[WN] Yujinchara no Ore ga Motemakuru Wakenaidaro? Selingan 2

Selingan 2
Shuraba?


[Catatan Penerjemah: Shuraba (setau gua dalam artian modern) adalah keadaan dimana pria dan wanita sedang cekcok.]

“Oke, target kita adalah kelompok lima mahasiswi itu.”

Asakura, yang saat ini sedang dalam suasana hati yang baik, menunjuk ke depan dan mengatakan itu.

Kami pun  melihat ke arah dia menunjuk. Dan di sana, ada sekelompok gadis dengan rambut yang mencolok dan berbikini, tampak sedikit lebih tua dari kami.

Mereka semua adalah gadis yang cantik, dan jujur saja, aku tidak berpikir bahwa siswa SMA (bocah) seperti kami akan ditanggapi dengan serius oleh mereka.

“...Kuy lah!”

Tapi yah, aku tidak bisa mengatakan sesuatu seperti itu pada Asakura yang matanya berbinar karena kegembiraan. Kemudian, kami pun semakin dekat dengan gadis-gadis itu. Namun sayangnya, sebelum kami bisa memanggil gadis-gadis itu, mereka sudah didekati lebih dulu oleh dua pria fakboy berkulit gelap yang terlihat seperti sedang bermain dengan satu sama lain,

“Aaah, sial!”

Asakura meratap, tapi di saat berikutnya, kedua pria itu tampkanya di tolak oleh gadis-gadis itu dan segera pergi dari sana.

Saat aku melihat adengan itu, aku bertanya pada Asakura yang membuat pose penuh nyali.

“...Hei, Asakura. Kemungkinan besar kita akan berakhir seperti kedua pria yang tadi, kan?”

“Kau ini bicara apa sih, Tomoki? ...Ingat, kita di sini memiliki Ike-sensei!”

Mungkin itu memang benar, tapi aku punya satu kekhawatiran. Tanpa mengungkapkan kekhawatiran itu, Asakura kemudian memanggil kelompok gadis tersebut.

“Halo, Onee-san, mau tidak kalian ngobrol-ngobrol bareng kami?” tanya Asakura, sambil menunjukkan senyum yang alami.

Ya ampun, padahal jika dia bersikap seagresif ini di kehidupan sekolah normalnya, dia pasti akan bisa mendapatkan pacar dalam waktu singkat.

Mungkin suasana pantai musim panas telah membuatnya lebih berpikiran terbuka, pikirku.

“Astaga, ada yang ngegodain kita lagi, ya?”

“Bukankah ini cukup menyebalkan?”

“Daripada itu, yang sekarang ini masih sangat muda-muda!”

“Mungkinlah kalian ini siswa SMA?”

Masing-masing dari mereka bergumam dengan suara pelan.

“Ya, kami siswa SMA. Apa kalian semua adalah mahasiswi?” senang telah direspon, Asakura menanyakan itu.

“Ya, kami mahasiswi.”

“Itu sebabnya, kami tidak tertarik pada anak-anak seperti kalian, jadi silakan pergi.”

Dan, seperti dua pria yang sebelumnya, kami mendapat kata-kata penolakan langsung.

“...Eh, tunggu sebentar. Dua orang yang di belakang itu..., bukankah mereka cukup tampan?”

Salah satu gadis mengatakan itu dengan berbisik, yang dimana aku bisa mendengarnya. 

Kemudian, mata mereka semua diarahkan ke Ike dan Kai...

“Yah, aku cukup yakin kalau pria yang lebih muda itu adalah tipeku...”

“Apa kalian mau bermain dengan Onee-san-Onee-san di sini.”

“Wow, kalian cukup berotot! Keren banget.”

“Apa kalian melakukan aktivitas klub?”

Pikiranku langsung tersangkal.

Ike dan Kai, mereka berdua masing-masing dikelilingi oleh dua mahasiswi, dan memiliki bunga di kedua tangan mereka.

“Yah, aku bermain sepak bola, jadi...”

“Aku tidak melakukan olahraga apapun secara khusus.”

Ike dan Kai menanggapi seperti itu dengan ekspresi bingung di wajah mereka.

“Eh~, apa kalian malu-malu? Imut banget♡.”

Melihat mereka yang seperti itu, mahasiswi-mahasiswi itu tampak bersenang-senang.

Dan..., seolah berbanding terbalik dengan ekspresi Ike dan Kai, Asakura menampilkan ekspresi keputusasaan.

Kekhawatiran yang kumiliki telah benar-benar terjadi. Pastinya, jika pria tampan seperti Ike dan Kai terlibat dalam sesuatu seperti menggoda para gadis, maka itu pasti akan diterima dengan baik oleh para gadis... Cuman ya, risikonya adalah semua perhatian akan diambil oleh mereka berdua. Kenyataannya, Aku dan Asakura diabaikan, jauh dari pandangan mereka.

Aku mencoba menghibur Asakura, tapi—

“Aku lagih haus nih. Hei, mau tidak menemaniku sebentar ke toko yang di sana?”

Gadis yang terakhir, yang tidak mendekati Ike dan Kai, mendekatiku. Kemudian, di meraih tanganku dan mulai menarikku untuk berjalan.

Aku terkejut dengan situasi yang tidak terduga itu. Tidak kusangka kalau memakai kacamata hitam seperti ini benar-benar akan ada efeknya... Saat aku tekejut seperti itu, aku  memandang ke arah Asakura, dan melihat ekspesinya tampak sangat depresi saat dia menatapku.

...Maaf, Asakura. Aku jadi merasa tidak enak padamu.

Dengan pemkiran itu, aku berjalan di samping gadis itu, dengan tanganku digenggam olehnya.

Setelah kami agak jauh dari Ike dan yang lainnya.

“Hei, kau itu sebenarnya tidak tertarik dengan gagasan menggoda gadis-gadis, kan?”

Gadis itu, yang berjalan di sampingku, bertanya seperti itu padaku.

“Eh..., yah, begitulah.”

Aku bingung harus menjawabnya seperti apa, tapi saat aku melihatnya secara mengejutkan tampak sangat tenang, aku menjawabnya dengan jujur.

“Sebenarnya, aku sendiri juga tidak tertarik dengan gagasan seperti itu.”

“Begitukah?”

Dengan tampilan yang keren, dia berkata,

“Itu sebabnya, aku merasa beruntung bisa keluar dari situasi seperti itu.”

“Oh, jadi begitu toh.”

Pantas saja. Aku penasaran akan alasan mengapa dia justru mendekati pria yang tampak menakutkan sepertiku, alih-alih mendekati Asakura yang memang ingin menggoda gadis. Tampaknya itu karena dia tahu kalau aku tidak tertarik dengan gagasan seperti itu.

Jadi intinya, gadis ini menggunakanku agar bisa keluar dari situasi itu.

“Begitulah, jadi yah, terima kasih.” serunya, menatap ke arahku dengan wajah yang memerah.

“Tidak, akulah yang harusnya berterima kasih.”

Saat aku menjawab seperti itu, dia berhenti berjalan. Karena sejak tadi tanganku digenggam olehnya, aku juga ikut berhenti.

“Ada apa?”

Terhadap kata-kataku, dia meletakkan jari telunjuknya di bibirnya, dan kemudian berkata,

“...Bisakah kau datang ke sini sebentar?”

“Loh, bukannya di situ bukan ke arah toko?”

Saat aku bertanya begitu sambil ditarik olehnya, dia tersenyum nakal sebelum menjawabku.

“Yah, karena jarang-jarang ada kesempatan seperti ini, kenapa kita tidak ngobrol-ngobrol berduaan di tempat di mana tidak ada orang lain di sekitar kita?”

Mungkingkah dia tidak ingin terlalu cepat untuk kembali ke tempat tadi?  Berpikir begitu, kupikir tidak ada salahnya untuk menenaminya sebentar, dan mencoba untuk setuju—

“Aah, akhirnya ketemu juga kau, Senpai!”

“Yuuji-kun, dari tadi aku mencarimu, loh!”

Dari belakangku, suara yang tidak asing mencapai telingaku, dan aku menoleh ke belakang.

Di sana, ada Kana yang mengenakan pakaian renang, dan Touka yang memakai T-shirt di atas pakaian renangnya.

Aku tidak berpikir kalau mereka tahu bahwa aku akan pergi ke pantai, jadi kurasa ini mungkin hanya kebetulan.

......Eh? Tapi barusan mereka sempat mengatakan sesuatu seperti mereka sedang mencariku, kan? Apa maksudnya itu?

Saat aku berpikir begitu, mereka melihat ke arah bawah, atau lebih tepatnya ke arah tanganku yang sedang bergenggaman dengan tangan gadis asing yang tidak kukenal, dan kemudian berkata dengan nada suara yang tegas.
.
.
.
“Ara, Senpai? Di saat kau memiliki pacar yang sangat cantik sepertiku, sesuatu seperti menggoda gadis lain tidak  akan kau lakukan, bukan?”
.
.
.
“Hei, Yuuji-kun. Aku sudah mengatakannya padamu berulang kali, kan? Kalau kau sudah merasa bosan dengan Touka-chan, kau selalu bisa untuk memanggilku?”

“Ngomong-ngomong, aku mau nanya nih..., siapa gadis-gadis ini?”

Gadis itu tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah Touka dan Kana yang tiba-tiba muncul, dan kemudian mengalihkan pandangan yang bergejolak ke arahku saat dia menanyakan itu.

Namun, sebelum aku bisa menjawabnya...,

“Bisa dibilang, aku adalah pacarnya!”

Saat Kana mengatakan itu,

“Orang ini hanyalah penguntit, akulah pacarnya...., Kau sendiri, siapa ya?” tanya Touka, dengan nada suara dingin yang mengerikan.

Mengesamapingkan apa yang baru saja Kana katakan, serta apa yang baru saja Touka katakan tentang Kana, fakta bahwa Touka adalah pacarku tidaklah salah.

Kemudian, saat aku mengangguk untuk mengkonfirmasi pernyataan Touka pada gadis yang ada di sampingku...,

“...Uwaa, kau yang terburuk.”

Dengan wajah yang lugas, dia dengan cepat melepaskan tanganku lalu pergi dari situ.

Sekalipun dia tahu bahwa aku tidak berniat untuk menggoda gadis-gadis, tapi tetap saja, dia pasti tidak bisa menerima fakta bahwa aku ikutan menggoda gadis bersama temanku meskipun aku sudah punya pacar.

Setelah melihat punggungnya menghilang di tengah keramaian, aku bertanya.

“Ngomong-ngomong, kenapa kalian berdua bisa ada di ini?”

“Yang lebih penting daripada itu, Senpai, tidakkah ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku?”

Namun, tanpa bisa mendengar jawaban atas pertanyaanku itu, Touka mengirimiku tatapan dingin dengan senyum mengerikan di mulutnya. Sekalipun aku dan dia adalah [pacar palsu], dia mungkin merasa tidak nyaman dengan gagasan aku meninggalkan dirinya untuk berduaan dengan gadis lain.

Aku mencoba untuk memahami perasaan Touka, dan mencoba untuk meminta maaf, tapi...,

“Itu karena Yuuji-kun sudah bosan denganmu Touka-chan, jadi tidak heran lagi kan kalau dia sampai selingkuh?”

Seperti itu, Kana mulai mengompori Touka.

Dan alhasil, Touka tampak kesal.

“Yah, aku tidak ingin diberitahu sesuatu seperti itu oleh Natsuo-chan yang bahkan sama sekali tidak pantas menjadi sainganku!”

Terhdap perkataan Touka, garis biru muncul di pelipis Kana, namun, hari ini dia sedikit berbeda. Setelah menarik napas dalam-dalam dan mengabaikan kata-kata itu, dia kemudian menatap ke arahku.

“Yuuji-kun, kau juga pasti punya sesuatu yang ingin kau katakan padaku, kan?”

Dengan senyum yang malu-malu, Kana mengatakan itu saat dia meletakkan tangannya di belakang pungunggnya. Tidak seperti Touka, dia tidak terlihat marah lagi.

...Yah, kurasa aku tahu apa yang dia ingin aku katakan paadanya. Pasti dia ingin aku mengomentari pakaian renangnya.

Saat ini, Kana mengenakan bikini berwarna putih. Itu sangatlah cocok dengan citranya, dan terlihat bagus untuknya. Tapi ya..., dalam sosoknya yang mengenakan pakaian renang seperti ini, dada  miliknya terlihat semakin menakjubkan.

“Nah, kau tidak punya tidak punya apa-apa untuk dikatakan kepada Hasaki-senpai, kan, Senpai?”

“Pakaian renang itu terlihat bagus untukmu.”

“Issssshhhhhh!!!”

Saat aku memuji pakairan renang Kana, Touka menjadi marah, lalu memelototiku dengan kesal.

“...T-Terima kasih. Aku tidak menyangka kau akan memujiku secara blak-blakan seperti iu..., Aku senang sekali..., ehehehe...”  kata Kana, sambil tertawa malu-malu.

“Senpai, abaikan saja penguntit ini...., kau punya sesuatu yang ingin kau katakan PA-DA-KU, kan!?” tanya Touka, dengan nada yang kuat.

...Aku berpikir untuk meminta maaf dengan jujur, tapi saat dia mengambil nada yang kuat seperti barusan, aku adi sedikit bigung.

“T-shirt itu terlihat bagus untukmu.”

“Apa kau sedang mempermainkanku?”

Touka menatapku dengan sangat kesal.

“Maaf...., tapi aku tidak bermaksud selingkuh darimu. Hanya saja, Asakura memintaku untuk menemaninya menggoda gadis-gadis, dan aku tidak bisa menolaknya. Aku memang salah di sini.”

Melepaskan kacamataku, aku mengatakan itu sambil membungkuk ke arah Touka.

“...Yah, aku sendiri tidak berpikir kalau Senpai yang memiliki pacar cantik sepertiku benar-benar serius untuk menggoda gadis lain, jadi yah, aku tidak terlalu mempermasalahkannya kok.”  gumam Touka.

Tampaknya setelah mendengar permintaan maafku yang jujur, rasa kesalnya menjadi sedikit mereda.

“Cuman, jika kau ingin pergi ke pantai..., pastikan untuk mengajakku juga.”

Sambil memalingkan pandangannya, Touka mengatakan itu dengan nada yang terkesan kesepian. Aku yakin dia merasa tersisihkan, dan mungkin itulah alasan dia menjadi sangat marah.

“Maaf...., mulai sekarang akan kupastikan untuk mengajakmu.”

“...Aku senang kau bilang begitu,” Terhadap kata-kataku, Touka bergumam, dan kemudian dia merangkul lenganku sebelum melanjutkan perkatannya, “Kalau begitu, ayo kita bersenang-senang sekarang!”

Dengan ekspresi yang riang, Touka mengatakan itu..., dan di sisi lain, Kana juga ikut merangkul lenganku sebelum dia mulai membuka mulutnya...,

“Ah, Yuuji-kun! Pastikan kalau mulai sekarang kau juga akan mengajakku!”

Touka bereaksi terhadap kata-kata Kana, dan aku mengambil keputusan sambil mendengarkan mereka berdua berdebat lagi.

Aku tidak boleh sampai membiarkan Asakura yang memiliki HP 0 karena gagal menggoda gadis-gadis melihat situasi ini.



close

5 Comments