
Bab 5
Cara yang benar dalam menulis tanzaku saat Festival Tanabata (Bagian 1)
[Catatan Penerjemah: Tanzaku (ηε) adalah kertas yang dibuat dengan bahan dari dari kayu tipis, atau lapisan kulit bambu, atau juga bisa dari kertas. Di Jepang modern saat ini, Tanzaku adalah salah bagian dalam Festival Tanabata, dipakai untuk menulis harapan-harapan seseorang.]
“Baiklah, anak-anak! Kembali ke tempat duduk kalian masing-masing!!”
Pintu ruang kelas terbuka dan yang masuk dari luar adalah wali kelas kami. Atsuko Gousaki-sensei. Melihatnya memasuki kelas, teman-teman sekelasku yang tengah asik mengobrol langsung dengan cepat kembali ke tempat duduk mereka.
Dan seperti biasanya, Gousaki-sensei memulai sesi pelajaran.
“Anak-anak, apa kalian tahu hari ini hari apa? Baiklah..., Nihara, coba jawab hari ini hari apa?”
“Eh?”
Ditanyai secara tiba-tiba, Nihara-san sontak menunjukkan ekspresi terkejut, lalu dia meletakkan tangannya di bibirnya dan menjawab.
“Errm, ini hari Tanabata, kan?”
“Yap, ini hari Tanabata. Sekarang, Watanae, apa kau tau hari apa Tanabata itu?”
“Ya...,” Menjawab demikian, Yuuka perlahan berdiri dan mengangkat kacamatanya. “Itu dikenal sebagai hari dimana Orihime dan Hikiboshi yang dipisahkan oleh sungai Amanogawa akan bertemu kembali, dimana itu hanya terjadi setahun sekali.... Kebiasaan yang dilakukan di hari seperti itu adalah menuliskan harapan yang dimiliki di tanzaku dan kemudian menggantungkannya di atas pohon bambu.”
Yuuka yang dalam mode sekolah memang hebat.
Tanpa mengubah ekspresinya, dia memberikan jawaban yang benar..., itu membuatnya menciptakan susana yang sulit untuk didekati yang tidak bisa kubayangkan dari dirinya yang dalam mode rumah. Karena kalau saat dia berada di rumah, dia akan beruah menjadi gadis yang sangat ramah.
Selagi aku memikirkan sesuatu seperti itu, Gousaki-sensei tiba-tiba tersenyum bahagia.
“Nah, karena Tanabata ini adalah hari yang dinanti-nantikan oleh semua orang, jadi pihak OSIS telah mempersiapkan festival Tanabata. Kalian lihat di halaman sekolah kita ada pohon bambu, kan? Nah, silahkan kalian tulis harapan dan permohonan kalian di kertas tanzaku, lalu gantungkanlah di pohon bambu itu. Oh iya, kalian juga boleh menulisnya secara anonim.”
Saat aku melihat ke arah halaman sekolah dari jendela. Di sana ada pohon bambu yang cukup besar telah disiapkan.
Sampai melibatkan seluruh sekolah dalam mengadakan acara seperti itu, OSIS tampaknnya berisi dengan orang-orang yang menyukai acara... Itu adalah sesuatu yang jelas tidak akan orang sepertiku akan kerjakan.
Dan kemudian..., dengan pulpen di tanganku, aku menatap ke arah tanzaku yang telah dibagi-bagikan.
Harapanku, ya?
“Sakata, kau benar-benar memikirkan harapanmu, ya. Itu tampak lucu.”
Aku mendongak, dan melihat Nihara-san sedang menatapku sambil menyeringai.
“Apa kau sudah selesai menulis harapanmu, Nihara-san?”
“Ya. Lagipula, harapan yang selalu dan selalu kuharapkan hanyalah satu.”
Saat dia mengatakan itu, dia menunjukkan tanzaku-nya kepadaku, dimana kata-kata [Perdamaian Dunia] ditulis dengan sangat besar.
“Erm, Nihara-san..., apa kau sedang bercanda?”
“Aku tidak bercanda. Aku benar-benar serius dalam mengharapkan ini.”
“Kau seperti pahlawan saja..., Oh iya, berbicara tentang pahlawan, Mainan yang ada di toko tempo hari—”
“Ayolah, cepat tulis harapanmu! Berhentilah mengoceh seperti itu!!”
Lah, sejak awal kan dia sendiri yang mengajakku beribicara... Ya ampun, pikiran seorang gadis memang masih sulit untuk dipahami seperti biasanya.
Yah... jika itu adalah harapan yang akan terus kuperjuangkan sekalipun orang lain tidak bisa memahami apa yang kuperjuangkan itu... maka tentu saja, aku memilikinya.
---
Saat aku pergi ke halaman sekolah dengan membawa tanzaku milikku, di sana aku melihat sudah ada banyak sekali siswa-siswi yang berkumpul di sektiar cabang-cabang pohon bambu.
Di tengah-tengah semua itu, aku melihat ke arah tanzaku milikku yang bertuliskan...
[Semoga dia bahagia]
Nama dari [dia] dengan sengaja kusembunyikan, dan aku menuliskannya secara anonim. Dengan begitu, baik aku yang menuliskan tanzaku ini dan siapa [dia] yang kumaksud tidak akan diketahui oleh siapa pun.
Yuuna-chan.
Aku memejamkan mataku, dan kemudian membayangkan sosok dari idol terbaik di alam semesta yang selalu memberiku senyuman dan energi.
Rambut berwarna coklat yang di atur dalam model twintail. Mata sayu yang tampak indah di wajah imutnya. Mulut yang lucu layaknya mulut anak kucing. Tunik merah muda, rok mini kotak-kotak, dan kaus kaki hitam setinggi lutut. Area absolut yang dibuat dari celah antara rok dan kaus kakinya itu sangatlah glamor dan mempesona.
Itulah dewiku, Yuuna-chan.
Dalam pikiranku, aku bisa membayangkan dirinya yang sedang tersenyum malu-malu.
———Yuu-kun! Hari ini juga kita nobar anime lagi yuk?
Aku mendengus, dan langsung membuka mataku.
Itu karena barusan aku mendengar suaranya Yuuna-chan, tapi itu bukan Yuuna-chan. Dan tentu saja, itu juga bukan Izumi Yuuna yang menjadi pengisi suaranya Yuuna-chan.
Ya.
Itu adalah suara dari tunanganku yang sangat ramah saat dirumah... Yuuka.
“Kau tunggu apa lagi?”
Mendengar suara tanpa intonasi yang datang dari belakang, aku langsung tersadar dari lamunanku.
Saat aku berbalik menengok ke belakang, orang yang muncul di depanku adalah Watanae Yuuka yang sedang dalam mode sekolah.
“Setelah giliranmu adalah giliranku, jadi cepatlah.”
“Eh, iya..., maaf.”
Aku segara menggantungkan tanzaku-ku di cabang pohon bambu dan memberikan giliranku pada Yuuka.
Dan kemudian, saat aku hendak menuju ke kelas..., aku memiliki firasat yang buruk.
Yukaa..., dia tidak menuliskan harapan yang aneh-aneh, kan?
Aku merasa tidak enak padanya tentang ini, tapi aku berbalik kembali ke pohon bambu..., dan melihat tanzaku milik Yuuka.
[Aku sangat mencintai Yuu-kun. Watanae Yuuka, Kelas 2A.]
Aku buru-buru melompat ke cabang bambu dan mengambil tanzaku yang digantung Yuuka.
Melihat itu, mata Yuuka melebar sejenak, tapi kemudian, dia segera kembali ke wajah datarnya yang biasa.
“Sakata-kun. Kembalikan itu padaku.”
“Tidak, tidak, tidak, tidak!? Kau tidak boleh menggantung tanzaku yang sepert ini!”
Sambil memperhatikan sekeliling, aku dan Yuuka dengan cepat pindah ke belakang pohon besar di sudut lapangan.
“...Hei, Yuu-kun. Kembalikan itu padaku. Itu adalah harapan terbesarku.”
“Erm..., ntar dulu, aku lagi pusing nih gara-gara ada terlalu banyak tsukkomi. Pertama-tama, ini bukan harapan, ini adalah perasaanmu, ‘kan, Yuuka?”
“Tapi ‘kan, aku benar-benar berpikir seperti itu...”
“Coba pikirkan baik-baik? Menurutmu apa yang akan terjadi jika kau menggantungkan ini dengan menuliskan namamu di atasnya? Rumor [Siapa yang Watanae-san sukai?] akan menyebar, tau!”
Biar kukatakan ya, jangan meremehkan kekuatan rumor.
“Dan kemudian, jika secara kebetulan orang-orang mengetahui kalau kita tinggal satu atap...., itu akan menyebabkan keributan yang besar! Apalagi, kau juga adalah pengisi suara dengan nama Izumi Yuuna. Itu berbahaya tau jika kau tidak waspada dalam sesuatu seperti ini!”
Skandal dengan seorang pria bisa berakibat fatal bagi aktris pengisi suara yang masih muda.
Bahkan beberapa hari yang lalu, aku ingat kalau ada aktris pengisi suara yang ditemukan tinggal bersama pacarnya menyebabkan kehebohan besar di dunia maya.
Aku jelas sangat tidak ingin jika Yuuka yang sangat bekerja keras hingga memiliki banyak penggemar justru akan menerima hujatan dari mereka. Itulah apa yang benar-benar kupikirkan..., baik sebagai [Malaikat Jatuh Cinta] yang merupakan penggemar nomor satunya, juga sebagai Sakata Yuuichi yang merupakan tunangannya.
“T-Tapi! Jika kau menulis kebohongan di tanzaku, hal-hal buruk dapat terjadi padamu sebagai karma...”
“Eh?”
Argumennya yang tidak terduga itu membuatku secara tanpa sadar mengeluarkan suara aneh.
Sambil menatapku, Yuuka mengatupkan bibirnya, dan kemudian...,
“Karenanya, aku ingin menulis namaku dengan benar dan menyampaikan perasaan [Aku mencintai Yuu-kun] ke Amanogawa.”
“...Erm, apa Orihime dan Hikoboshi adalah dewa?”
“—Sakata, jadi kau ada di sini?”
Secara tiba-tiba, ada suara yang menyerukan namaku, yang membuat aku dan Yuuka buru mengambil jarak.
Dan kemudian, dengan takut-takut, aku berbalik untuk melihat asal suara tersebut.
“Hm? Kenapa Watanae-san juga ada di sini?”
“...Ini cuman kebetulan”
Yuka, yang tiba-tiba menjadi tanpa ekspresi, mengatakan itu dengan acuh tak acuh sambil memperbaiki kacamatanya.
Situasi ini jelas sangat mencurigakan, tapi... Nihara-san, yang memiliki ekspresi tegang di wajahnya, tidak mempedulikan situasi tersebut, seolah-olah saat ini ada hal yang jauh lebih penting bagi dirinya.
Dan di tangannya Nihara-san, ada sesuatu yang dia pegang..., itu adalah tanzaku milikku yang bertuliskan...,
[Semoga dia bahagia] (Maksudnya: Semoga Yuuna-chan bahagia)
===
Gau mau cerita dikit nih ngab...,
Jadi gini, dalam legenda Tanabata Jepang, Orihime (Bintang Vega dari rasi bintang Lyra) adalah putri Raja Langit yang pandai menenun. Sedangkan Hikiboshi (Bintang Altair dari rasi bintang Aquilla) adalah seorang pengembala sapi.
Nah, karena Hikiboshi ini adalah orang yang giat bekerja, jadi dia diizinkan oleh Raja Langit untuk menikahi Orihime.
Kemudian, kedua pasangan itu hidup bahagia, tapi setelah mereka menikah, Orihime tidak lagi menenun, dan Hikiboshi tidak lagi mengembala. Raja Langit menjadi marah pada mereka berdua, sehingga Orihime dan Hikiboshi dipisahkan oleh sungai Amanogawa (Galaksi Bima Sakti) dan hanya diizinkan bertemu satu tahun sekali, yaitu pada tanggal 7 bulan Juli.
Terima kasih min buat tl nya, semangat!
ReplyDeleteNice min
ReplyDeleteMakasih min
ReplyDeleteMin main ml kagak
ReplyDeleteMabar bang
DeleteMain ngab
DeleteMabar min
DeleteNjir pertanyaan di luar konteks
DeleteSemangat lanjut min
ReplyDeleteYah walaupun Romance GK separah yg bisa bikin diabetes (Kalian pasti tau lah ya) tapi Best lah
ReplyDeletesemangat ngab
ReplyDeleteTeruskan tl nya min,makasih udah tl
ReplyDeleteDitunggu updatenya min
ReplyDeleteDitunggu lanjutanya minπ
ReplyDeleteSi Nihara ganggu dah, orng lgi bahas yg penting malah disamperin
ReplyDeleteSemangat tlnya min, ditunggu lanjutannya min ππ»ππ»ππ»
Nextmin
ReplyDeleteSemangat min, lanjut TL nya
ReplyDeleteAaaaaaaa ganggu muluuuuu
ReplyDelete