Ore no Iinazuke ni natta Jimiko, Ie de wa Kawaii Shika nai Bab 24

Bab 24
Aku tahu bahwa sama-sama masuk ke kamar mandi adalah ide yang buruk, tapi... (Bagian 2)


“...Fueh?”

Aku tidak bisa mengikuti kecepatan pemahaman di otakku dan membuatku mengeluarkan suara aneh.

Yuuka mengikat poniytail-nya lebih tinggi dari biasanya, mungkin agar tidak kebasahan.

Dia juga tidak memakai kacamatanya, mungkin karena lensanya akan berkabut jika dipakai.

Nama “Watanae Yuuka”, tertulis di pojok kanan bawah pakaian renangnya.

Dia memakainya untuk memberi tahu orang-orang bahwa itu adalah dirinya yang sebenarnya.

“M-maaf, Yuu-kun, seperti yang kupikirkan… kalau telanjang akan terlalu memalukan…”

“Aku menyarankan ini sebagai kompromi.”

“Jadi ini ulahmu ya, Nayu…”

Yah, memang sih dia menyembunyikan tubuhnya, tapi...

Mendapati teman sekelasmu mengenakan pakaian renang sekolah di kamar mandi di rumahmu juga sama berbahayanya.

Di satu sisi, itu memiliki kesan yang bahkan lebih tidak bermoral daripada telanjang.

“A-Aku masuk ya, Yuu-kun.”

“Y-Ya...”

Jadinya.

Aku, dengan hanya handuk mandi menutupi tubuh bagian bawahku, memutuskan untuk duduk di atas bangku.

Kemudian Yuuka, yang mengenakan pakaian renang sekolahnya, berdiri tepat di belakangku.

Suasana di sekitar kami sangat canggung…

“A-Aku akan mulai menyeka punggungmu, oke?”

“O-Oke.”

Plak

“Hiii?!”

Tangan Yuuka, yang dilapisi sabun mandi, menyentuh punggungku.

Kemudian, dia menggunakan tangannya yang licin langsung ke kulitku untuk menyeka punngungku.

Tangan mungil Yuuka menyentuh tubuhku… Saat aku menyadari fakta tersebut, pikiranku berangsur-angsur menjadi kosong.

“Apa kau ada memiliki bintik-bintik gatal?”

“A-aku baik-baik saja…”

“Bisakah kau meluruskan punggunmu sedikit lagi?”

“O-oke!”

Aku sangat berterima kasih atas apa yang Yuuka katakan, tapi untuk saat ini, kumohon biarkan aku tetap membungkuk ke depan.

“Aku akan menyeka bagian depanmu juga, oke?”

“D-depan?!”

“Tentu saja! Jika aku tidak membersihkan tubuhmu dengan benar, ini semua akan sia-sia!”

Slurp

Tangan Yuuka terulur dari bawah ketiakku.

Kemudian, dia mulai menyeka area di sekitar perutku.

Sesekali, sensasi kain di tubuhku membuatku membayangkan Yuuka dalam penampilan pakaian renang sekolahnya, yang dimana dia berlumuran busa.

Apa-apaan ini… Aku akan mati… Aku benar-benar akan otw ke akhirat...

“...Mmh.”

Tepat sebelum aku benar-benar otw, Yuuka menghela nafas, sepertinya bermasalah dengan sesuatu.

Kemudian, dia bergumam, “Baiklah!,” seolah-olah dia telah mengambil keputusan.

“Yuu-kun, bisakah kau melepas handuk mandimu?”

“Apa?!”

“Karena, aku mau menyeka tubuhmu dengan benar. A-Aku entah kenapa mulai menikmati saat memandikanmu!”

Kenapa kau jadi begitu bersemangat seperti itu!?

Saat aku berbalik, aku bisa melihat mata Yuuka berbinar.

Hei, bukannya sekarang kau terlalu polos!?

Berkat air dan busa, pakairan renang sekolahnya mengilap dan licin.

Aku semakin membungkuk dan mencondongkan tubuh ke depan seperti udang.

Jika ini terus terjadi, cepat atau lambat aku mungkin akan menggila… Ah… orang bebal ini sungguh—

“Baiklah, Yuu-kun! Silakan lepaskan!”

“Tidak. Mustahil. Mana bisa.”

“Eh, kenapa?! Sebagai istrimu, aku ingin melayanimu sebisa mungkin!”

“Begini saja aku sudah senang kok! Ini yang terbaik! Oke, ayo kita akhiri ini di sini!”

“Tidak! Aku ingin berbuat lebih banyak!”

“Jika aku mengatakan tidak, maka tidak! Nayu! Katakanlah sesuatu pada Yuuka juga!”

“...Mmm. Yah.”

Suara Nayu terdengar lebih pelan dari biasanya.

Hah? Aku tidak bisa melihat wajahnya melalui pintu… Apa dia sedang bad mood atau semacamnya?

“Nayu? Hei, Nayu?”

“Nayu-chan! Aku akan bekerja keras! Aku akan melakukan yang terbaik agar Yuu-kun bisa terus tersenyum!”

“...Lakukanlah, Yuuka-chan.”

“Tidak, kau tidak harus melakukannya! Kau sama sekali tidak perlu melakukannya!”

Aku dengan mati-matian mengambil handuk mandiku dan memegangnya di sekitar pangkal kakiku.

Yuuka (dengan pakaian renang sekolahnya) berusaha keras untuk mengambilnya dariku.

Dan aku tidak tahu apa yang salah dengan Nayu, tapi dia terlihat tidak senang di balik pintu itu.

Apa-apaan dengan situasi ini?!

“Kalian berdua jadi semakin dekat, bukankah ini tidak masalah? Tsk.”

Kupikir aku mendengar suara Nayu dari luar kamar mandi.

Aku terlalu sibuk melindungi juniorku… Sehingga aku bahkan tidak bisa mengerti apa yang dia katakan.




close

11 Comments