Ore no Iinazuke ni natta Jimiko, Ie de wa Kawaii Shika nai Volume 3 - Bab 15

Bab 15
Hasil dari menyerahkan diskusi kegiatan festival budaya pada gyaru...


“Baiklah, sekarang kita akan mendiskusikan apa yang akan kelas kita lakukan di festival budaya! Moderatornya adalah aku, Nihara Momono!”

Mengatakan itu dengan nada yang ringan, Nihara-san meletakkan tangannya di meja dan menampilkan ekspresi bahagia.

Di samping papan tulis, ada Yuuka yang mengenakan kacamata dalam mode sekolahnya, sedang memegang sepotong kapur dengan ekspresi kosong di wajahnya.

Sedangkan aku, aku berdiri di samping Nihara-san, tidak tahu harus ngapain.

Di dalam ruang kelas ini, kami sedang mengadakan pertemuan pertama untuk mendiskusikan acara festival budaya.

Ya ampun, padahal membahas soal festival budaya saja sudah membuatku depresi, tapi aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan berdiri di depan kelas seperti ini untuk membahas festival budaya.

“Baiklah, apa ada di antara kalian yang punya saran?”

“Aku!”

Dengan penuh semangat dan ekspresi yang berbinar-binar, seorang yang mengangkat tangannya itu adalah temanku, Masa.

“Kalau gitu, Kurai, apa yang kau sarankan?”

“Aku akan langsung ke intinya—Panggung Live [Alice Stage].”

Eeww...

“Sebagai bentuk penghormatan atas karya luar biasa yang menggemparkan dunia ini, [Love Idol Dream! Alice Stage☆], aku mengusulkan agar kelas kita mereplikasi panggung live [Alice Stage] yang dimana para siswi yang akan menjadi idolnya! Kalian bisa mengandalkanku nanti... Aku akan mengadakan audisi yang sempurna untuk melihat gadis mana yang paling cocok unuk memerankan tiap-tiap idol yang ad——”

“Ditolak!”

Dengan nada yang dingin, Yuuka menolak omong kosongnya Masa.

“Tempat pelaksanaan kegiatan festival budaya kita itu di dalam kelas, tau? Mana bisa kita membuat panggung live di ruangan yang kecil seperti ini.”

Pernyataannya itu sangat masuk akal sampai-sampai tidak ada penyangkalan.

“Ya, tepat seperti yang Watanae-san bilang! Kalau begitu, kita tidak akan memasukkan usulan Kurai dalam list.”

“Lah, kok gak dimasukin? Hargailah ide orang lain! Kalau panggung live memang tidak bisa dilakukan, maka kita bisa melakukan sesi jabat tangan dimana gadis-gadis berpakaian seperti Alice Idol——”

“Kurai-kun, jangan banyak bicara dan duduklah di kursimu!”

Menerima perkataan yang begitu menakutkan dari Yuuka, Masa tidak punya pilihan selain duduk diam di kursinya.

“Kerja bagus, Watanae-san! Kau benar-benar mengendalikan situasi! Umu, umu, tangan kananku memang hebat!”

“Tidak juga.”

“Terus? Bagaimana denganmu, Watanae-san? Apa kau punya ide?”

“Ideku, ya...”

Tiba-tiba ditanyai seperti itu, Yuuka meletakkan tangannya di dagunya dan mulai berpikir.

Kemudian, seperti biasanya, tanpa menunjukkan ekspresi khusus apa pun dia mengutarakan pemikirannya.

“Bagaimana jika kita menyelidiki makanan khas lokal, kemudian membuat panel dan memajang hasil penyelidikan tersebut.”

Oh, sepertinya dia sangat serius dalam memikirkan itu, tapi...,

“Tidak, Watanae-san. Bukankah itu tidak seru jika hanya melakukan pameran panel?”

“...Kalau begitu, mengapa kau tidak memberikan ide yang menurutmu lebih baik, Sakata-kun?”

Mengatakan itu, Yuuka kemudian menjulurkan lidahnya di sudut yang tidak diperhatikan semua orang.

Astaga..., dia pasti ngambek.

“Ayo, katakan idemu, Sakata-kun? Buruan.”

“T-Tidak..., aku tidak memiliki ide...”

Saat aku mengalami kesulitan karena tekanan dari Yuuka, Nihara-san mengambil alih pembicaraan.

“Hei, teman-teman. Mungkin kita memang tidak bisa mereplikasi panggung live seperti yang Kurai usulkan, tapi bagaimana kalau kita membuka kafe sambil berdandan dengan pakaian yang imut? Untuk anak-anak laki nanti bisa mengenakan pakaian yang keren.”

Mendengar ide dari Nihara-san, seisi kelas langsung jadi riuh.

“Momo, apa yang kau maksud itu semacam maid cafe?”

“Ya, tapi tidak hanya maid, kita akan berpakaian dengan berbagai kostum seperti saat Hallowen, intinya ideku adalah kita akan membuka cosplay cafe!”

“Ooh, idenya Momono tidak buruk juga. Aku jarang memiliki kesempatan untuk cosplay, jadi itu mungkin menarik.”

“Umu! Pengalaman masa muda yang hanya bisa dialami di festival budaya..., bapak juga setuju kalau kalian ingin membuka cosplay cafe!”

Bahkan Gousaki-sensei pun mengangukkan kepalanya dengan tangan yang terlipat di belakang kelas.  Dalam pandangan seorang guru yang berdarah panas, tampaknya cosplay cafetermasuk dalam halaman masa muda. Sungguh, aku sama sekali tidak mengerti dengan kriteria pemikiran tersebut.

“Nihara-san..., aku pribadi tidak berpikir itu adalah yang ide yang bagus. Maksudku, itu seperti merusak moral gitu...”

Untuk beberapa alasan, di dalam suasana kelas yang hampir setuju untuk membuka cosplay cafe, Yuuka menggumamkan itu dengan pelan sampil menampilkan eksrepsi yang tak terlukiskan.

“Hm? Apa kau tidak tertarik dengan ide itu, Watanae-san? Tapi yah, ini tidak berarti semua orang harus bercosolay juga sih, toh ada pekerjaan di belakang layar dan semacamnya juga. Jadi, mungkin kita bisa berbagi tugas saja?”

Tampaknya Nihara-san menyadari suasana enggan dari Yuuka, jadi dia segera memberi tindak lanjut. Sungguh, gyaru memang hebat. Aku kagum dengan seberapa cepat dia menyadari sesuatu seperti ini.

Akan tetapi...,

“Tidak, bukanlah akan lebih baik jika kita semua melakukan cosplay? Bagaimanapun juga itu akan menjadi lebih perfeksionis.”

“Kau bilang begitu, tapi paling-paling kau cuman ingin melihat berbagai cosplay dari para gadis ‘kan, dasar mesum! Tapi yah..., Momo, aku juga berpikir akan lebih baik jika kita semua melakukan cosplay. Soalnya jika ada yang cosplay dan ada yang tidak cosplay, itu rasanya tidak adil.”

“Hmm..., pendapat itu masuk akal juga, tapi..., gimana ya...”

Mungkin karena dia ingin membantu Yuuka, Nihara-san jadi bimbang soal keputusan yang akan diambil.

Hingga kemudian, mungkin merasa tidak enak melihat Nihara-san yang bimbang seperti itu, Yuuka mengangkat tangannya.

“Kalau begitu, bagaimana jika kita melakukan voting? Kita akan memilih antara cosplay cafe dimana semua orang bercosplay, atau cosplay cafedimana yang melakukan cosplay hanyalah orang yang mau melakukannya saja..., atau pameran panel makanan khas lokal.”

Lah, panel pameran juga masuk list voting?

 

—Seperti itulah, kami melakukan voting, dan keputusan akhir dari voting yang kami lakukan adalah: Kami, kelas 2A, akan membuka cosplay cafe dimana semua orang akan melakukan cosplay.

---

“Iishhh! Kenapa sih semua orang ingin melakukan cosplay?!”

Setelah diskusi selesai, dan sepulangnya kami di rumah,

Yuuka, dalam balutan pakaian kasualnya dengan rambut yang tidak diikat dan tidak memakai kacamata, terlihat sangat kesal.

“Padahal Momo-chan juga sudah menindak lanjuti pendapatku, bahkan kita juga punya ide pameran panel, tapi kenapa, kenapa...., Issssh!”

Ngomong-ngomong, tadi cuman ada satu suara yang diberikan untuk pameran panel makanan khas lokal. Tapi yah, aku tidak berani bertanya siapa kira-kira yang memberikan suaranya pada ide tersebut.

“Tapi yah, orang yang menyarankan untuk melakukan voting adalah aku..., jadi kalau sudah begini, kurasa aku hanya harus menerima keputusan saja! Hadeh, sepertinya aku harus mempersiapkan diriku dalam banyak hal...”

“Apa memang perlu bagimu untuk mempersipakan diri dalam banyak hal? Kau ‘kan sudah pernah menghadiri berbagai acara sebagai Izumi Yuuna, jadi kupikir kau harusnya sudah terbiasa dalam bercosplay...”

“Itu ‘kan aku sebagai Izumi Yuuna!”

Mengangkat wajahnya, Yuuka mengembungkan pipinya.

“...Izumi Yuuna adalah aku, tapi di saat yang sama juga bukanlah aku. Saat aku menjadi pengisi suara, orang-orang tidak tahu seperti apa kehidupan sehari-hariku. Itu sebabnya, jika aku ramah dan banyak bicara seperti saat aku menjadi Izumi Yuuna...”

Jadi begitu ya.

Watanae Yuuka adalah otaku garis keras yang tidak pandai dalam berkomunikasi dengan orang lain. Tapi ketika berbicara tentang hal-hal yang berbau otaku, dia akan menjadi orang yang terlalu banyak bicara sehingga akan menimbulkan kesan tidak nyaman.

Itu sebabnya, di sekolah dia mencoba menjadikan dirinya sebagai karakter yang serius, dan hasilnya adalah imejnya yang dingin, tidak komunikatif dan tidak mudah didekati.

Lantas, bagaimana jika Yuuka yang dalam mode sekolah seperti itu berperilaku seperti Izumi Yuuna?

........Ya.

Tampaknya berbagai dimensi akan menjadi kacau.

“Selain itu..., aku tidak mau kalau kau bercosplay di depan semua orang.”

“Mengapa?”

“Haah..., kamu ini orangnya gak peka’an banget sih...”

Buset dah, mengapa dia tiba-tiba mengkritikku seperti itu?!

Di saat isi kepalaku hanya dipenuhi dengan tanda tanya, entah mengapa di sisi lain Yuuka menampilkan ekspresi cemberut.

“Habisnya, coba bayangin misalnya kau cosplay sebagai butler atau tuksedo? ...Bisa-bisa, para gadis akan jadi suka sama Yuu-kun! Issh..., dasar tolol!”

“Yang tolol itu justru kamu?!”

Ya ampun, imajinasinya benar-benar terlalu liar. [Yuu-kun] yang barusan dia bilang itu merujuk padaku, kan? Dia tidak menyebutan nama dari idol populer yang memiliki nama yang sama denganku, kan?

“Hei, Yuuka..., aku ini tidak sepopuler yang kau pikirkan. Aku tidak punya sedikit pun popularitas.”

“Kamu populer! Faktanya, kau membuatku tergila-gila padamu!”

“Itu ‘kan karena kamu beda dari yang lain... Kalau misalnya dilihat dari sudut pandang duniawi, aku yakin orang-orang akan mengatakan kalau kamu memiliki tipe pria yang buruk.”

“Bahkan jika memang demikian, dikatakan bahwa tiap orang di dunia ini memiliki 3 kembaran! Jadi, setidaknya  ada dua orang lagi yang tergila-gila padamu!”

Hah? Dia ini ngomongin apaan sih? Bukankah itu justru lebih ke seperti doppleganger?

 

Dan yah, seperti itulah, aku dan Yuuka terlibat dalam perdebatan yang aneh, hingga tiba-tiba ponselku berdering menandakan adanya panggilan masuk di LINE.

“...Isami?”

Aku sontak memiringkan kepalaku saat melihat nama dari orang yang tak terduga muncul di layar notfikiasi.

Nah, untuk saat ini, aku tidak ingin Yuuka jadi salah paham, jadi aku menjawab panggilan sambil mengaktifkan fitur speaker.

[Selamat malam, Yuu-niisan.]

“Isami, kenapa kau menelepon Yuu-kun?”

[Oh, jadi ada Yuuka juga, ya. Fufufu..., seperti biasanya, suaramu sangat imut, Yuuka.]

“Gak usah banyak bacot, cepat jawab pertanyaanku.”

[Ahahaha, sisi dimana kamu cepet jadi marah itu juga imut loh, Yuuka?]

Mendengar itu, Yuuka jadi kesal dan langsung menghentakkan kakinya di lantai dalam posisi masih duduk di kursi.

Ya ampun, adik iparku yang tampan ini, lagi-lagi dia justru semakin membuat Yuuka tidak menyukainya...

“Jadi? Mengapa kau meneleponku, Isami?”

[Ah, iya. Sebenarnya aku menerima permintaan dari Momono-san, jadi aku ingin memberitahukannya pada kalian.]

Permintaan dari Nihara-san?

“Permintaan apa? ...Selain itu, Isami, sejak kapan kau dan Nihara-san bertukar kontak?”

[Saat kami bertemu di komiket lalu..., tapi kesampingkan soal itu, kudengar kalian akan menjalankan cosplay cafe di festival budaya sekolah kalian nanti.]

Hmm..., entah mengapa aku punya firasat buruk.

Di saat yang sama aku merasakan firasat tersebut, Isami kembali berbicara dengan nada berbangga diri.

[Nah, karena itu, aku menerima permintaan dari Nihara-san. Ya..., dia ingin memintaku, cosplayer terkenal Izumi Isami, untuk menjadi konsultan di cosplay cafe kalian!]

*Eiii*

­——Pip

Memutuskan panggilan, Yuuka menatap ponselku yang layarnya kembali ke layar obrolan, sambil menggigit bibirnya dalam perasaan tidak senang.

Kemudian, di layar obrolan di ponselku, muncul pesan baru dari Isami.

[Jadi dengan alasan itu, Sabtu dan Minggu mendatang aku akan mengunjungi kalian berdua.]

Membaca pesan tersebut, Yuuka dengan tergesa-gesa langung menelepon Isami.

“Hei, Isami?! Apa yang kau maksud dengan dirimu akan megunjungi kami?”

[Momono-san ingin mengadakan pertemuan, dan aku pribadi juga ingin melihatmu, makanya diputuskan kalau kita akan mengadakan pertemuan di rumahnya Yuu-niisan.]

“Tidak perlu, kau tidak perlu menjadi konsultan atau semacamnya! Ini adalah festival budaya sekolah kami. Kau sama sekali tidak ada hubungannya dengan ini!”

[Ada hubungannya kok...]

Pada saat itu, nada suara Isami menurun sedikit..., dan kemudian dia kembali berbicara dengan lembut.

[Bagiamanapun juga, aku adalah orang yang akan selalu menolongmu saat kau kesulitan..., aku adalah ksatriamu.]

“Isshh! Ksatriaku adalah Yuu-kun! Dasar Isami tolol!”

“Lah? Mengapa kok malah jadi omongin itu?”

 

——Jadi begitulah...

Sebagai konsultan bagi kami yang akan membuka cosplay cafe, Isami akan berpartisipasi.

......Ya ampun, entah kemana tujuan festival budaya sekolah kami nanti?



close

3 Comments

Previous Post Next Post