
Selingan 1
Sesi Pakaian Renang Di Pantai
Setelah menyelesaikan masalah perjodohannya Makiri-sensei, di pertengahan bulan Agustus, aku telah menyelesaikan PR liburan musim panasku.
Saat ini, aku sedang membaca manga romcom yang kubeli versi e-booknya di ponselku, aku bertanya-tanya, jika seorang junior yang seperti di manga ini benar-benar ada, apakah pria yang terlihat menakutkan sepertiku bisa membuatnya merasa takut...? Saat aku berpikir begitu, aku menerima pemberitahuan masuk di ponselku.
Saat aku memeriksanya, rupanya itu adalah pesan dari Asakura.
[Kalau besok kau tidak sibuk, mau tidak jalan-jalan ke pantai?]
Itu adalah ajakan yang cukup mendesak, tapi yah, aku tidak punya rencana untuk besok.
[Oke.]
Saat aku membalas dengan sepatah kata, pesan balasan segera datang.
[Sip, ayo ketemuan di depan stasiun pukul 10:00.] lalu, tanpa adanya jeda, masuk lagi pesan lainnya, [Dan juga, jangan mengajak anak perempuan. Terutama Hasaki atau Touka-chan!]
[Baikkah, tapi kenapa?]
[Pada dasarnya aku sangat, sangaaat ingin melihat Touka-chan dan Hasaki mengenakan pakaian renang,]
Jika memang begitu, mengapa tidak mengajak mereka saja, aku berpikir begitu, namun...
[Tapi, lebih daripada keinginanku itu..., aku tidak ingin melihatmu dilayani oleh dua gadis cantik yang mengenakan pakaian renang.]
Saat aku melihat pesan seperti itu dari Asakura, aku langsung sadar diri.
☆
“Ntap, di sinilah kita..., pantai!”
Lalu, keesokan harinya. Setelah naik kereta dan bus, kami sampai di pantai. Asakura, yang sekrang sudah mengganti pakaiannya ke pakaian renang, meneriakkan itu saat dia menghadap ke laut.
Tubuhnya memiliki otot yang terlatih secara alami. Dan kau juga dapat melihat upayanya dalam kegiatan klubnya sehari-hari. Sebenarnya, olahraga yang dia mainkan adalah voli dalam ruangan, tapi di tubuhnya juga terlihat bekas sengatan sinar matahari, mungkin karena dia juga terkadang berlatih di luar ruangan.
“Seperti dugaanku, sinar mataharinya terik sekali.”
Sambil menyipitkan matanya akibat pancaran sinar matahari, Ike menggumamkan itu.
Ike yang tinggi dan tampan tentunya akan terlihat cocok tidak peduli dengan apa yang dia kenakan, tapi meski begitu, aku harus tetap mengatakan bahwa dia benar-benar terlihat sangat cocok dengan mengenakan celana renang seperti itu,
Meskipun dia bukanlah anggota klub atletik, tubuhnya sangat terlatih dengan baik. Meliaht dari kenyataan bahwa gadis-gadis gyaru berpakain renang yang lewat dan kemudian mulai membicarakan penampilan Ike saja sudah menunjukkan betapa tampannya pria ini.
“Yah, di sini ada cukup banyak orang, ya.”
Sambil menunjukkan senyum masam, Kai mengatakan itu.
Mungkin latihan ototnya mulai membuahkan hasil, karena dia terlihat memiliki otot yang bagus. Dari kejauhan, aku bisa melihat bahwa ada gadis gyaru yang sedang menatap Kai dengan tatapan yang seperti telah menemukan mangsanya. Bagaimanapun, Kai juga merupakan pria yang tampan, jadi sudah pasti dia akan akan populer di tempat-tempat seperti ini.
Anggota hari ini adalah keempat pria ini, atau lebih tepatnya kami berempat.
Aku pun kemudian menoleh ke arah Asakura dan bertanya.
“Terus, apa yang harus kita lakukan saat sudah datang ke pantai? Maaf saja, tapi aku tidak punya pengalaman mengenai ini, jadi aku sama sekali tidak tahu.”
Terhadap pertanyaanku itu, Kai-lah yang menjawabnya.
“Pertama-tama, kita harus mengoleskan tabir surya, Tomoki-senpai!”
“Loh, bukankah sesuatu seperti itu tidak harus dilakukan?”
“Kau tidak boleh meremehkan terik sinar matahari musim panas, Tomoki-senpai. Kalau kau tidak mengoleskan tabir surya di tubuhmu, itu nanti akan sangat menyakitkan.”
Dengan ekspresi yang entah kenapa serius sekali di wajahnya, Kai mengatakan itu.
“Yah, kurasa kau memang benar. Akhir-akhir ini aku mengalami saat-saat yang mengerikan ketika aku berlatih di luar ruangan.”
Asakura setuju dengan Kai, tertawa tanpa daya saat dia mulai mengingat-ngingat.
“Aku sudah membawa tabir surya, jadi kalian bisa menggunakannya!”
Dengan begitu, Kai menawari kami tabir surya.
“Kalau begitu, aku akan menggunakannya dengan rasa terima kasih.”
Kemudian, kami mengoleskan tabir surya yang kami terima dari Kai ke tubuh kami.
“Maaf, Tomoki-senpai. Apa kau keberatan untuk membantuku mengoleskan tabirnya di punggungku?” tanyai Kai, dengan suara memanjakan.
“Ya, aku tidak keberatan.”
Mengatakan itu, aku mengambil tabir surya dan mengoleskannya ke punggung Kai.
“Aku sudah memikirkannya sejak tadi, tapi dibandingkan saat kita pergi ke pemandian air panas, tubuhmu sudah agak berubah ya. Itu menjadi lebih bagus lagi.”
Begitu aku mengatakan itu, Kai mungkin merasa malu, karena telinganya langsung jadi berwarna merah padam,
“Aku senang jika Tomoki-senpai mengatakan itu...” gumamnya.
“Sip, dah beres.”
“Terima kasih! ......Nah sekarang, biar aku yang mengoleskan tabir surya itu ke punggungmu, Senpai.”
“Sungguh? Terima kasih.”
Seperti itu, aku memberinya tabir surya. Kemudian, Kai dengan hati-hati mengoleskan tabir itu ke setiap sudut di pungggungku.
“Seperti yang kupikirkan..., punggungmu memang besar Senpai.”
“Begitulah...., tapi yang lebih penting lagi, menurutku kau tidak perlu terlalu teliti dalam mengoleskannya.”
Saat aku bilang begitu,
“K-Kau benar. Ahaha, maaf soal itu.”
Menjawab begitu, Kai berhenti mengoleskan tabir surya di pungunggku.
“Terima kasih untuk bantuannya.”
Saat aku berkata begitu pada Kai,
“Aku merasa terhormat kalau bisa berguna.” serunya, dengan suasana hati yang sangat riang.
Saat aku merasa terkesan dengan dia yang sangat menghormari seniornya, Asakura memanggil kami.
“Baiklah, aku telah menemukan target yang mantap, jadi sudah saatnya kita pergi.”
“...Apa yang akan kita lakukan?”
Mewakili aku dan Kai, Ike menanyakan maksud dari perkataan Asakura.
“Kau ini nanya apaan sih, pikirmu apa yang akan kau lakukan jika kau datang ke pantai di musim panas bersama dengan sekelompok pria, sesuatu seperti itu kau pasti tahu lah!”
Aku melihat ke arah Ike dan Kai, dan kemudian mereka sama-sama menggelengkan kepala mereka. Saat Asakura melihat ini, dia dengan berlebihan menutupi wajahnya dan meratap.
“Kaaa~gh! Kalian seriusan tidak tahu!? Ya ampun, aku sungguh tidak percaya akan ini!”
Entah kenapa, rasanya hari ini Asakura sangat bersemangat.
“Saat kalian datang ke pantai itu, sudah jelas kan kalau kalian harus menggoda Onee-san yang mengenakan pakaian renang!? Untuk alasan itulah aku mengajak kalian datang ke sini!” dengan semangat yang membara, Asakura menyatakan itu.
Aku tidak tahu bahwa kau harus menggoda seorang gadis saat kau datang ke pantai, tapi aku bisa mengerti mengapa Asakura mengajak dua pria tampan, Ike dan Kai, untuk tujuan seperti itu. Tapi, jika demikian...
“Aku bisa mengerti kenapa kau mengajak Ike dan Kai untuk membantumu menggoda gadis-gadis, karena yah, itu akan bisa membuatmu menggunakan mereka sebagai umpan. Tapi jika pria yang menakutkan sepertiku ikutan juga, kupikir aku akan berakhir menakuti mereka, dan alhasil, rencanamu itu gagal total.”
Saat aku bilang begitu, Asakura menyeringai.
“Tidak, kau tidak perlu khawatir, aku sudah punya solusi tentang itu.”
Setelah mengatakan itu, Asakura mengeluarkan kacamata hitam dari saku celana renangnya. Dan kemudian, dia memakaikan kacamata itu padaku.
“Kalau kau mengenakan kacamata hitam seperti ini, dan menata rambutmu dengan benar...” Sambil mengatakan itu, Asakura mulai mengotak-atik rambutku. Dan setelah dia mengangguk puas, dia melanjutkan perkataannya. “Nah, gini kan mantep! Dengan begini, kau terlihat seperti pria macho yang menjadi tipe nya gadis-gadis gyaru berpakaian renang,”
...Apa yang barusan itu pujian? Aku tidak bisa untuk tidak bertanya-tanya seperti itu.
“Tapi kan, sekalipun aku mengenakan kacamata hitam, wajah yang menakutkan akan tetap terlihat menakutkan, bukan? Kurasa itu malah hanya akan membuat mereka tambah takut.”
Terhadap kata-kataku itu, bahu Asakura tampak gemetar.
Sungguh, Asakura sangat bersemangat hari ini.
“Tentunya, kau akan terlihat menakutkan jika kau biasanya memakai kacamata hitam. Tapi, saat ini kita sedang berada di pantai loh.”
“Memang benar, saat kau berada di pantai, suasana yang ada di tempat itu akan membuatmu cenderung merasa tidak takut terhadap orang yang mengenakan kacamata hitam.”
Ike, yang mendengar kata-kata Asakura, juga setuju.
“Senpai yang berpenampilan beda dari biasanya juga keren loh.”
Kemudian, Kai berkata begitu dan memujiku.
Rupanya, saat dipadukan dengan suasana yang ada di pantai seperti ini, kesan menakutkan seseorang akan menjadi sedikit berkurang..., tapi tetap saja, apa itu benar-benar tidak akan membuat orang lain merasa takut?
Saat aku mengkhawatirkan sesuatu seperti itu...
“Tapi Asakura, aku tidak tertarik untuk menggoda gadis-gadis.”
Tiba-tiba, Ike mengatakan itu pada Asakura yang penuh motivasi.
“......Hah?”
Wajah Asakura langsung berubah menjadi serius begitu dia mendengar kata-kata Ike.
“Yah, aku sendiri juga tidak tertarik.” lanjut Kai.
“Dan untukku sendiri..., nanti aku akan dimarahi oleh Touka.”
Dengan kesan meminta maaf, aku mengatakan hal yang serupa kepada Asakura, yang memiliki ekspresi hampa di wajahnya. Dan selain itu, jika aku menggoda seorang gadis di sini, aku yakin itu hanya akan menyebabkan trauma bagiku dan gadis itu. Karenanya, sebisa mungkin aku tidak ingin melakukannya.
Mendengar kata-kata kami, Asakura melipat lututnya dan berjongkok di tempat.
Apa ingin tahu, apa dia benar-benar merasa syok? pikirku, saat aku menatap ke arahnya.
Lalu, setelah beberapa saat, Asakura berkata dengan suara yang bergetar.
“Ini adalah musim panasku di kelas 2 SMA. Karenanya, aku tidak ingin menghabiskan seluruh waktuku untuk melakukan kegiatan klub..., tapi seperti Ike dan Tomoki, aku ingin menghabiskan waktuku bersama dengan gadis cantik.”
Mengarahkan pandangannya yang tampak jernih ke arah kami, Asakura menyerukan itu.
Saat menerima tatapan dan suara yang terkesan bersungguh-sunguh itu, aku tidak bisa menjadi begitu kejam untuk mengatakan tidak kepadanya. Kami bertiga kemudian saling mengangguk dan mengulurkan tangan kami ke arah Asakura yang berjongkok.
☆
Lalu, sebagai hasil dari menggoda gadis-gadis bersama Asakura—
“Ara, Senpai? Di saat kau memiliki pacar yang sangat cantik sepertiku, sesuatu seperti menggoda gadis lain tidak akan kau lakukan, bukan?”
“Hei, Yuuji-kun. Aku sudah mengatakannya padamu berulang kali, kan? Kalau kau sudah merasa bosan dengan Touka-chan, kau selalu bisa untuk memanggilku?”
...Entah kenapa, itu menjadi sesuatu seperti shuraba.
Touka dihati
ReplyDeleteUp min 9 selingan lagi
ReplyDeleteNice !!!🔥
ReplyDeleteSeseorang tolong tendang bijinya si kai
ReplyDeleteYandere mode on
ReplyDeleteMantap,eaaa
ReplyDeleteTouka my heart
ReplyDelete