EX 2
Tunas Kegelisahan
"Sepertinya sudah tersimpun semua?"
Aku mengemas semua buku dan catatan yang berhubungan dengan akting yang ada di rak buku di kamarku ke dalam kotak kardus.
Aku melakukan itu karena isemua itu adalah sesuatu yang sekarang tidak kubutuhkan lagi.
...Toh belum lama ini, aku sama sekali tidak pernah berpikir bahwa aku akan meninggalkan dunia akting seperti ini. Bahkan memiliki niat seperti itu pun tidak ada. Lagian, itu adalah sesuatu yang awalnya kulakukan karena aku menyukainya meskipun aku payah dalam hal itu. Dan dengan niatan itu lah, aku terus mengikuti kegiatan klub drama sepanjang liburan musim panas.
Tapi—entah seberapa keras aku mencoba melupakan kejadian itu, aku selalu mengingatnya saat aku berakting.
Kegemparanan tentangku saat liburan musim panas kemarin. Antusiasme dan semangat yang kubakar untuk kesempatan sekali seumur hidup yang kudapatkan. Kemudian rasa saat saat aku terjatuh dan mimpiku pupus
Hal itu teruse melintas di kepalaku dan membuatku pikiranku jadi kacau.
Karenanya...,
“...Yah, kurasa aku memang tidak bisa melakukan apa-apa soal itu.”
Aku menutup kardus yang berisi buku dan berbagai catatan, dan ketika aku mencoba memasang selotip, tanganku berhenti sejenak.
Keraguan——
Apakah keputusanku ini tepat? Apakah aku tidak akan menyesal berhenti dari dunia akting yang merupakan bagian dari hidupku hanya karena hal seperti ini? Seperti yang Shigure katakan, tidak bisakah aku tetap memilih untuk memasuki industri hiburan sambil bergaul dengan Takao-san?
“———”
Tapi, aku mengunci setiap keraguan seperti itu di dalam kotak dan menyegelanya dengan lamban.
Mungkin benar kalau aku memiliki pilihan seperit itu, tapi..., aku tidak bisa memilihnya.
Aku tidak tahan kalau sepanjang waktu terlibat dengan Takao-san atau teringat tentang dirinya setiap kali aku tampil di atas panggung.
Karenanya, ini keputusan yang tepat.
Ini adalah hal yang baik untukku.
Memang benar kalau dunia akting merupakan hal yang penting bagiku, tapi, apa yang penting bagiku bukan hanya itu saja.
Aku tidak kehilangan segalanya.
Soalnya, aku masih punya pacar yang sangat baik.
Karena aku tidak lagi terlibat dengan aktivitas klub drama, aku akan menggunakan semua waktu luang yang saat ini kumiliki untuk dihabiskan bersama Hiromichi-kun. Toh itu menyenangkan bukan untun meghabiskan masa-masa SMA bersama dengan pacar? Sampai saat ini waktuku dibatasi oleh kegiatan klub, namun mulai sekarang sudah berbeda. Aku akan melakukan banyak hal yang selayakanya sepasang kekasih bersamanya.
Soalnya, saat ini—aku hanya memiliki Hiromichi-kun.
“Aah, Hiromichi-kun...!”
Saat aku memikirkan hal-hal seperti itu, aku menerima pesan LINE dari Hiromichi-kun.
Entah mengapa ini rasanya seperti pikiran kami terhubung, dan aku menjadi sangat senang karena itu.
Isi pesannya adalah ajakan untuk merayakan pesta ulang tahunku.
“Whoa! Itu pasti akan sangat menyenangkan!”
Di akhir bulan, mereka akan mengadakan pesta ulang tahun untukku dan Shigure di rumah baru yang baru saja mereka tempati. Ibuku pun juga akan iktu merayakan dalam acara tersebut.
Itu pasti akan sangat menyenangkan. Rasanya seperti aku kembali ke masa-masa terbahagiaku ketika aku masih kecil.
Aku sedikit sedih sih karena aku tidak bisa mengajak ayahku, tapi tidak ada alasan untuk menoleh ini.
Aku sangat gembira dan segera menjawab pesan Hiromichi-kun bahwa aku menantikan pesta perayaan itu.
Kemudian, aku menerima pesan LINE dari akun lain.
Itu dari Shigure.
[Aku juga menantikan hadiah ulang tahu dari Nee-san$]
“Astaga, apa-apaan sih dengan simbol [$] ini.”
Mau tak mau aku tersenyum saat memabca pesan yang sangat sesuai dengak karakternya Shigure—tapi pada saat yang sama, sebuah adegan muncul di benakku.
Tepatnya adegana di mana Shigure duduk di samping Hiromichi-kun dan melihat pesanku di ponselnya.
Faktan bahwa Shigure menanggapi pesan yang kukirim ke LINE-nya Hiromichi-kun berarti bahwa yang kupikirkan itu bukanlah hanyalah sekadar khayalan, tapi benar-benar terjadi.
“Begitu ya... Jadi saat ini Hiromichi-kun dan Shigure sedang bersama, ya...”
Meski agak terlambat, sekarang aku memahami kenyataan tersebut.
Tentunya itu bukan hal yang mengejutkan. Toh mereka berdua kini bersaudara.
Tentunya, aku juga sudah tahu tentang hal itu.
Tapi..., mengapa, ya?
Hal yang harusnya aku sudah tahu itu, ketika aku yang lagi sendirian di kamarku menuangkannya ke dalam kata-kata..., dadaku menjadi terasa sesak.
Lanjut min
ReplyDeleteLanjut mang
ReplyDeletekirain panjang, dah nyetok camilan pdhl
next
ReplyDeletenext pls
ReplyDeleteLanjut min
ReplyDeleteLanjutkan,gaskan,mainkan terusss,di tunggu next nya minπππ
ReplyDelete