EX 2
Malam Pecahnya Keajaiban
Di hotel mewah yang terletak di kawasan hiburan yang berjarak beberapa stasiun dari kawasan perkantoran, aku bertemu dengan produser film di lobi restoran.
“Selamat malam! Terima kasih telah mengundang saya hari ini!”
“Selamat malam! Maaf ya karena kemarin mengundangmu secara mendadak.”
“Tidak perlu minta maaf, saya tidak keberatan.”
Dilihat dari penampilannya, prodeser film itu terlihat berusia sekitar pertengahan tiga puluhan, tapi sikapnya yang tenang memberinya kesan yang sedikit lebih tua. Kurasa, dugaanku yang terakhir yang lebih tepat. Bagaimanapun juga, sama seperti ibuku, orang-orang yang bekerja di industri ini pada dasarnya terlihat lebih muda dari usia mereka yang sebenarnya.
“Aku sudah lama mendengar tentang dirimu dari Yagami-sensei. Dia bilang kepadaku bahwa bahwa ada juniornya di klub drama yang memiliki potensi. Dan setelah kau menjadi viral, aku ingin segera bertemu denganmu sebelum ada pihak lain yang melakukannya... Nah, karena hari ini kau datang ke sini, itu artinya kau mau untuk memainkan peran yang kami berikan, bukan?”
“......Eh?”
Memainkan peran...? Apa maksudnya? Ketua cuman memberitahuku kalau produser yang mengerjakan adaptasi dari karyanya yang memenangkan pernghargaan ingin bertemu denganku, jadi mendengar pernyataan itu tiba-tiba begini membuatku langsung panik. Sontak saja, aku menolehkan pandanganku ke arah ketua yang duduk di sampingku.
“Apa aku belum mengatakannya padamu? Kita bertemu untuk membicarakan perihal ingin membuatmu memerankan peran kecil dalam film yang saat ini sedang dalam proses syuting.”
“K-Kau sama sekali tidak ada mengatakan soal itu sebelumnya?!”
“Ah masa sih? Seingatku... Aaah, maaf, kurasa aku memang tidak mengatakan tentang mereka ingin membuatmu beperan. Tapi ‘kan harusnya kau bisa menduganya sendiri kalau alasan mengapa produser ingin bertemu denganmu karena ingin kau ikut berperan, Haruka-chan.”
Astaga, orang ini benar-benar tidak masuk akal sampai aku kehilangan kata-kata!
Di sisi lain, mungkin memahami bahwa aku ke sini tidak dengan niat yang dia bicarakan, produser berbicara dengan nada yang kerepotan.
“Ya ampun, kau harusnya menyampaikan soal itu dengan jelas padanya, Yagami-sensei. Kau itu selalu saja tidak menyampaikan hal-hal dengan jelas.”
“Habisnya ‘kan aku orangnya imajinatif, jadi itu tidak bisa dihindari kalau aku tidak tahu akan seperti apa orang yang tidak demikian...”
“Yah, jika Haruka-chan memang belum mendengar soal itu, maka aku akan menyarankannya sekali lagi. Peran yang akan kau mainkan adalah teman sekelas dari karakter utama, dan meskipun peran itu tidak memiliki banyak dialog, kupikir itu bisa menjadi pengalaman yang baik untukmu jika kau tertarik dengan dunia akting.”
Sekali lagi, produser menyarankan itu padaku.
Memang sih, tadi aku sempat panik dengan perkembangan situasi yang tidak terduga ini, tapi alasan hari ini aku mengikuti ketua adalah karena aku ingin mengambil peluang seperti ini. Dan saat ini, peluang itu berada tepat di depan mataku. Jadi, bukankah perkembangan situasi yang tak terduga ini adalah apa yang aku inginkan?
...Suara detak jantungku terdengar sangat keras. Tubuhku terasa panas. Aku bisa merasakan keringat mengalir di punggungku dan aku basah kuyup.
Aku ingin tahu, apakah aku terlalu percaya diri? Hanya karena mendapatkan momentum yang baik, aku berniat melompat masuk ke dunia yang aku masih belum pantas memasukinya. Tidakkah segala sesuatunya berjalan terlalu mulus? Atau mungkinkah, di masa depan nanti akan ada semacam rintangan luar biasa yang menungguku?
Dipenuhi dengan kekhawatiran seperti itu, sisi diriku yang tenang pun mulai berbisik kepadaku.
Ya, itu adalah hal yang wajar jika aku memiliki kekhawatiran seperti itu. Tapi..., jika aku tidak mengerahkan keberanianku untuk mengambil keuntungan dari peluang yang datang bersama keberentungan ini, aku pasti akan menyesali kepengecutanku itu. Aku yakin akan hal tersebut, dan aku tidak mau itu terjadi.
Karenanya..., aku mengerahkan keberanianku dan meraih peluang itu.
“S-Saya akan memerankannya! Izinkan saya memerankannya!”
“Baguslah kalau begitu. Dengan begini, sekarang kita adalah rekan bisnis. Mohon kerja samanya, ya.”
“Ya! Mohon kerja samanya juga!”
Aku sudah mengatakannya.
Sekarang, aku tidak bisa mundur.
Mengetahui fakta tersebut, detak jantungku yang bising mulai menjadi tenang.
Seperti yang ketua katakan padaku sebelumnya, segala sesuatu yang terjadi padaku saat ini hanyalah keberuntungan. Selanjutnya, untuk mengambil peluang dari keberuntungan ini menjadi milikku, aku memerlukan keberanian dan kemampuan.
Aku telah mengerahkan keberanianku. Yang tersisa sekarang adalah menunjukkan kemampuan yang mungkin masih belum aku miliki. Mungkin saja, peluang yang kupikir kumiliki ini akan lepas dari tanganku.
Tapi..., jika itu terjadi, maka itu adalah hasil dari upayaku. Itu bukanlah sesuatu yang bisa aku kendalikan. Mulai sekarang aku hanya harus melakukan apa yang aku bisa sebaik mungkin, aku mesti mengarahkan semua kemampuan yang kumiliki. Dan mulai saat ini juga, aku harus berlatih lebih keras lagi. Hal ini mungkin akan membuatku dan Hiromichi-kun hanya memiliki sedikit waktu untuk kencan atau semacamnya, tapi dia pasti akan mengerti aku.
“Baiklah, sekarang setelah kita selesai membicarakan soal itu, ayo segera ke resotran. Di sini jenis restoran atap, kan? Aku lapar sekali, soalnya hari ini aku belum makan karena kupikir nanti kau akan ngetraktir kami, Itoi-san.”
“Iya, iya, aku mengerti. Tapi, bisa tunggu sebentar lagi tidak?”
“Kenapa?”
“Sebenarnya, selain aku, ada orang lain juga yang ingin bertemu dengan Haruka-chan...”
“Eh, ingin bertemu denganku?”
“Loh, tapi kau tidak ada memberitahuku apa-apa soal itu sebelumnya?”
“Di lokasi syuting hari ini, pembicaraan tentang Haruka-chan menjadi topik hangat, dan ketika aku menyebutkan bahwa hari ini aku akan bertemu dengan Cinderella yang mereka bicarakan, salah satu aktor mengatakan dia juga ingin ikut. Dulu ibunya Haruka-chan adalah seorang aktris, kan? Nah, orang ini pernah bekerja dengan ibunya Haruka-chan ketika dia masih menjadi akris. Dia juga bilang kalau dulu dia pernah bertemu dengan Haruka-chan yang masih kecil.”
“Eh? Koleganya ibuku...?”
Siapa ya? Ibuku tidak terlalu lama berkarir di dunia akting, tapi meskipun begitu, saat itu aku bertemu dengan begitu banyak koleganya sehingga aku tidak bisa mempersempitnya ke satu individu. Malahan, kebanyakan dari mereka aku sama sekali tidak mengingat nama-namanya.
Duh, gimana nih? Akan sangat tidak sopan jika pihak lain mengingatku tapi aku tidak mengingatnya——
“Ah, dia sudah datang. Di sini—Takao-san.”
Tapi, kekhawatiran yang kumiliki langsung hilang begitu aku mendengar nama tersebut.
Aku ingat dengan nama itu.
Malahan, bagaimana bisa aku lupa dengan nama itu?
“Maaf, maaf, tadi taksi yang kunaiki terjebak macet. Sepertinya aku sudah membuat kalian menunggu cukup lama.”
“Ah, tidak kok. Kami juga masih belum terlalu lama berkumpul.”
“————”
Jantungku yang sudah tenang mulai berdetak kencang lagi.
Tapi, tidak seperti sebelumnya, tubuhku tidak terasa panas.
Justru..., aku kedinginan. Aku merasa seperti tubuhku membeku dari ujung jariku.
Dalam kondisi tubuh yang seperti itu, aku memaksakan diriku untuk menoleh ke arah sumber suara yang baru datang itu.
“Oh, sekarang kau cantik sekali, Haruka-chan. Apa kau masih ingat aku?”
Di sana, berdiri pria yang telah menghancurkan kelaurgaku.
Mantap lanjut min 👍
ReplyDeleteNext terus min :)
ReplyDeleteTerima kasih untuk updetnya
ReplyDeleteHmm kayaknya setelah gw pikir pikir penyebab haruka begini tuh kenaifannya, naifnya berasal dari si mc yang dulu menyelamatkan haruka yang saat sd sedang kacau, haruka yang diselamatkan mengira si mc gak akan berubah sifatnya dan masih mengira si mc baik "dia pasti akan memaafkan ku"
ReplyDelete