
Bab 43
Selamat Tinggal, Ojou-sama
Saat itu, aku menduga apa yang akan Hinako lakukan.
Aa—
Mungkin, aku melontarkan suara itu di saat yang sama dengan Hinako.
Hinako sendiri pasti telah menyadari kesalahannya. Tapi itu sudah terlambat, apalagi, kesalahan itu sangat fatal dan sudah tidak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya. Namun demikian, jamuan makan tetap dilanjutkan seperti sebelumnya.
Kalau dilihat sekilas saja, semuanya terlihat baik-baik saja..., tapi untuk sesaat, aku memperhatikan bahwa ekspresi Kagen-san menjadi suram.
“Ini buruk.”
Berdiri di sampingku, Shizune-san menggumamkan itu.
“A-Apa yang akan terjadi...?”
“Aku tidak tahu, tapi..., menilai dari kepribadian Kagen-sama, besar kemungkinan ini akan menjadi yang terburuk dari yang terburuk.”
Biasanya Shizune-san selalu berbicara dengan tenang, tapi saat ini dia merasa gugup.
Setelah itu, aku terus menunggu jamuan makan itu selesai dengan perasaan yang teramat gelisah. Sekitar sepuluh menit kemudian, para tamu keluar dari vila.
“Terima kasih telah datang hari ini.”
“Yah, aku sangat bersenang-senang hari ini. Kurasa aku perlu beristirahat seperti ini sesekali.”
Saat Kagen-san membungkuk dengan segan, tamunya, si Ketua dan para eksekutif, menanggapinya dalam suasana hati yang baik.
Tampaknya tidak ada suasana suram yang melayang, tapi..., seolah teringat akan sesuatu, Ketua Produsen Kapal Chikamoto memberitahukan sesuatu pada Kagen-san.
“Oh iya, Konohana-san. Mengenai perkenalan itu, tolong anggap saja itu tidak pernah terjadi. Bagaimanapun juga, jika aku yang meperkenalkannya, itu akan mempengaruhi reputasiku.”
“......Baiklah.”
“Haha, jangan terlalu khawatir tentang ini. Karena pada dasarnya, ini adalah cerita yang tidak ada pihak ketiganya. Sedangkan untukku, aku ingin terus berhubungan denganmu baik secara publik maupun pribadi.”
“Ya, aku sendiri juga demikian.”
Dengan begitu, para tamu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan vila.
Akhirnya, setelah melihat semua tamu pergi, Kagen-san menoleh ke arahku dan Shizune-san.
“Shizune.”
“Iya.”
“Siapa yang mengajari Hinako sikap jelek seperti itu?”
“Itu......” Shizune-san terpaku dalam kata-kata.
Aku tidak tahan dengan suasana itu, jadi kuputuskan untuk menanggapi pertanyaan Kagen-san.
“...Maaf, akulah yang mengajarinya.”
Saat aku mengaku dengan jujur, Kagen-san menghela nafas seolah-olah dia sudah menduga kalau ini memang karena aku.
“Aku selalu berpikir..., apakah seorang pengurus memang benar-benar dibutuhkan?”
Kata Kagen-san, dan dia melanjutkan...,
“Seperti yang sudah kalian ketahui, perbedaan antara kepribadian asli dan kepribadian akting Hinako sangat besar. Dan karena beban yang ditanggung dari dirinya yang berakting sangat besar, dia terkadang akan menunjukkan sikap yang sangat molor. Peran pengurus adalah menyembunyikan kemolorannya dan menindaklanjutinya sebaik mungkin..., tapi pada akhirnya, ini adalah cara memutar dalam melakukan sesuatu.”
Saat dia mengatakan itu, Kagen-san melirik sekilas ke arah Hinako. Tatapan matanya itu sangat dingin sehingga sulit dipercaya kalau itu adalah mata dari orang tua yang sedang melihat putrinya.
“Sejak awal, kita seharusnya tidak boleh membiarkan Hinako bersikap molor.”
Kagen-san mengatakan itu dengan suara yang dipenuhi dengan penyesalan.
“Inilah yang akan jika terjadi jika dia memiliki kepribadian alami... Pada akhirnya, pengurus adalah keberadaan yang mendorong Hinako terus bersikap manja.”
Seolah bergumam pada dirinya sendiri, Kagen-san kemudian menatap Shizune-san.
“Shizune, mulai sekarang, pastikan agar Hinako terus berakting secara menyeluruh baik di depan publik maupun pribadi.”
“Publik dan pribadi?”
“Ya. Tidak hanya saat dia berada di akademi, tapi juga saat dia berada di mansion.”
“...Tapi jika seperti itu, Ojou-sama akan pingsan dengan sangat cepat.”
“Biasakan.”
Dengan singakt dan padat, Kagen-san mengatakan itu.
“Inilah yang terjadi ketika kau memanjakan diri hanya karena kau jatuh pingsan. Ini tidak seperti kau mengidap penyakit kronis atau semacamnya... Kalau sampai lebih dari ini, aku tidak akan tahan lagi. Apapun caranya kau harus mengatasinya. Aku akan memberimu waktu dan mentor untuk melakukan itu.” kata Kagen-san, sambil mengirimkan pandangan dingin ke arah Hinako.
Saat aku mendegar kata-kata itu, masa depan yang terburuk terlintas di benakku.
Ini bukan masalah pingsan atau tidak pingsan.
Terus berakting baik di depan publik maupun pribadi.
Itu artinya, kepribadian asli Hinako..., akan disegel sepenuhnya.
“T-Tunggu dulu!”
Secara tidak sadar, aku menyela Kagen-san.
Ekspresi Kagen-san saat dia menoleh ke arahku sangat dingin. Untuk sesaat, aku terkesiap, tapi kemudian aku berhasil berbicara dengan suara yang bergetar.
“Erm... Aku minta maaf karena menjadi penyebab rusaknya acara jamuan makan ini. Tapi tetap saja, bukankah itu terlalu berlebi—”
“Ini bukan salahmu,”
“......Eh?”
“Sejak awal, kebanyakan pengurus akan berhenti dari pekerjaan mereka dalam waktu yang singkat, itulah sebabnya, aku berpikir bahwa dirimu juga akan demikian. Aku berpikir bahwa pengaruh yang akan kau berikan pada Hinako akan kecil...., karenanya, bukan dirimu yang salah di sini, tapi justru aku karena membuat penilaian yang seperti itu, dan juga salah Hinako yang sangat mudah terpengaruh.” Kata Kagen-san, dengan penyesalan yang terukir di wajahnya.
Kemudian, Kagen-san memalingkan wajahnya dariku yang terdiam, dan menatap Shizune-san.
“Shizune. Saat kembali ke mansion nanti, berikan Itsuki-kun gajinya.”
“......Dimengerti.”
Terhadap percakapan singkat itu, aku memiringkan kepalaku.
“Gaji......?”
Memang benar, ini sudah hampir waktunya aku akan gajian.
Tapi hari ini, alasan dari penerimaan gaji yang mendadak ini adalah...
“Mulai sekarang, Hinako tidak membutuhkan seorang pengurus.” Mengatakan itu, Kagen-san kemudian menatapku. “Itsuki-kun. Mulai hari ini pekerjaanmu sudah berakhir.”
---
Dua jam kemudian.
Aku tercengang ketika aku menatap gerbang besar yang tertutup.
“......Ini bohong, kan?”
Sebagai pemimpin Keluarga Konohana, ketrampilan Kagen-san sangat luar biasa.
Segera setelah kami kembali ke villa, aku langsung disuruh Kagen-san untuk mengemasi barang-barangku. Karena ini adalah pemecatan mendadak, dia juga memberiku sejumlah uang sebagai tambahan gajiku. Semua uang itu akan cukup jika digunakan untuk tinggal di hotel mewah selama sepuluh hari. “Jika kau tidak punya tempat untuk dituju, kau bisa menggunakan uang ini untuk sementara waktu." Itulah yang dikatakan Kagen-san padaku dengan ekspresi dingin.
Aku diberi uang dengan jumlah yang luar biasa, dan setelahnya aku dengan mudah diusir dari mansion.
Hanya dalam satu hari. Hanya dalam beberapa jam, hari-hari yang sampai saat ini kuhabiskan di sini jadi hancur berantakan.
Dengan begini, aku tidak lagi bisa menghadiri Akademi Kekaisaran. Aku yakin, prosedur pengeluaranku dari akademi akan dilakukan secepat prosedur perpindahanku. Bagaimanapun juga, Keluarga Konohana memiliki kekuatan yang kuat, jadi aku yakin sesuatu seperti itu akan mereka selesaikan dengan mudah.
“Hahaha.” Tawa kering keluar dari mulutku. “...Yah, sejak awal ini adalah kehidupan yang sudah seperti mimpi.”
Rasa minder mengambil alih akal sehatku.
Andai saja ini semua hanyalah mimpi.
Dengan begitu—Hinako tidak perlu menderita.
“......Hinako.”
Kalau terus begini, Hinako akan dipaksa menjalani hari-hari yang jauh lebih sulit dari sebelumnya.
Tapi sekarang, aku tidak bisa mengeluh pada Kagen-san.
Bagaimanapun juga, sejak awal ini semua adalah salahku.
Kagen-san mengatakan bahwa aku tidak bertanggung jawab dalam masalah ini, tapi itu tidaklah benar. Ini semua karena aku telah mengajari Hinako omong kosong tentang ‘Aturan Tiga Detik’. Selain itu, meskipun aku tahu kalau Hinako memiliki minat yang luar biasa pada kebiasaan umum seperti itu, aku justru membiarkannya.
Aku bertanggung jawab dalam masalah ini. Tapi, meskipun aku berpikir demikian... Aku tidak bisa berbuat apa-apa.
“Itsuki...?”
Saat aku berkeliaran tanpa tujuan di jalanan kota, seseorang memanggil namaku.
Dengan perlahan, aku menoleh ke asal suara tersebut, dan di sana, ada seorang gadis yang kukenal.
“......Narika.”
Drama dimulai
ReplyDeleteKetika ayah lu gk nganggep lu sebagai seorang anak.. "f" for hinako
ReplyDeleteF For Hinako
Deleteyaaak~~~~
ReplyDeleteLanjut min, mulai seru nih dramanya
ReplyDeleteUntung aja ada sepupu gue ~~ Itsuki
ReplyDeleteYah pas lagi seru-serunya wkwk
ReplyDeleteYah... Tombol next ilnag
ReplyDeleteGas lagi min hehehe
ReplyDeleteWaduh makin serh
ReplyDeleteKetika uang sudah membutakanmu,disitu kamu tidak akan mengenal siapaun termasuk keluargamu
ReplyDeleteHoooğŸ¤
DeleteSungguh kata" yg hampir mendekati kebenaran dari uang
Ortu ajg
ReplyDelete