Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - EX 1

EX 1
Kejamnya Kepercayaan


Setelah berpisah dengan Hiromichi-kun, aku kembali ke rumahku dan mulai bersiap-siap dengan tergesa-gesa.

Sebenarnya sih aku masih punya cukup banyak waktu yang tersisa sampai aku ketemuan dengan ketua, tapi tetap saja aku tidak boleh sampai terlambat, jadi aku harus bergerak di saat aku punya waktu.

Nah, sekarang, pakaian seperti apa yang harus kupakai?

Orang-orang yang akan kutemui adalah orang-orang dari industri film. Karena ibuku adalah seorang selebriti, jadi saat aku masih kecil aku sering diajak untuk pergi ke pesta orang-orang seperti itu, dan penampilan mereka semua sangat glamor.

Jadi, jika aku ingin menjadi bagian dari dunia selebriti seperti itu, aku tidak boleh terlalu malu untuk mengenakan pakaian yang mencolok. Soalnya, jika pakaianku terlalu polos..., mungkin pihak lain akan merasa kecewa meski di awal merasa tertarik padaku.

...Tapi yah, meskipun kasusnya saat ini aku lah yang di undang, tapi orang yang mengundangku adalah ketua klubku di klub drama.

Tujuan dari pertemuan hari ini adalah untuk membahas film yang diangkat dari novel karya milik ketua yang memenangkan penghargaan. Aku hanya sekadar diundang untuk ikut bersama mereka.

Kalau aku sampai melupakan tujuan itu dan berpakaian biasa-biasa saja, mereka pasti akan meninggalan kesan buruk tentangku.

Aku memiliki banyak keraguan untuk memakai setelan seperti apa, tapi pada akhirnya aku memutuskan untuk mengenakan seragam sekolah saja. Seragam sekolah adalah pakaian yang formal untuk pelajar, jadi setidaknya penampilanku tidak akan terlihat tidak sopan.

Aku pun berganti pakaian ke seragam sekolahku, memakai riasan riangan, dan meninggalkan rumah.

Kemudian, satu jam sebelum waktu pertemuan, aku menunggu ketua di peron stasiun tempat dimana kami akan ketemuan.

Aku menghabiskan beberapa menit waktuku untuk mencoba tetap memperhatikan kerumunan  supaya aku tidak melewatkan kedatangan ketua, hingga kemudian, seorang wanita cantik berbalutkan gaun one-piece yang modis dan memiliki mata yang menarik perhatian datang melalui gerbang tiket.

Dia adalah orang yang aku tunggu.

“Ketua! Di sini, di sini!”

“Oh, maaf ya sudah membuatmu menunggu... Hm, hahaha, jadi kau memakai seragam ya? Sepertinya kau sangat ansusias.”

“Apa ini aneh?”

“Tidak kok, itu bagus. Itu sangat [menjual].”

“Menjual?”

“Maksudku memiliki nilai jual. Bagaimanapun juga jarang ada yang akan memakai blazer seperti ini. Aku yakin penampilanmu pasti akan memberi kesan yang bagus.”

Jadi begitu, ya..., syukurlah, sepertinya penampilanku sudah bagus.

“Ketua, makasih ya  karena sudah mengundangku hari ini.”

“Tidak perlu berterima kasih, toh aku hanya bertindak sebagai perantara. Malah sejujurnya, aku pribadi tidak begitu antusias dengan pertemuan ini.”

“Eh, begitukah?”

“Habisnya ‘kan kau adalah permata yang kutemukan, Haruka-chan. Jadi rasanya tidak menyenangkan jika sekarang ada orang lain yang menyadari nilai baik dari dirimu dan mencoba menyentuhmu.”

Aku sangat bahagia mendengar ketua mengatakan itu. Bagaimanapun juga, orang ini..., adalah orang yang cukup menakutkan. Gimana ya aku harus mengatakannya? Dia itu sangat lugas tentang pemikiran yang dia miliki, dan juga sulit untuk mengubah pemikiran yang dia miliki tersebut.

Faktanya, hanya baru akhir-akhir ini saja dia mengarahkan matanya padaku, tapi ketika aku masih kelas 1, dia bahkan tidak mau melakukan kontak mata denganku. Tentunya, aku yakin dia tidak memiliki maksud yang buruk, dia yang tidak melihatku dikarenakan kinerjaku saat masih kelas 1 lah yang tidak menarik perhatiannya.

Itu sebabnya, mengetahui bahwa aku mendapatkan pengakuan dari orang yang menakutkan seperti dirinya membuatku jadi percaya diri.

“Kau tahu, sebenarnya ada banyak industri yang ingin merekrutmu disampaikan melaui akun sosial mediaku.”

“Ohh..., ini pertama kalinya aku mendengar tentang itu.”

“Yah, bagaimanapun juga kebanyakan dari mereka sangat menyebalkan sehingga tidak layak untuk dibicarakan. Itu sebabnya, aku langsung mengambil keputusan untuk menolak mereka menggantikanmu. Bahkan ada beberapa undangan bergabung dari agensi idol yang belum pernah aku dengar, dimana aku yakin mereka pasti bagian dari industri bokep.”

“B-Bokep?”

“Aku pribadi sih sebenarnya punya pemikiran untuk melakukannya sekali, tapi aku tidak akan merekomendasikan itu pada juniorku.”

“Erm, bokep itu apa?”

Saat aku bertanya tentang arti dari kata yang tidak aku tahu, ketua sontak menatapku dengan mata yang membelalak.

“H-Haruka-chan, kamu gak tahu bokep?!”

“Y-Ya, maaf. Apa itu semacam istilah?”

“Nnnuuuuuu~~~~~~!!!”

“K-Ketua?! Ada apa?! Apa kau tidak enak badan?!”

Entah mengapa, ketua tiba-tiba mengerang, jadi sambil merasa terkejut aku mencoba mengulurkan tanganku untuk menolongnya, tapi...,

“Tunggu! Saat ini sedang ada konflik di pikiranku antara keinginanku untuk menjaga kesucian putih bersihmu yang tidak memiliki satu pun noda dan keinginanku untuk merusakmu dengan mengotorimu menggunakan lumpur!”

“Hah?”

Sambil menahanku menggunakan tangannya, ketua menggumamkan sesuatu yang tidak kumengerti maksudnya, kemudian dia mengambil napas dalam-dalam beberapa kali.

“Fuu, sekarang aku sudah tenang...”

Tampakanya sekarang dia sudah tenang. Aku ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya?

“Yah..., soal bokep nanti kau bisa tanyakan saja pada pacarmu.”

“Jadi Hiromichi-kun tahu apa itu bokep, ya.”

“Bahkan mungkin dia punya.”

“Begitukah? Kalau gitu, aku akan menanyakannya padanya saat kami kencan besok!”

Kupikir bokep adalah semacam terminologi industri, tapi rupanya itu adalah pengetahuan umum yang bahkan diketahui Hiromichi-kun.

Ya ampun, aku jadi malu dengan ketidaktahuanku ini.

“Nah..., kembali ke pembicaraan awal, aku telah menolak semua undangan dari orang-orang yang tidak pasti itu, tapi untuk yang kali ini adalah permintaan dari orang-orang yang membuat filmku, dan kupikir si prosuder tidak akan menggunakanmu sebagai pertama dengan kasar. Karena kau tertarik pada dunia akting, kupikir tidak ada salahnya bagimu untuk bertatap muka dengan mereka, itulah sebabnya aku mengajakmu. Hanya saja, aku sedikit terkejut bahwa kau seantusias ini, Haruka-chan.”

“...Yah, begitulah. Saat ini, aku mungkin menjadi orang yang cukup serakah.”

Akting hanyalah sesuatu yang sekadar kusukai meski aku tidak terlalu bagus di dalamnya. Hanya itu saja, dulu aku selalu berpikiran seperti itu.

Tapi sekarang, ketika aku dibantu oleh sejumah kebetulan yang sukar untuk dipercaya, bahkan sampai diwawancarai di TV, apalagi diundang untuk bertemu dengan orang yang membuat film, aku jadi tersadar.

Pemikiran yang kumiliki itu tidaklah lebih dari sekadar tindak pencegahan untuk menghindari tantangan serta untuk melindungi diriku sendiri. Kenyataanya, aku sangat ingin menjadikan akting sebagai lebih dari sekadar sesuatu yang kusukai meskipun aku buruk di dalamnya, sama seperti Ibuku yang dulu aku kagumi di depan televisi.

Itu sebabnya, aku memutuskan untuk mencoba berusaha sebanyak yang aku bisa.

“Meski begitu..., kupikir aku terlalu terbawa suasana hanya karena aku jadi viral melalui satu foto yang dipotret dengan cukup baik.”

“Tidak, tidak, tidak, kau salah! Peluang mungkin memang muncul melalui keberuntungan, tapi keberanianlah yang membuatmu bisa mengambil peluang tersebut. Kau telah menunjukkan keberanianmu, Haruka-chan. Itu sebabnya, kau tidak harus merasa malu pada dirimu sendiri.”

“Ketua...”

“Tapi yah, itu memang fakta sih bahwa kau viral hanya karena satu foto itu. Untuk menjadikan peluang yang kau ambil dengan keberanianmu supaya bisa menjadi milikmu, kau perlu untuk mencengkramnya dengan apa yang disebut kemampuan. Yah, intinya kau hanya harus berusaha melakukan yang terbaik. Toh pihak lainnya juga bukanlah orang yang menakutkan.”

“Ya, aku akan melakukan yang terbaik.”

Pada saat itu, terdengar pengumuman yang memberitahukan kedatangan dari kereta yang akan kami tumpangi. Ketua segera berdiri dari kursinya setelah dia medengarkan pengumuman tersebut, tapi segera dia mengerutkan keningnya saat melihat betapa ramainya orang-orang yang keluar dari kereta lain yang baru saja tiba.

“Whoa..., tidak hanya di peron, tapi sepertinya ada cukup banyak orang juga di kereta. Di antara mereka juga banyak yang memakai yukata, jadi apakah ada semacam festival yang berlangsung hari ini?”

“Ya, hari ini adalah hari Festival Kembang Api Sungai Tsurumi.”

“Hee~, jadi begitu ya.”

“Kau tidak pernah pergi ke festival itu, Ketua? Meskipun fetivalnya tidak begitu besar, tapi setiap tahunnya sangat ramai dan ada berbagai macam kios loh?”

“Yah, begitulah, bagaimanapun juga aku ini tidak terlalu suka berada di antara keramaian. Tapi, apa ini tidak apa-apa? Jika ada ada event seperti itu, seharusnya kau menolak ajakanku dan bersenang-senang saja dengan pacarmu.”

“Yah..., soal itu, sebenarnya aku memang ingin pergi, tapi...”

Kata-kataku terhenti sejenak saat aku merasa bersalah telah membatalkan rencana kencanku dengan Hiromichi-kun di menit-menit akhir.

“Hm? Hm, hm? Jangan-jangan..., kau sebenarnya berencana pergi ke festival itu dengan pacarmu?”

“Ya, tapi tidak apa-apa. Tadi siang kami sudah membicarakan soal ini, dan kami juga sudah mengubah hari kencan kami.”

“Eeeh..., tapi ‘kan..., tetap saja...”

Tiba-tiba, ketua meletakkan tangannya di mulutnya dan menampilkan ekspresi bermasalah.

“Ada apa, Ketua?”

“Yah, aku hanya berpikir bahwa karena hari ini aku telah membuatmu pergi bersamaku, jadi saat sekolah sudah kembali dimulai aku sepertinya harus meminta maaf pada pacarmu sambil melakukan dogeza telanjang.”

“T-Tidak apa-apa kok! Aku memilih ikut denganmu karena aku ingin mengutamakan pertemuan ini. Hiromichi-kun sendiri juga mendukungku setelah aku membicarakan soal pertemuan ini dengannya baik-baik!”

Ya, Hiromichi-kun sangat pengertian pada diriku. Itu sebabanya, ini bukanlah sesuatu yang harus membuat ketua meminta maaf. Bagaimanapun juga, aku dan Hiromichi-kun sudah membicarakan tentang ini baik-baik.

Tapi, meskipun aku sudah bilang begitu, ketua menatapku dengan mata yang tampak seperti merasa sedih, dan kemudian berkata:

“Hmm..., orang luar sepertiku sebenarnya tidak boleh ikut campur, tapi aku akan mengatakan ini padamu. Haruka-chan, jika kau tidak bisa mengerti seberapa banyak pacarmu harus menahan diri untuk bisa memberimu [dukungan], kupikir hubungan kalian tidak akan bertahan lama.”

“Eh...?”

Apa maksudnya?

Hubungan kami tidak akan bertahan lama?

Mengapa?

Kami ‘kan sudah membicarakannya baik-baik, dan Hiromichi-kun sendiri pun mengerti.

Selain itu, ‘kan jadwal kencan kami hanya dimundurkan satu hari saja.

Ya, hanya itu saja.

Lantas, apa sebenarnya yang ketua lebih-lebihkan?

Sepertinya, orang yang menulis cerita dapat mengembangkan imajinasi berlebihan dari hal-hal yang sepele seperti itu. Meski demikian, aku sedikit tidak nyaman dengan imajinasi tersebut, habisnya itu terdengar seperti Hiromichi-kun yang baik hati sedang dipermalukan. Padahal ‘kan Hiromichi-kun adalah orang yang tidak akan marah hanya karena hal seperti itu.

“Oh, keretanya sudah datang, ayo pergi.”

Tapi, sebelum aku bisa bertanya lebih lanjut pada ketua, dia sudah pergi.

Mulai dari situ, ketua tidak pernah mengungkit lagi soal imajinasi yang dia sebutkan sebelumya.



close

6 Comments

Previous Post Next Post