan masalahnya Isami...”
“K-Kau memanggilnya Isami? Mengapa di tengah malam begini kalian begitu dekat, apalagi sampai berpegangan tangan begitu erat seperit itu? Isami, jelaskan padaku!”
“Tenanglah, Yuuka.”
Isami tersenyum tenang, dengan tensi yang seperti mode pria tampannya di siang hari.
Dan kemudian——
“Aku hanya mencoba mencari tahu seperti apa seorang yang luar biasa yang membuatmu sangat mencintainya...”
“...JANGAN BERCANDA!!!”
Dengan volume suara yang belum pernah kudengar darinya sejak kami mulai hidup bersama, Yuuka berteriak marah.
Terhadap Yuuka yang seperti itu, Isami terus menunjukkan senyumannya.
Dalam hatinya—aku yakin dia pasti sedih karena Yuuka marah kepadanya.
“Issh! Yuu-kun itu punyaku! Jadi jangan pernah mencoba-coba mencari masalah lagi denganku?! Kau mengerti, Isami?!”
“Ya, aku mengerti..., kau yang lagi marah itu juga terlihat imut, Yuuka.”
“Isssh! Kau sama sekali tidak mengerti!”
...Untuk beberapa alasan, aku sedikit menyesal telah membuat janji itu pada Isami.
Sepertinya, akan sangat sulit untuk membuat dua saudari yang kepribadiannya berselisih ini menjadi akur.
Sudah ku katakan di chapter sebelumnya adik nya pasti kawaii πππ❤π
ReplyDeleteNooo pornooππ
ReplyDeleteGuwoblog,auwokuwokuwok
ReplyDeleteWkwkwkwkwkwkw
ReplyDeletepadahal kalau di isami nggak drama pasti akur deh itu kakak adik
ReplyDeleteMakin seru aja dan juga Isami klo diliat kawaii juga ehehe...
ReplyDelete